Mohon tunggu...
Nur Febri Aldilla
Nur Febri Aldilla Mohon Tunggu... Mahasiswa - UIN Sumatera Utara Medan

Bacalah apa yang kau tulis dan tulislah apa yang kau baca

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kabar Tak Terduga

31 Januari 2025   18:49 Diperbarui: 31 Januari 2025   18:49 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Matahari menyambut begitu hangat, sinarnya yang begitu cerah kini mulai memasuki sela-sela jendela kamarku. Disusuli dengan kicauan burung-burung yang begitu merdu menyambut pagi itu. Perlahan akupun mulai terbangun dari tidurku. Namaku adalah "Kayra". Usia ku sekarang 18 tahun. Aku bersekolah di SMA Bintang Harapan. Aku mempunyai hobi membaca dan juga melukis.

"Ayraa...ayo cepat bangun nak, nanti kamu terlambat berangkat sekolah". Ya, itu adalah suara ibuku yang setiap paginya menjadi alarm dirumah ini.

"Iya ibu, Ayra sudah bangun kok". Aku menjawab, sambil bergegas bersiap untuk berangkat sekolah.

Kebetulan jarak rumahku kesekolah lumayan jauh, sekitar 30 menit, itu sebabnya ibu selalu membangunkan ku lebih awal, agar aku tidak terlambat untuk pergi kesekolah, apalagi aku berangkat sekolah menggunakan sepeda, jika terlambat saja satu menit maka jalanan akan dipenuhi dengan kendaraan yang begitu padat.

"Ayo sini nak, sarapan dulu, ibu sudah membuatkan mu kue coklat dan susu vanilla kesukaan mu". Ibu menghampiri ku sambil menarik tangan ku.

"Wawww, ini sangat lezat bu". Jawabku.

Kue coklat adalah kue terfavorit ku, setiap kali ibu membuat kue itu, akulah orang yang pertama mencicipinya. Entah bahan apa saja yang dipakai oleh ibu untuk membuat kue itu, sehingga rasanya itu membuat siapa saja yang memakannya akan ketagihan, tapi yang pasti ibu membuat nya dengan penuh cinta.

"Ibu, Ayra berangkat sekolah dulu ya". Aku mencium tangan ibu.

"Iya nak, hati-hati ya sayang. Belajar yang rajin ya nak". Ibu mencium kening ku sambil memberiku semangat.

"Siapp ibu". Ujarku.

Kring, kring, kring. Akupun mulai menggoes sepeda ku dengan bersemangat. Sambil menikmati udara yang masih segar dan melihat pemandangan dengan begitu indah. Itulah sebabnya kenapa aku lebih suka berangkat kesekolah menggunakan sepeda. Meskipun ibu beberapa kali membujuk ku untuk tidak lagi memakai sepeda berangkat sekolah. "Ayah kan bisa mengantarkan mu". Itulah kalimat yang selalu aku dengar ketika ibu membujuk ku. Aku selalu menolak bujukan itu, bukannya aku membantah, tapi aku ingin menjadi anak yang mandiri, apalagi usiaku kan sekarang sudah 18 tahun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun