Mohon tunggu...
nurfauzia azaini
nurfauzia azaini Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Mahasiswi Universitas Islam 45

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Review Buku Atlas Wali Songo

6 Februari 2024   09:56 Diperbarui: 6 Februari 2024   10:01 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Penulis:  Agus Suntoyo

Penerbit:  Pustaka IIMAN

Tahun Terbit: 2017

Buku yang berjudul  Atlas Wali Songo yang memiliki 507 halaman yang dibagi menjadi  7bab dengan topik yang berbeda di setiap bab nya. Berikut merupakan point dan komentar di setiap bab nya.

Pada bab pertama, penulis membahas mengenai data geografi,etnik penghuni dan agamanya serta membahas mengenai pengaruh penyebaran islam dari beberapa negara ke Nusantara. Dalam bab ini penulis menjelaskan berdasarkan peta geografi saat ini tentang letak Nusantara  yang berada diantara dua samudera yaitu Hindia dan pasifik dan memiliki 3 wilayah waktu yang dihuni oleh lebih dari 300 suku. Dalam sejarah, penemu fosil manusia purba bernama Eugene Dubois menemukan beberapa jenis manusia purba, semua keturunan manusia purba memiliki ras yang berbeda-beda sesuai dengan jenisnya. Penulis menjelaskan dari berbagai ras tersebut menimbulkan terjadinya perkawinan berbeda ras hingga mendatangkan adanya ras baru. Etnis penghuninya sudah mengenal peradaban yang berkaitan dengan agama beserta ritual pemujaannya sejak pleistosen akhir yang berlanjut hingga era megalithikum. Penulis membagi pengaruh penyebaran agama islam ke Nusantara menjadi 4 yaitu pengaruh Cina, pengaruh Champa, pengaruh India dan pengaruh Arab yang dimana setiap pengaruh memiliki bukti-bukti arkeologi dalam penyebarannya.

Pada bab kedua penulis membahas mengenai para wali dan dakwah islam pra wali songo. Penulis menjelaskan bahwa islam masuk ke nusantara pada abad ke 7 Masehi yang ditandai dengan hadirnya pedagang arab dan persia. Namun, kedatangannya belum dianut secara luas oleh pribumi, era dakwah islam baru ada pada abad ke 15 yang dipelopori tokoh sufi yang dikenal dengan wali songo. Oleh karena itu islam cepat diterima ke dalam asimilasi dan sinkristisme Nusantara walau berasal dari histiografi dan tutur cerita. Dalam bab ini juga menjelaskan sejarah atau histiografi para wali dan bukti arkeologi yang ada, salah satunya makam. para wali yang dibahas dalam bab ini diantaranya yaitu Fatimah binti Maimun, Syaikh Symasuddin al-Wasil, Sultan Malik ash-Shalih, Syaikh Maulana Malik Ibrahim,Syaikh Jumadil Kubra, Syaikh Ibrahim Samarkandi, Syaikh Hasanuddin "Quro" Karawang, Syaikh Datuk Kahfi, Ario Abdillah Palembang.

Pada bab ketiga penulis membahas mengenai kemunduran, perang suksesi dan kehidupan social religi pada akhir masa Kerajaan Majapahit. Awal mula kemunduran majapahit karena adanya perang paregreg yang merebutkan tahta Majapahit. perselisihan ini terjadi antara prabu wikramawarddhana dengan saudara iparnya Bhre Wirabhumi yang akhirnya wafat karena diburu oleh Bhre Narapati dan makamnya dicandikan diberi nama Grisapura. Perang ini mengakibatkan terbunuhnya 170orang prajurit dan banyaknya kerugian. Setelah perang ini selesai masih banyak pemberontakan lainnya. Sri abu kertawijaya memiliki kekuasaan karena beliau menempati urutan raja ke 5 penyebutan Brawijaya V dalam babad tanah jawi dan seorang maharaja Majapahit yang memiliki perhatian besar terhadap perkembangan Islam, beliau juga memberi peluang kepada orang Islam untuk memegang jabatan penting di Majapahit. Kemudian, semenjak wafatnya Sri Prabu Kertawijaya ini banyak sekali konflik yang muncul hingga kerajaannya sempat digantikan oleh beberapa keturuannya sampai kahirnya terjadi perang untuk menyerang Majapahit. Puncak runtuhnya itu terjadi pada peristiwa penyerangan oleh Dyah Ranawijaya Girindra ke ibu kota majapahit akibatnya munculah kadipaten kecil yang terbebas dari kekuasaan majapahit. Dalam kehidupan sosial religi penulis menjelaskan bahwa Masyarakat Asia Tenggara memiliki sifat hidraulik yang terbagi dua yaitu lingkungan keraton dan lingkungan petani. Keduanya memiliki perbedaan seperti perbedaan dalam kepercayaan agama, cara keluar rumah serta cara mereka bertransaksi.

Pada bab 4 penulis membahas mengenai Kerajaan islam tertua di Jawa. Dalam bukunya penulis menemukan fakta bahwa Kerajaan islam tertua bukan kerajaan Demak melainkan Kerajaan Lumajang yang keislamannya akhir abad ke 12 Masehi saat Kerajaan Singhasari dibawah kekuasaan Sri Kertanegara. Menurut penulis ambisi Sri kertanegara dalam menyatukan Nusantara bukan hanya karena politik kekuasaan melainkan Hasrat untuk pengembangan ajaran Syiwa-buddha Tantra sekte Tantra-Bhirawa. Arya Wijaya menganggap Sri Kertanegara seenaknya dengannya, hingga terjadilah penyerangan yang menyebabkan tewasnya Sri kertanegara. Penulis juga menjelaskan tentang dakwah Maulana Malik Ibrahim yang menyiarkan agama islam dengan mendirikan masjid, berdagang dekat Pelabuhan, mendakwahkan kepada raja,mendirikan pesantren, menyampaikan kebenaran islam kepada Masyarakat di wilayah majapahit yang ditimpa kemerosotan akibat perang (paregreg). Sedangkan, perubahan yang terjadi pada masa kekuasaan Sri Wikramawarddhana yaitu munculnya sastra metrum kidung dari timur majapahit. Situs binting yang merupakan jejak  Kerajaan islam tertua di Jawa ini luasnya mencapai 135hektar dan banyak ditemukan artefak sehingga penemuan ini untuk meyakini Kerajaan lumajang adalah Kerajaan islam tertua di jawa.

Pada bab 5 penulis membahas mengenai masa wali songo dalam menyebarkan dakwah islam. Di bab ini juga menjelaskan arti kata dari wali songo, Wali dalam bahasa arab berarti waliyullah yang berarti orang yang mencintai dan dicintai Allah dan songo berasal dari bahasa jawa yang berarti Sembilan. Secara istilah wali songo yaitu Sembilan orang yang mencintai dan dicintai Allah. Sembilan tokoh ini cenderung di individukan oleh masyarat hingga wafatnya makam mereka dijadikan pusat ziarah. Tokoh-tokoh penyebar islam yang berdakwah secara terorganisasi dan sitematis melakukan usaha pengislaman Masyarakat jawa dan pulau-pulau lain di sekitarnya. Masing-masing memiliki peran menyampaikan dakwah lewat berbagai perbaikan dalam sistem nilai dan sistem sosial budaya. Penulis juga menjelaskan peran sufisme dalam proses penyebarannya yang terlihat adanya jejak seperti sastra sufi pasca wali songo dalam bentuk tembang,kidung,syair dan hikayat. Usaha dakwah wali songo juga lewat asimilasi pendidikan seperti mengembangkan lewat asarama,pesantren,padepokan langar,tajuk,masjid dan lainnya.

Pada bab 6 penulis membahas mengenai tokoh wali songo dalam dakwahnya, asal-usul nasab dan pendidikannya. Tokoh wali songo terbagi menjadi 9 yaitu Sunan Ampel yang datang sekitar abad ke 15 untuk membangun masjid,menyebarkan islam dan menikah dengan nyai Ageng manila, dakwahnya membentuk jaringan kekerabatan lewat perkawinan dengan putri penguasa, jejak keagamaan juga masih dijalankan Masyarakat muslim tradisional di pesisir utara jawa. Kedua yaitu Sunan Giri yang dakwahnya dengan memanfaat kekuasaan dan jalur perniagaan salah satu dakwahnya dalam pendidikan. Ketiga yaitu Sunan Bonang yang menguasai ilmu fikih,ushuluddin,tasawuf,seni,sastra dan lainnya dakwah awalnya mendirikan masjid di singkal, kediri. Keempat yaitu sunan Kalijaga, dakwahnya melalui seni dan budaya dan dikenal sebagai perancang alat pertanian. Kelima yaitu Sunan Gunug Jati dakwahnya dengan memperkuat hubungan politis dan memperluas dengan hubungan dengan para tokoh melaui jalur pernikahan. Keenam yaitu sunan drajat yang mengembangkan dakwah melalui pendidikan Masyarakat. Ketujuh yaitu Syaikh siti jenar yang memiliki pandangan kontroversial terhadap dakwahnya. Kedelapan yaitu Sunan Kudus yang tegas dalam menegakan syariat dan dakawahnya dengan mendekati Masyarakat untuk mengetahui kebutuhan yang diharapakan Masyarakat.  Kemudian, yang terakhir yaitu sunan muria yang berdakwah melalui jalur budaya.

Pada bab 7 penulis membahas mengenai pembentukan Masyarakat islam di Nusantara. Dalam bab ini,  Ada empat teori yang dihubungkan dengan proses islamisasi dan perkembangan islam di Indonesia:  pertama yaitu islam disiarkandari india teori ini dari wilayah Gujarat,Malabar,Bengal,coromadel didasarkan asumsi kesamaan madzhab. Kedua, Islam disiarkan dari arab yang berdasarkan kesamaan madzhab yang dianut di mesir dan yaman dengan madzhab yang dianut di Indonesia. Ktiga, Islam disiarkan dari Persia ini berdasarkan kesamaan pada sejumlah tradisi keagamaan antara Persia dengan Indonesia. Keempat, Islam disiarkan dari cina, teori ini berdasarkan unsur kebudayaan cina dalam sejumlah unsur kebudayaan islam di Indonesia.  Tradisi keulamaan di Nusantara bukan hanya menempatkan sosok ulama dengan orang yang memiliki ilmu agama melainkan ruhaniawan. Proses islamisasi dakwah islam salah stunya dengan pendidikan. Penulis juga memaparkan adanya tiga gagasan gurubakti dalam silakrama yaitu orang tua yang melahirkan (guru rupaka), guru yang mengajarkan pengetahuan ruhani (guru pangajyan), dan raja (guru wisesa). Nilai-nilai keislaman yang ditanamkan walisongo atas asas keselarasan. Ada tiga hal pokok yang diubah wali songo dalam proses penyesuaian dengan ajaran islam: pertama kebiasaan samadhi sebagai puji mengheningkan cipta diubah menjadi sholat wajib. Kedua, kebiasaan sesaji dan ketutug diubah menjadi pemberian shadaqah. Ketiga, adat kebiasaan yang meniru dewa dalam upacara perkawinan diubah dengan jalan kebijaksanaan.

 

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun