Aku menyusuri jalanan kota Jakarta tanpa tujuan. Berjalan kesana kemari hanya untuk menghirup udara segar malam ini. Semua karena Reza, dia orang yang ku sayangi dan cintai membatalkan kencan sebelah pihak, siapa yang tak marah jika kalian sudah siap kencan tapi pacar kalian membatalkan. Aku jadi kesal mengingat pembicaraan di telfon tadi.
"Maaf ya sayang kencan kita batal dulu, aku masih ada kerjaan kantor" tut...tut..tut..Â
Belum sempat aku bicara sepatah kata telfon sudah di matikan. Sebenarnya ini bukan yang pertama kalinya dia lebih memprioritaskan pekerjaannya. Aku dan Reza sudah berpacaran 2 tahun 1 bulan dari saat kuliah dulu. Reza adalah orang yang sangat romantis, baik, tampan, dan sabar tapi itu DULU sekarang dia sudah berubah.Â
***
Aku berangkat kerja dengan mood yang buruk karena kejadian semalam, bukannya tidak pengertian tapi aku sudah bosan dengan kelakuan Reza yang sangat sangat memprioritaskan pekerjaanya dari pada aku yang berstatus pacarnya, bahkan dia pernah bilang akulah sumber kebahagiannya.
Aku dan Reza berbeda tempat kerja tapi kantor kami sangat dekat hanya berjarak dua gedung pencakar langit. Jadi tidak heran jika Reza sering menghampiriku saat makan siang. Dan aku berniat memutuskan hubungan ini saat makan siang nanti. Aku sudah sangat muak dengannya sudah berapa kali aku minta putus karena alasan yang sama yaitu pekerjaanya lebih penting dibandingkanku. Tapi dengan berbagai alasan dia ingin tetap melanjutkan hubungan ini. Aku terdengar sangat jahat bukanÂ
***
" Diva mari kita makan di restoran simpang7 " ajaknya sambil menggaet tanganku tak peduli jika aku sedang marah, dasar tidak peka.
" Pakailah seatbelt mu Div atau aku yang pakaikan" senyum jailnya mulai, memang ia tak sadar jika aku marah.
"Hmmm" Aku menuruti semua perintahnya sambil diam.Â
Sesampainya disana dia memesan makanan untuknya dan untukku karena dia sangat tau seleraku.sambil menunggu makanan aku hanya memainkan handphone dan enggan menatap Reza aku takut pertahananku runtuh dan lupa akan niatku memutuskannya. Pelayan mulai datang membawa pesanan kami dan menaruhnya di atas meja kemudian pergi barulah Reza membuka pembicaraan