Mohon tunggu...
Nur Fatma Juniarti
Nur Fatma Juniarti Mohon Tunggu... ibu rumah tangga -

Ibu dua anak yang pernah berkecimpung di dunia pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Dokter, Mungkinkah Engkau Berdamai Dengan Pengobatan Herbal?

30 November 2014   08:04 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:28 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Dokter dan pengobatan herbal  ibarat air dan minyak. Sudah pasti tidak bisa bersatu. Seorang dokter yang profesional sepertinya tidak mungkin memberikan obat-obatan dari herbal kepada pasiennya.

Seorang pasien, biasanya juga akan sembunyi-sembunyi untuk menggunakan obat-obatan herbal. Alasannya? Takut dimarahi dokter. Kecuali jika pengobatan dari alam ini tidak berhasil, para pasien pergi ke dokter untuk mencari pertolongan medis. Pasien ini datang ke dokter dengan keadaan siap mental akan dimarahi.

Pasien yang sembunyi-sembunyi menggunakan herbal sesungguhnya telah membahayakan nyawa diri sendiri. Pasien menjadi serampangan dalam menggunakan obat herbal. Keracunan akibat dosis yang berlebih merupakan hal yang lumrah. Penyakit menjadi bertambah parah karena ketidaktahuan pasien bahwa herbal yang digunakan tidak bekerja secara efektif. Kerusakan anggota tubuh juga bisa terjadi karena pasien menggunakan herbal dalam waktu lama.

Walaupun demikian, saya merupakan orang yang percaya dengan khasiat pengobatan herbal. Perkenalan saya dengan obat herbal berawal dengan cara yang sangat unik. Waktu itu saya menonton serial TV berjudul Mama Mirabelle's Home Movies. Serial ini merupakan produksi National Geographic Channel yang ditujukan untuk anak-anak.

Dalam tayangan tersebut, pernah ditampilkan perilaku hewan di alam liar ketika sakit. Mereka mirip dengan manusia. Hewan-hewan yang sakit nampak lesu, sorot matanya sayu, dan tidak bergairah. Yang unik, sang kamerawan berhasil menangkap momen seekor hewan karnivora (kalau tidak salah harimau) sedang makan daun-daunan. Momen tersebut disertai dengan narasi yang menjelaskan bahwa hewan sakit juga butuh obat. Sungguh suatu perpaduan gambar dan narasi yang tepat.

Tayangan tersebut membuat saya berpikir bahwa hewan di alam bebas tidak pernah mencari paracetamol untuk menyembuhkan penyakitnya. Mereka mencari tumbuhan disekitarnya sekalipun mereka karnivora. Jika kita mau membaca peristiwa alam, sepertinya Tuhan berpesan "IlmuKu sungguh luas. Masih banyak misteri yang belum diketahui hambaKu. Wahai hambaKu. Belajarlah dari alam."

Karena tayangan tersebut, saya beberapa kali nekat menggunakan pengobatan herbal. Obat-obatan herbal yang saya gunakan adalah herbal yang masih berbentuk tumbuhan utuh. Bukan herbal kemasan apalagi produk MLM yang harganya aduhai. Herbal yang saya maksud cukup menggunakan bumbu dapur, daun-daunan ataupun buah-buahan. Tabib yang saya percaya juga tidak bergelar "jeng" ataupun "ki". Tabib yang saya percaya bergelar si mbah, lebih tepatnya si mbah google.

Saya pernah 'membuktikan' bahwa beberapa pengobatan herbal cukup ampuh untuk mengusir penyakit. Saya memberikan tanda kutip untuk kata membuktikan karena pembuktian yang saya maksud bukanlah pembuktian ilmiah. Pembuktian ini, hanyalah pengalaman saya dari mencoba-coba saran si mbah google.

Disinilah letak permasalahan pengobatan herbal. Pengujian ilmiah mengenai pengobatan herbal sangat sedikit. Hampir semua pengobatan herbal dibuktikan hanya dengan cara empiris. Di sisi lain, dokter tidak bisa memberikan obat-obatan yang tidak terbukti secara ilmiah. Akibatnya pasien tidak bisa bermitra dengan dokter jika pasien memilih pengobatan herbal.

Menurut saya, dokter sesungguhnya sangat bisa berdamai dengan pengobatan herbal. Kuncinya ada pada penelitian ilmiah. Pasien-pasien yang ingin menggunakan herbal sebaiknya dirangkul. Penggunaan obat herbal dijadikan bahan penelitian ilmiah. Dampak negatif dan positif dari penggunaan herbal diawasi oleh dokter. Jika pengobatan herbal menunjukkan hasil yang positif, maka penelitian dapat dikembangkan lebih lanjut.

Penelitian ilmiah yang memadai, akan menjadikan dokter dan pengobatan herbal tidak lagi seperti air dan minyak, namun akan menjadi suatu pengobatan yang bersifat sinergis. Bahaya yang mengancam jiwa akibat penggunaan herbal yang serampangan juga bisa diminimalisir melalui pembuktian ilmiah. Suatu saat, berbagai misteri penyakit yang belum ada obatnya mungkin saja  akan terungkap melalui penelitian herbal secara ilmiah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun