Mohon tunggu...
nurfatma sari
nurfatma sari Mohon Tunggu... -

Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Parasetamol Obat yang Tidak Efektif

29 November 2014   07:48 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:33 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Parasetamol Obat Yang Tidak Efektif

Parasetamol adalah salah satu obat untuk mengobati segala macam nyeri ringan sampai sedang di tubuh seperti sakit kepala, sakit gigi sampai nyeri punggung bawah yang akut . Parasetamol dapat ditemukan dalam berbagai bentuk seperti tablet kunyah, kapsul, supositoria, cair, bubuk, dan pil yang dapat digunakan untuk setiap rentang usia, dari bayi hingga orang dewasa, tentu dalam dosis yang berbeda.

Adanya penelitian telah mengindikasikan bahwa penggunaan parasetamol di dunia ini telah mencapai jutaan orang karena dapatdimanfaatkan sebagai pereda sakit yang sangat mudah ditemukan. Akan tetapi penggunaan dengan dosis yang tidak sesuai dapat menyebabkan resiko overdosis.

Para ilmuwan dari Northwestern University di Chicago US, melakukan kajian yang mengatakan jumlah dari orang dewasa yang melakukan kesalahan dalam mengkonsumsi parasetamol sekitar 25 % orang dewasa. Dokter biasanya sudah merekomendasikan dosis pemakaian obat ini, namun banyak yang menggunakannya melebihi dari dosis yang dianjurkan dokter dalam waktu 1 x 24 jam.

Kebanyakan dari pasien sering menghiraukan anjuran dosis dan tata cara pemakaian, terlebih untuk mereka yang berumur lanjut, sering sekali tidak ingat berapa jumlah tablet yng telah dikonsumsi. Ada juga pasien yang tidak sadar bahwa dirinya sedang dalam proses perawatan dengan menggunakan obat-obatan yang mempunyai kandungan acetaminophen yaitu bahan aktif pada parasetamol.

Anjuran dosis maksimal dari dokter untuk penggunaan parasetamol dalam sehari adalah 8 tablet 500mg. Dalam sekali minum maksimal  tablet saja dan dilakukan setiap 4 jam. Jika penggunaan yang dilakukan melebihi dari dosis yang ditentukan, konsekuensi yang akan diterima yaitu overdosis. Dimana efek yang ditimbulkannya yaitu demam yang disertai menggigil atau sakit tenggorokan yang tidak terkait denga penyakit sebelumnya menjadi tanda dari reaksi alergi terhadap parasetamol. Luka, bintik-bintik putih di mulut dan bibir, dan luka pada mulut juga merupakan efek samping lain yang bisa terjadi. Selain itu, ruam kulit atau gatal-gatal dicatat pula sebagai efek samping yang lebih umum, dan dalam beberapa kasus, terjadi pendarahan atau memar yang tidak biasa. Lemah, lelah dan nyeri di punggung bagian bawah atau samping adalah efek samping lain terkait dengan intoleransi terhadap parasetamol.

Selain efek ringan yang ditimbulkan, parasetamol juga dapat menimbulkan efek serius yakni kerusakan hati. Kerusakan hati terjadi akibat dosis besar dan penggunaan jangka panjang parasetamol yang ditandai dengan mata atau kulit yang berwarna kuning. Kencing dan tinja berdarah juga merupakan efek samping parasetamol yang menandakan terjadinya iritasi pada lambung.

Dalam sebuah penelitian yang dilakukan Christopher Williams di University of Sydney, memberikan masukannya kepada dunia kesehatan, perihal manfaat parasetamol lainnya yaitu sebagai salah satu obat lini pertama untuk mengatasi nyeri punggung bawah yang nampaknya perlu dipertimbangkan kembali. Hal ini didasarkan pada penelitian mereka dimana terlihat bahwa ketika seseorang diberikan parasetamol yang dibandingkan dengan plasebo, secara rutin untuk mengatasi  nyeri punggung, tidak terlihat adanya perbedaan pada waktu pemulihan penyakit.

Hasil yang ditunjukan pada pengguna parasetamol adalah, untuk waktu pemulihan penyakit nyeri punggung, menghabiskan waktu 17 hari, sedangkan yang diberikan parasetamol menghabiskan waktu 16 hari.

Peneliti hanya menerangkan bahwa ada mekanisme yang berbeda yang ditunjukan oleh parasetamol saat digunakan untuk meredakan nyeri seperti sakit kepala dengan nyeri punggung bawah. Kemungkinan hal ini yang menyebabkan, mengapa tidak ada perbedaan yang siknifikan antara penggunaan parasetamol dengan penggunaan plasebo.

Dengan mengingat efek parasetamol yang tidak baik untuk fungsi hati dan lainnya jika digunakan secara sembarangan maka sebaiknya kita sebagai pengguna harus lebih berhati-hati dalam mengonsumsi obat-obatan yang akan digunakan. Selain itu, takaran yang digunakan dalam mengonsumsi obat-obatan juga perlu diperhatikan agar tidak meimbulkan efek yang membahayakan bagi tubuh.

DAFTAR PUSTAKA

·http://www.manjur.net/13/10/2014/parasetamol-tidak-efektif-untuk-nyeri-punggung-bawah

·http://www.amazine.co/10306/tips-aman-obat-ketahui-efek-samping-parasetamol/

·http://tipskesehatanlengkap.com/bahaya-kelebihan-dosis-parasetamol

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun