Mohon tunggu...
Nurfaizah Hana Azhita
Nurfaizah Hana Azhita Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Brawijaya - Sosiologi

Universitas Brawijaya - Sosiologi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Membongkar Persepsi Masyarakat terhadap Anak Disabilitas melalui Film Totto-chan: Gadis Cilik di Jendela

7 Juni 2024   14:18 Diperbarui: 10 Juni 2024   16:11 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Film "Totto-chan: Gadis Cilik di Jendela" yang diadaptasi dari buku autobiografi karya Tetsuko Kuroyanagi, menggali persepsi dan perlakuan masyarakat terhadap anak-anak disabilitas. Berlatar belakang di Jepang pada era sebelum dan selama Perang Dunia II, film ini menceritakan sebuah kisah inspiratif mengenai pendidikan alternatif dan inklusi, serta bagaimana masyarakat dapat belajar untuk lebih menerima perbedaan.

Tokoh utamanya adalah seorang gadis kecil bernama Totto-chan yang berperilaku dan berpikir berbeda dari anak-anak seusianya. Setelah dikeluarkan dari sekolah tradisional, ia diterima di Tomoe Gakuen, sebuah sekolah dengan pendekatan pendidikan yang revolusioner di bawah pimpinan Sosaku Kobayashi. Di sinilah Totto-chan dan teman-temannya, termasuk anak-anak dengan disabilitas diterima dan dihargai karena keunikan mereka.

Persepsi Masyarakat terhadap Anak Disabilitas

Persepsi masyarakat tradisional yang seringkali memandang anak-anak disabilitas sebagai individu yang "bermasalah" atau "berbeda" digambarkan dengan kuat dalam film ini. Saat masih bersekolah di sekolah tradisional, perilaku Totto-chan yang tidak sesuai dengan norma dianggap sebagai gangguan, sehingga ia dikeluarkan. Hal ini mencerminkan pandangan masyarakat yang cenderung menghindari dan menstigma anak-anak yang tidak sesuai dengan standar umum.

Inklusi di Tomoe Gakuen

Setiap anak di Tomoe Gakuen menerima perlakuan yang berbeda. Kobayashi percaya bahwa setiap individu memiliki potensi, terlepas dari perbedaan atau keterbatasan mereka. Strategi pengajaran inklusif yang diterapkan di sekolah ini memungkinkan setiap anak untuk mengembangkan potensi yang mereka miliki. Sebagai contoh, anak-anak dengan kesulitan belajar tidak dianggap sebagai beban, namun diberikan perhatian khusus agar mereka dapat berkembang dalam lingkungan yang mendukung.

Pendekatan ini berbeda dengan persepsi umum masyarakat yang seringkali melihat disabilitas sebagai hambatan. Melalui karakter dan cerita di Tomoe Gakuen, film ini menunjukkan bahwa dengan dukungan yang tepat, anak-anak dengan disabilitas dapat mencapai potensi penuh mereka.

Pengaruh Positif Inklusi Terhadap Anak Disabilitas

Film ini menyampaikan pesan bahwa penerimaan dan inklusivitas memiliki dampak yang sangat positif. Anak-anak dengan disabilitas yang biasanya dipandang sebelah mata oleh masyarakat, di Tomoe Gakuen mereka merasa diterima dan dihargai. Selain belajar materi akademis, mereka juga mengembangkan rasa percaya diri dan kemampuan sosial. Penonton diajak untuk merefleksikan dan mengubah persepsi mereka tentang anak-anak dengan disabilitas. Film ini menjelaskan bahwa dukungan emosional dan pendidikan yang inklusif dapat membantu anak-anak ini dalam mengatasi tantangan mereka serta  berkembang menjadi individu yang mandiri.

Film "Totto-chan: Gadis Cilik di Jendela" bukan hanya sebuah kisah inspiratif, tetapi juga sebuah ajakan kepada masyarakat untuk mengubah persepsi mereka terhadap anak-anak dengan disabilitas. Film ini menunjukkan bahwa setiap individu, terlepas dari disabilitas mereka, memiliki potensi yang dapat dikembangkan dengan dukungan yang tepat. Dengan menciptakan lingkungan yang inklusif dan memberikan kesempatan yang sama, anak-anak dengan disabilitas dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. Masyarakat diajak untuk menghargai perbedaan dan mengatasi stigma yang sering kali melekat pada anak-anak dengan disabilitas, menuju masyarakat yang lebih adil dan inklusif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun