Saya segera bangkit dan mengucapkan doa bangun tidur. Segera kupakai mukena dan shalat lail meskipun tidak lagi sempurna karena keburu azan subuh.
Hari ini 15 Mei 2018, kegiatan berjalan sempurna meskipun pada saat ibu Tri Risma Harini menyampaikan sambutan, handy talkienya sempat memberikan sinyal.Â
Saya sempat kaget, begitu pun dengan beberapa peserta yang berada dalam ruangan. Rupanya patroli keamanan masih terus update dengan ibu walikota hingga di hari ini.Â
Pukul 15.30 WIB, sesi yang kupandu selesai. Sambil pamit kepada beberapa panitia dan teman-teman yang masih akan lanjut hingga esok. Akhirnya saya pun duduk di atas pesawat yang akan membawaku kembali ke Makassar. Pikiranku masih melayang pada beberapa orang yang tega melakukan pengeboman, yang mereka pikir akan mendapatkan mati Syahid.Â
Entahlah....jujur saja, sebelum bertolak ke Surabaya pun saya sempat mikir, jika memang ajalku di kota Surabaya karena kasus pemboman, maka mungkin saja Allah akan memberiku predikat mati Syahid. Sederhana, karena sayapun sedang menjalan kan tugas negara...ciye ciye....Namun pikiran itu kubuang jauh.Â
Mati syahid ataupun tidak biarlah menjadi prerogatif Tuhan. Karena saya tidak sedang dan tidak hendak berTRANSAKSI dengaMU ya Allah. Tuhan pemilik kehidupan dan kematian. Syukran Ya Rabbi.
 Catatan Hati di atas pesawat GA 367, 15 Mei 2018.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H