Mohon tunggu...
Nur Habibah
Nur Habibah Mohon Tunggu... Guru - Mencoba mulai menularkan literasi dalam kegiatan sehari-hari menulis

seorang pendidik dari dua orang anak

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Perjalanan Kirgiz Mencari Tanah Air

30 Agustus 2023   21:24 Diperbarui: 30 Agustus 2023   21:31 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Di perkemahan Khan,yang dipimpin Abdul Rashid yabg berusia 68 tahun. Memakai topi bulu  besar berjalan terhuyung-huyung dengan tongkat kayunya memasuki tenda pengunjung, ia duduk diatas matras, suasana menjadi senyap. Para Lelaki Kirziq duduk menjongkok,drngan kepala menunduk. Khan mulai berbicara dengan suara lemah seakan tak berdaya, terlihat ia begitu kehabisan napas setiap menyelesaikan satu kalimat.

Kirziq hampir 100 tahun melakukan perjalanan untuk mencari rumah. Mereka berasal dari tepi sungai Yenisei Siberia. Perjalanan mereka berhenti di di pegunungan Tien Shan wilayah Kirgizstan sekarang Xianjiangnya Cina.

Tahun 1961 terjadinya revolusi Bolshevik di Rusia. Orang-orang Asia Tengah melawan komunis hal inilah  membuat bangsa Kirgiz mengungsi ke Cina dan Afganistan.awalnya mereka mengungsi ke China karena Cina kemudian menganut komunis akhirnya mereka kembali ke Afganistan Pamir. Pada tahun 1970 afghanistan dipengaruhi soviet menganut komunis maka pada tahun 1978 Kirzig meninggalkan Afghanistan. Mereka melakukan perjalanan yang panjang dan ekstrim menuju Pakistan selama dalam perjalanan sebagian orang-orang sepuh dna perempuan mati dalam perjalanan tersebut.

Sampai di Pakistan Qul mengajukan lima ribu bisa ke Amerika Serikat, mereka berencana menuju Alaska sesuai dengan iklim Pamir. Bertahun tahun penantian itu bisa tidak juga terbit, lama kelamaan banyak warga Kirziq yang mati karena buruknya cuaca di kamp pengungsi Pakistan.salah seorang anggota kaum bernama abdul Rashid memimpin lima puluh keluarga kembali ke Pamir.

Mereka tidak bisa makan minum,Abdul Rashid mengatakan" Kami adalah orang dari atap dunia,hanya ada ymah bagi kami:Pamir,tidak ada yang lain."

Sebanyak 250 keluarga yang tinggal di pakistan yang bersama Rahmad Qul, akhirnya ada tahun 1982 Turki Menerima mereka kemudian ditempatkan dekat Danau Van di Turki Timur. Orang Kirziq mengatakan tempat ini Ulu Pamir l

(Pamir Raya) untuk mengingatkan mereka pada tempat mereka yang telah mereka tinggalkan.

Khan Abdul Rashid selalu memutar video perjalanan  anaknya di Turki. Kehidupan yang serba modern, anak-anak bekerja di kantor, anak-anak perempuan belanja di toko, terlihat anak-anak yang sehat, sedangkan di Pamir sebagian anaknya kurang gizi. Melihat fenomena tersebut Abdul Wali berkata,"Hidup itu mestinya seperti itu!,Pamir memang rumah,tapi bisakah kamu sebut hidup disini sebagai hidup?"

Mendengar perkataan anaknya  Khan sangat kecewa" kehidupan kita lebih baik daripada mereka. Kehidupan mereka itu bukan di tangan mereka sendiri. Mereka bukan orang merdeka. Apakah mereka bisa masih bisa disebut Kirgiz kalau mereka sudah tidak mengembara lagi?"

Abdul Wahid kemudian kembali ke kampnya, ia terlihat bersedih hati. Hidup apa yang kita punya di sini?"Ia duduk kemudian menghidupkan opium ke atas api kecil sampai bubuk itu menggumpal menjadi bola kecil."kamu sebut ini  hidup?" Tanai air?" dan menaruh bola opium itu pada pipa panjang dan menaruh pipa itu di atas api kecil sementara mulutnya di ujung lain pipa. "Kami masih hidup dalam sejarah. Kami bahkan belum tiba di abad pencerahan!"

Perjalanan panjang yang begitu  jauh demi mencari surga di Afganistan. Entah kenapa hati terasa hancur. Apakah Tanah air selalu berupa fantasi sempurna dan duka di hadapan realitas?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun