Mohon tunggu...
Ayafajar95
Ayafajar95 Mohon Tunggu... Guru -

Nama Nur Fajar Akbarwati. Lahir di kota Denpasar, 08 November 1995. Anak ke 3 dari 3 bersaudara.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Orang Tuaku Melatih Mental Sejak Usia Dini

25 Mei 2015   19:52 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:36 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Masih ingat di dalam memori ini tentang berbagai penglaman di masa kecilku. Diantaranya adalah pengalaman pertama puasaku di bulan ramadhan sewaktu kecil adalah saat aku duduk di bangku sekolah dasar kelas satu. Tak terbayangkan saat itu harus menahan lapar dan haus serta godaan yang selalu muncul saat-saat jam istirahat ketika melihat teman – teman makan dan minum di depanku, karena mayoritas dari mereka adalah beragama hindu. Terlebih lagi aku harus pulang sekolah tanpa di jemput orang tua dengan berjalan kaki untuk sampai di rumah. Bertahan di tengah panasnya terik matahari saat siang hari. Tak jarang aku pun sering mengeluh saat itu namun orang tua terus meyakinkan bahwa aku pasti biasa. Hingga akhirnya aku mampu melaluinya selama sebulan walaupun sempat puasaku ada yang bolong karena sakit beberapa hari. Aku juga teringat ketika harus tidur sendiri tanpa ditemani orang tua terutama ibu. Betapa takutnya aku saat itu dengan istilah yang sering di sebut banyak orang dengan nama setan. Saat itu aku anak yang paling penakut sekali, mau ke kamar mandi saja minta didampingi ibu. Hingga tak jarang ibu selalu kesal kemudian menasehatiku dan meyakinkan aku bahwa aku harus jadi anak yang berani. Sampai aku terbiasa tidur dan berani ke kamar mandi sendiri hingga kini. Sekitar kelas duasekolah dasar orang tuaku juga membiasakan aku untuk mencuci piring dan gelas sendiri sehabis makan hingga tak jarang ketika aku mencuci ada saja gelas yang pecah. Lain gelas dan piring aku mulai di biasakan untuk mencuci baju sendiri walaupun cuma satu atau dua baju. Sampai ada pengalaman mencuci sendiri yang tak terlupakan yaitu ketika aku menggunakan baycleane untuk mencuci celana soft jeansku yang berwarna pink. Karena ketidak tahuanku bahwa itu adalah pemutih yang kukira seperti sabun cuci lainnya yang kemudian aku gunakan langsung tanpa membaca fungsinya terlebih dahulu. Betapa kagetnya aku saat mengetahui bahwa celana tersebut merubah warna menjadi putih sebagian. Oh kecewanya aku karena itu celana jeans kesukaanku saat itu.

Diantara kejadian-kejadian tersebut terbesit pertanyaan di dalam hati sewaktu aku kecil, mengapa orang tuaku mendidikku seperti itu? Apakah mereka tidak sayang padaku hingga mendidikku seperti itu?

Setelah aku beranjak mulai dewasa kini kutahu jawaban dari pertanyaanku sewaktu kecil. Bukannya mereka kedua orang tuaku tidak sayang padaku namun justru itulah bukti kasih sayang mereka yang sangat peduli pada masa depanku. Mengajarkan dan melatih mentalku agar menjadi lebih mandiri bukan menjadi anak yang manja. Hingga dengan cara seperti itulah mereka mendidik karakterku sejak dini. Terima kasih untuk ayah dan ibuku, dari cara mendidik mereka aku belajar dari pengalaman- pengalamanku.

Perlu diketahui bahwa usia dini adalah masa perkembangan karakter fisik, mental dan spiritual anak mulai terbentuk. Pada usia dini inilah, karakter anak akan terbentuk dari hasil belajar dan menyerap dari perilaku orang tua dan dari lingkungan sekitarnya. Pada usia ini perkembang mental berlangsung sangat cepat. Pada usia itu pula anak menjadi sangat sensitif dan peka mempelajari dan berlatih sesuatu yang dilihatnya, dirasakannya dan didengarkannya dari lingkungannya. Ibarat anak itu adalah seperti kertas putih yang suci, pengaruh lingkunganlah termasuk pendidikan orang tua yang akan memberi warna tersendiri pada pribadi anak tersebut. Anak akan menjadi generasi dambaan dan membanggakan bila berhasil mendidiknya dengan pendidikan dan agama. Namun tak jarang pula, pengaruh lingkungan luar yang negatif yang menyebabkan sang anak menjadi pribadi yang tidak diharapkan bahkan menjadi ancaman bagi orang tua.Oleh karena itu, lingkungan yang positif akan membentuk karakter yang positif dan sukses.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun