Mohon tunggu...
Nur Fitriyah
Nur Fitriyah Mohon Tunggu... Dosen - Full time mom & part time lecturer

Seorang ibu yang hobi memasak, mencoba menambah peruntungan dengan menjadi dosen.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Temukan Rahasia di Balik Home Garden: Bagaimana Desa Gondang Wetan Melawan Stunting?

11 Agustus 2024   03:56 Diperbarui: 11 Agustus 2024   04:17 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penyuluhan praktik Home Garden oleh Tim (Gambar Pribadi)

Desa Gondang Wetan di Kecamatan Gondang Wetan, Kabupaten Pasuruan, menunjukkan komitmennya dalam upaya pencegahan stunting melalui penerapan praktik Home Garden.Kegiatan ini adalah bagian dari program pengabdian masyarakat yang diketuai oleh Ibu Nora Ria Retnasih, bersama anggota dosen Nur Fitriyah Ayu Tunjung Sari dan anggota mahasiswa Yuvi Putri Septiana, dari UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.  Mengusung tema pemberdayaan keluarga, sosialisasi ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya ketahanan pangan dan gizi seimbang dalam pencegahan stunting.

Acara yang dilaksanakan pada 6 Agustus 2024 di pendopo Kelurahan Gondang Wetan ini dihadiri oleh 20 ibu hamil dan memiliki anak balita, serta 10 anggota PKK. Diawali dengan pembacaan Istighosah dan Mars PKK, kegiatan ini berlanjut ke sesi utama yang membahas penerapan Home Garden sebagai solusi praktis dalam menjaga keseimbangan gizi keluarga.

Dalam paparannya, tim sosialisasi menyoroti data stunting di Kecamatan Gondang Wetan, di mana 10% balita masih terindikasi stunting. Ditekankan pula pentingnya konsumsi gizi seimbang yang meliputi karbohidrat, protein, dan serat bagi ibu hamil dan anak balita. Praktik Home Garden diperkenalkan sebagai alternatif untuk memenuhi kebutuhan pangan sehat, baik melalui media hidroponik maupun media tanah, dengan penjelasan mendetail mengenai kelebihan dan kekurangan masing-masing metode.

Respon peserta sangat positif, dengan banyaknya pertanyaan yang diajukan. Beberapa ibu menyampaikan kekhawatiran tentang anak-anak mereka yang masih tergolong Bawah Garis Merah (BGM) meski makan dengan lahap. Tim pengabdian menjelaskan bahwa kualitas gizi lebih penting dari kuantitas makanan, dan menekankan pentingnya keseimbangan gizi.

Selain itu, peserta juga menanyakan cara menghadapi anak yang tidak suka sayur. Solusi yang ditawarkan adalah dengan mengenalkan sayuran melalui praktik Home Garden sejak dini, sehingga dapat menarik minat anak untuk mengonsumsinya.

Tidak hanya fokus pada anak, diskusi juga mencakup masalah ibu hamil yang mengalami mual dan penurunan nafsu makan selama trimester pertama. Tim memberikan berbagai solusi praktis, seperti mengonsumsi makanan yang mudah dicerna dan memperhatikan asupan cairan.

Kegiatan ini berjalan dengan lancar dan interaktif. Menurut Inni Khoiriyah, Ibu Lurah Kelurahan Gondang Wetan, antusiasme peserta terlihat jelas dari banyaknya pertanyaan yang diajukan, bahkan setelah sesi diskusi resmi ditutup.

Acara ditutup dengan pembacaan program kerja dari Pokja 4, penandatanganan berita acara, serta penyerahan cinderamata berupa seperangkat alat berkebun kepada pihak desa yang diwakili oleh Inni Khoiriyah. Sebagai kenang-kenangan, sesi foto bersama dan pembuatan video jargon dilakukan, dan biji tanaman sayur dibagikan kepada semua peserta yang hadir.

Inisiatif ini diharapkan dapat menjadi model pemberdayaan masyarakat yang dapat diadopsi oleh desa-desa lain dalam upaya mencegah stunting dan meningkatkan ketahanan pangan secara mandiri.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun