Mohon tunggu...
Nurfitria Resta Oktaviani
Nurfitria Resta Oktaviani Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Mahasiswa Teknologi Pangan Fakultas Teknik Universitas Pasundan

Membahas seputar Teknologi pangan, topik topik politik, pendidikan, inspirasi, motivasi, bisnis, senang berbagi pengalaman dan bertukar pikiran. Semoga bisa bermanfaat untuk para pembaca ❤

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

[RTC] Surat Untuk Hatimu Cepat Membaik Indonesia

1 Februari 2021   00:55 Diperbarui: 1 Februari 2021   00:57 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumen instagram Madhirooeji

Beberapa minggu kebelakang, Indonesia sedang dilanda banyak sekali cobaan musibah yang menimpa banyak daerah secara bertutut-turut. Belum selesai kita berperang melawan Virus Covid 19 dan masih dalam tahap pencegahan virus Covid 19 ini ditambah dengan munculnya banyak bencana-bencana menambah beban baru untuk negeriku. 

Beberapa bencana yang dapat saya kutip diantaranya : Banjir bandang di Deli serdang dengan 9 orang hanyut 27 july 2020 banjir bandang di Sumatra Utara,  sabtu 31 Oktober 2020 potensi ancaman erupsi merapi yang tinggal menghitung hari, selasa 1 Desember 2020 Gunung Semeru meletus status masih dinyatakan waspada, 30 November 2020 erupsi gunung merapi bersamaan dengan La Nina banjir lahar dingin, 29 November 2020 gunung Ile Lewotolok meletus stausnya naik level menjadi level siaga, sabtu 9 januari 2021 pesawat Sriwijaya Air hilang kontak di Pulau Lancang Kepulauan Seribu, 14 januari 2021 wafatnya ulama Ali Syeikh Mohammad Ali Jaber , 17-19 januari 2021 peringatan dini gelombang tinggi for all the world for Indonesia, 17 januari 2021 bencana di manado, 21 januari 2021 gempa bumi di Sulawesi Utara, 27 januari 2021 merapi (Jawa Tengah) meletus sangat besar, 30 januari 2021 bongkahan es terbesar di dunia akan segara hilang, 

Yaaa... Inilah cerita Indonesiaku sekarang, masyarakat Indonesia yang sedang berjuang meredam luka, berusaha memikirkan dan mencari solusi dari satu masalah, masyarakat yang sedang berjuang melambaikan senyum yang sedang menutupi rasa sedihnya, dan merengangkan jarak yang sedang dipersempit oleh ketakutan. 

Tanpa kita sadari banyak hati yang terluka, banyak jiwa yang berduka, di luar sana. Kita semua tahu sangat sulit untuk bisa bangkit dari musibah bencana alam yang baru dialami. Namun percayalah bahwa kita semua mampu... kita semua ada disini saling membahu, tetaplah berjuang dan bertahan.

Surat RTC untukmu.....

Sahabat aku tahu kalian sangat merindukan jalanan yang ramai yang sekarang terlihat sangat sepi bahkan mungkin dengan adanya bencana jalanan yang tadinya sangat indah untuk di jelajahi berbalik menjadi jalanan yang rusak dan retak. Sekolah yang dahulunya begitu ramai dikelilingi canda tawa dari teman-teman,omelan-omelan guru, khidmatnya upacara bendera, lapangan yang dipenuhi teriak sorak sorai kini sepi seakan tak bertuan kini tak ada lagi orang yang berkeliaran, kampus yang dipenuhi dengan teman-teman hist dan fashionable, keramaian kota di malam hari yang dipenuhi gedung-gedung tinggi dengan sekeliling lampu malam berkelap-kerlip nan indah dan sekarang berganti menjadi malam yang selalu dipenuhi hati dengan rasa gundah, tukang jajanan pinggir jalan yang selalu dinikmati ramai-ramai karena murah meriah sekarang dipenuhi dengan rasa sepi karena ketakutan memikirkan kehigenisan, bioskop yang setiap minggu sering kita kunjungi beramai-ramai bersama sahabat sekarang berganti menjadi ruangan yang sangat sepi dan beralih menonton melalui streaming online ataupun aplikasi dan menonton sendiri-sendiri di rumah masing-masing, uang jajan yang kita rindukan setiap berangkat sekolah untuk makan dikantin kini berganti menjadi uang kuota untuk sekolah / pun kuliah online, liburan di hari weekday pergi ke tempat wisata seperti pantai sekarang berganti menjadi rasa was-was karena stunami terjadi tiba-tiba dan bisa datang kapan saja menyapu yang ada di pinggiran pantai, melepaskan penat dengan camping di bukit gunung kini harus ditunda karena jalanan licin diakibatkan oleh hujan deras yang terus menerus mengguyur di tambah tanah yang mulai tidak kuat untuk menahan derasnya air sehingga terjadi longsor, jalan- jalan keliling sekitaran taman- taman kota sekarang yang ditakuti adalah terjebak banjir karena terjadi jalanan raya dimana-mana, bahkan mungkin tanpa kita sadari satu persatu orang yang kita kenal pergi dan hatimu hampir patah karena tak sanggup menerimanya tapi hatimu boleh patah, matamu boleh basah tapi ingat, kamu jangan pernah menyerah. Percayalah pelan - pelan semuanya akan kembali baik-baik saja. 

Mengalahlah pada waktu, jika memang semakin sakit, maka terimalah. Kamu hanya perlu percaya bahwa tak ada kepedihan yang berlangsung selamanya. Kecuali memang luka dirimu sendiri yang membiarkan itu terjadi. melangkahlah seolah-olah dihadapanmu ada seseorang yang siap mendekapmu erat.

Sahabatku syukuri apa yang masih ada, jangan biarkan masa lalu mengerogotimu biarkan kesedihan bencana-bencana kemarin merusak kebahagianmu, memang sudah terjadi terima semua dengan lapang dada ikhlaskan dan lihat kedepan "It's time for you move on". tidak peduli apa yang telah hilang dalam hidupmu selama kamu masih mampu bersyukur pada Allah kamu tidak kehilangan apapun. jalani apa saja yang sedang terjadi dan jangan menyesali apa yang telah terjadi. Hidup sedang menguji kamu jangan diam saja ayo bangun sadar dan bangkitlah.!!!! Dekap dan peluklah setiap hal yang terjadi percayalah Allah bertujuan baik meski kita harus melewatinya dengan tangis dan rasa sakit percayalah akan indah pada waktunya 

Bangkit lihat syukuri apa yang masih ada. Hari ini bukanlah untuk menyerah tapi adalah sebuah cita-cita, senjata terbesar adalah semangat hidup selalu jaga semangat itu jangan sampai padam. Bangkitlah dan temukan kekuatanmu, bukan hanya keluargamu saja yang ditolong. Tapi, kamu bisa jadi berkat dan berdampak bagi orang banyak. Selamat tinggal masa lalu hari yang baru. Aku kamu dan kita akan sama - sama berjuang dan kamu tidak sendiri :)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun