Mohon tunggu...
Ayafajar95
Ayafajar95 Mohon Tunggu... Guru -

Nama Nur Fajar Akbarwati. Lahir di kota Denpasar, 08 November 1995. Anak ke 3 dari 3 bersaudara.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mengajar Penuh Cinta Pendidikan untuk Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)

24 Mei 2015   18:15 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:39 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Hati ini tersentuh hingga terkagum- kagum kepada salah seorang ibu yang hebat.Hal ini terjadi ketika saya melihat kisah inspiratifyang ditayangkan pada salah satu program acara di stasiun TV swasta beberapa hari yang lalu. Kisah ini berdasarkan kisah nyata tentang seorang ibu bernama Eko Setiyo Asih yang berasal dari salah satu pelosok negeri ini yaitu Karanganyar Jawa Tengah. Apa yang sebenarnya di lakukan ibu ini sehingga kegiatan beliau diliput oleh salah satu stasiun tv swasta tersebut ?

Kisah ini tentang seorang ibu yang lebih akrab di panggil bu Eko. Beliau adalah salah satu dari sekian banyak penduduk Indonesia yang peduli terhadap sesama. Pada tahun 2005, Bu Eko mendirikan Sekolah Luar Biasa (SLB) Anugerah dan memberikan pendidikan gratis bagi anak-anak berkebutuhan khusus dari keluarga tidak mampu. Berawal dari rasa ibanya pada permasalahan ABK usia sekolah yang dibiarkan oleh orang tuanya. Kebanyakan dari orang tua mereka mempunyai kesulitan ekonomi sehingga tidak mampu menyekolahkan anaknya di SLB. Bersama 10 guru relawan Bu Eko membangun dan mengajar di SLB Anugerah. Bu Eko juga menampung empat orang anak berkebutuhan khusus di rumahnya. Baik anak-anak yang belajar di SLB maupun yang tinggal bersamanya sudah dianggap sebagai anaknya sendiri. Bu Eko juga dapat menerapi anak-anak tersebut dengan cara memijat.

Dengan penuh kesabaran beliau mengajar mereka, tak jarang apabila beliau mendapat luka di sekitar wajah dari salah satu muridnya yang masih pemula dan terkadang memberontak. Namun luka itu tak ada artinya bagi bu Eko. Dengan semangatnya yang tinggi tanpa pamrih beliau tetap mendidik mereka dengan sabar dan ikhlas. Salah satu kepedulian Bu Eko adalah tak jarang mengikut sertakan muridnya datang pada salah satu acara respsi pernikahan di sana. Mengapa demikian? Bu Eko ingin memberi pengalaman bagi mereka ABK agar tahu rasanya datang ke sebuah acara resepsi. Karena biasanya mereka ABK sering terasingkan dan jarang di ajak untuk hadir pada suatu acara yang ramai banyak orang. Sehingga mereka dapat terbiasa berinteraksi dengan orang banyak dan dapat berkelakuan baik di tengah - tengah masyarakat walaupun dengan keterbatasan yang dimiliki.

Dari kisah tersebut kita diingatkan lagi bagaimana kita harus bersyukur pada apa yang dimiliki sekarang. Tetap berusaha walaupun ditengah keterbatsan dan kekurangan. Karena dibalik itu semua ada rencana Tuhan yang indah dan banyak sekali yang harus kita pelajari untuk mengetahui itu semua.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun