Mohon tunggu...
Nur Fuji H
Nur Fuji H Mohon Tunggu... Mahasiswa - Nfhjyh

Fhujy nfh

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Esai Kritik Seni Pertunjukan Roro Jonggrang pada Akun Channel Youtube GF Production yang Diunggah pada Tahun 2018

27 November 2021   11:34 Diperbarui: 27 November 2021   11:39 1074
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Roro Jonggrang adalah sebuah legenda atau cerita rakyat populer yang berasal dari Daerah Istimewa Yogyakarta dan juga berkembang di Jawa Tengah, Indonesia. Cerita ini mengisahkan cinta seorang pangeran yang bernama Bandung Bondowoso kepada seorang putri jelita atau Roro Jonggrang, yang berakhir dengan dikutuknya sang putri akibat tipu muslihat yang dilakukannya. Dalam teater Roro Jonggrang ini juga menjelaskan legenda terbentuknya Candi Sewu, Candi Prambanan, Keraton Ratu Baka, dan arca Dewi Durga yang ditemukan di dalam Candi Prambanan.

Rara Jonggrang artinya adalah "dara (gadis) langsing". Dalam teater Roro Jonggrang ini dikisahkan bahwa Bandung Bondowoso sebenarnya adalah anak kandung dari Roro Jonggrang. Namun dengan kecantikan Roro Jonggrang membuat Bandung Bondowoso tergoda sehingga Bandung Bondowoso ingin menikahinya. Dalam hal itu Roro Jonggrang menolaknya, namun apa daya Roro Jonggrang ketika Bandung Bondowoso tidak mempercayainya bahwa ia adalah ibunya, serta Bandung Bondowoso terlanjur mencintainya. Dengan begitu Roro Jonggrang memberikan syarat dibuatkan candi sebanyak 1000 dalam waktu satu malam, dimana syarat itu dianggapnya mustahil jika terjadi. Tidak menyerah begitu saja, Bandung Bondowoso meminta bantuan para jin untuk membangun 1000 candi dalam waktu satu malam itu. Hal ini diketahui oleh Roro Jonggrang, ia pun marah dan meminta para dayangnya untuk membangunkan warga untuk menumbuk lesung, dengan tujuan membangunan ayam agar berkokok yang menandakan bahwa hari telah pagi. Roro Jonggrang pun murka setelah mengetahui apa yang telah dilakukan Roro Jonggrang tersebut, ia menganggap Roro Jonggrang licik dan kemudian Bandung Bondowoso mengutuk Roro Jonggrang menjadi sebuah patung, dimana patung tersebut menjadi candi yang ke 1000 pada malam itu.

Dalam teater Roro Jonggrang ini lighting atau pencahayaan di panggung dibuat minim atau sedikit pencahayaan, sehingga teater terlihat mirip seperti pada cerita Roro Jonggrang, yaitu menunjukkan waktu malam hari, serta cahaya lebih menyorot ke background yang dibuat sedemikian rupa, sehingga keadaan sekitar lebih tersorot dibandingkan para tokoh pemainnya.

Roro Jonggrang diperankan oleh perempuan yang mengenakan baju kemben yang dilengkapi dengan selendang dan rambut konde, dimana digambarkan seperti perempuan Jawa zaman dahulu.

Tokoh Bandung Bondowoso diperankan oleh laki-laki yang mengenakan tapih yang dilengkapi dengan blangkon di kepalanya, ini menggambarkan laki-laki yang berwibawa di Jawa pada zaman dahulu. Kostum jin dalam teater ini benar benar menyerupai jin di film-film, yaitu jubah putih serta rambut panjang menutupi muka, yang sangat berkesan bahwa ini adalah salah satu ciri jin.

Gerakan gerakan Roro Jonggrang dan Bandung Bondowoso dibuat layaknya pasangan sedang berdansa, sehingga nampak seperti setengah tarian balet yang unik, serta diiringi oleh para dayang yang berkostum mirip dengan Roro Jonggrang. Hal yang lebih menarik dari teater ini adalah pengambian gambar keseluruhan secara full shot, yaitu dimana gambar diambil full dari kepala hingga kaki, sehingga terlihat seperti benar-benar menggambarkan cerita di dalam teater tersebut.

Sedikit pandangan penulis mengenai seni teater Roro Jonggrang, bahwa sifat egois adalah salah satu tombak untuk diri sendiri. Kedua, janji adalah kepercayaan, dimana ketika janji diingkari hancur sebuah kepercayaan yang juga menyakiti hati.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun