PLTB? Apa itu PLTB? Mungkin itu reaksi sebagian besar orang ketika mendengar kata PLTB. Wajar saja, karena kata-kata PLTB masih asing di telinga masyarakat Indonesia.
PLTB merupakan singkatan dari Pembangkit Listrik Tenaga Bayu/Angin. Tidak banyak yang tahu bahwa pada tahun 2007, Pemerintah Indonesia telah membangun pembangkit listrik tenaga bayu. Lokasi pembangkit ini berada di Puncak Mundi, Pulau Nusa Penida Kabupaten Klungkung Bali. Pembangunan pembangkit ini diharapkan bisa memenuhi pasokan listrik untuk wilayah Nusa Penida dan pulau-pulau di sekitarnya.
Pada tahun 2012, saya melakukan perjalanan wisata ke Pulau Nusa Penida. Setelah sampai di sana, tak lupa saya berkunjung ke Puncak Mundi untuk melihat pembangkit listrik tenaga angin ini. Sungguh saya dibuat terpana. Bagaimana tidak? Ternyata Indonesia sudah memiliki pembangkit listrik tenaga angin. Sebelumnya, saya berpikir bahwa pembangkit listrik seperti ini hanya dimiliki oleh negara maju saja.
[caption id="attachment_359518" align="aligncenter" width="417" caption="Salah Satu Kincir Listrik di Puncak Mundi (Dokumentasi Pribadi)"][/caption]
Pulau Nusa Penida memiliki 9 buah kincir listrik sebagai pembangkit listrik tenaga angin. Sayang, pada waktu itu hanya 7 kicir saja yang beroperasi dan dua diantaranya rusak. Di lokasi tersebut, saya juga melihat sebuah bangunan yang berfungsi sebagai gardu listrik. Bangunan tersebut tampak tidak terawat dan tidak berpenghuni. Memang kenyataannya tidak ada seorang pun yang bekerja di sana.
Berita terakhir yang saya dapatkan dari sini dan dari sini, semakin hari semakin banyak jumlah kincir yang tidak beroperasi. Pada tahun 2013, kincir yang rusak bertambah satu menjadi 3 buah. Dan pada tahun 2014, sebanyak 8 kincir tidak beroperasi dan beberapa mengalami kerusakan parah.
Jika pada waktu itu saya dibuat terpana dengan adanya PLTB di Nusa Penida, kini saya dibuat kecewa. PLTB ini tidak mendapatkan perhatian serius dari pemerintah. Â Seandainya saja pemerintah serius terhadap penggunaan energi alternatif, PLTB di Nusa Penida bisa dijadikan sebagai proyek percontohan dan Indonesia bisa keluar dari ketergantungan terhadap penggunaan energi fosil. Tapi sayang, sepertinya penggunaan energi alternatif hanya akan layu sebelum berkembang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H