Mohon tunggu...
Andi Nur Fitri
Andi Nur Fitri Mohon Tunggu... Konsultan - Karyawan swasta

Ibu dua orang anak, bekerja di sekretariat Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia Komisariat Wilayah VI (APEKSI Komwil VI)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Merawat Warisan Budaya dan Mendukung SDGs (Belajar dari Kota Ambon sebagai Kota Musik Dunia)

31 Oktober 2019   14:41 Diperbarui: 31 Oktober 2019   14:55 332
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kabar gembira pengakuan dari United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) sebagai kota kreatif dengan konsentrasi bidang musik adalah hadiah bagi kota Ambon di tahun ini. 

Tanggal 30 Oktober, 66 kota telah direstui oleh UNESCO sebagai kota kreatif dengan masing-masing potensi. Ambon merupakan satu-satunya kota di Indonesia yang mendapatkan anugrah bergengsi tersebut. Melalui laman resmi en.unesco.org, usaha menciptakan lingkungan yang kondusif, membuka lapangan pekerjaan hingga merawat warisan budaya masyarakat Maluku melalui musik terjawab.

Kota kreatif sebenarnya digagas sebagai laboratorium ide dan gagasan inovatif yang berangkat dari nilai-nilai lokal. Hingga saat ini sejumlah 246 kota telah dinobatkan menjadi kota kreatif oleh UNESCO. UNESCO sendiri mendefenisikan warisan dunia terbagi dalam dua bentuk yaitu : warisan alam dunia dan warisan budaya dunia.

Warisan budaya terbagi lagi menjadi dua yaitu bendawi dan tak benda. Warisan budaya bendawi adalah semua hal yang dapat disentuh dan dipakai. Sementara warisan budaya tak benda mencakup tradisi, ekspresi lisan, termasuk bahasa, seni pertunjukan, adat-istiadat masyarakat, ritus, dan berbagai perayaan. 

Oleh kementrian Pendidikan dan Kebudyaan (Kemendikbud) warisan budaya tak benda adalah segala praktik, representasi, ekspresi, pengetahuan, keterampilan, serta alat-alat, benda (alamiah), artefak, dan ruang-ruang budaya terkait dengannya --yang diakui oleh berbagai komunitas, kelompok, dan dalam hal tertentu perseorangan sebagai warisan budaya mereka. (Kompas.com, 2014)         

Klaim bahwa dari Maluku lahir musisi-musisi bertaraf nasional dan internasional hingga saat ini belum terbantahkan. Glenn Fredly, Harvey Malaiholo, Ruth Sahanaya, atau Daniel Sahuleka yang suaranya menenggelamkan hati dan nama-nama lain yang tersebar di seantero dunia adalah asset yang dimiliki oleh kepulauan Maluku.

Di sisi lain, suasana dan kondisi masyarakat kota Ambon khususnya adalah alasan lain yang mendukung atribut Ambon sebagai kota Musik. Modal sebagai orang-orang berdarah Maluku dengan potensi timbre suara yang khas itulah yang kemudian menjadi warisan budaya. Karena sifatnya yang massif dan berakar dalam kehidupan masyarakat, pemerintah Kota Ambon dibawah kepemimpinan Richard Louhenapessy. S.H menggaungkan Ambon sebagai Kota Musik pada awalnya.

Kota Masa Depan
Dua puluh tahun yang lalu, kota Ambon pernah mengalami masa yang kelam. Tragedi Maluku itu memakan banyak korban dan menimbulkan kesedihan. Tragisnya pertikaian masa lalu adalah pembelajaran terbesar bagi masyarakat Kota Ambon. Banyak yang memprediksi bahwa recovery akan berjalan dalam ratusan tahun ke depan. Namun kenyataan hari ini, musik telah menyatukan mereka.

Rekayasa sosial dan perbaikan segala aspek kehidupan mulai dibangun kembali pasca kerusuhan tahun 1998-1999. Banyak cita-cita yang dibangun oleh setiap pemimpin di kepulauan Maluku, tak terkecuali kota Ambon. Dimulai ketika Pak Ris---sapaan akrab walikota ambon saat ini, Richard Louhenapessy---yang cukup jeli melihat potensi masyarakat.  Peace, fish and Music adalah obsesi tersendiri baginya. Langkah untuk membrand kota Ambon dimulai dengan menawarkan ketentraman dan ketenangan. 

Selain itu, ikan yang merupakan potensi besar di kota Ambon juga dipromosikan sebagai jenis kuliner yang menopang bukan hanya penganan sehari-hari, tetapi juga sumber pendapatan ekonomi bagi masyarakat kota Ambon. Terakhir adalah Musik yang layaknya DNA orang-orang Ambon, mendapatkan perhatian khusus untuk dikelola.

Tanggal 29 Oktober 2016 merupakan sejarah baru bagi kota Ambon. Kenyataan kekayaan musikalitas mereka yang sudah inheren dinyatakan secara resmi oleh Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) dan Pemkot Ambon sebagai faktor yang akan digenjot sebagai sumber pendapatan. Melalui pembentukan Tim Perencana Pembangunan Ambon sebagai Kota Musik Dunia yang selanjutnya diakomodir ke dalam struktur Ambon Music Office (AMO), mulailah langkah-langkah serius diimplementasikan untuk memuluskan Ambon masuk dalam jaringan kota kreatif internasional.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun