Mohon tunggu...
nurfaizah
nurfaizah Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Mahasiswa Antropologi Sosial Universitas Diponegoro

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Valentine Bukan Hari Kasih Sayang, Yuk Intip Sejarahnya

13 Februari 2022   13:04 Diperbarui: 13 Februari 2022   15:35 665
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi oleh John Callcott Horsley

Hari valentine atau yang disebut hari kasih sayang yang dirayakan setiap tangggal 14 Februari  sudah menjadi budaya yang mendunia, dimana pada hari itu seluruh pasangan merayakan kebersamaan mereka dengan menunjukan kasih sayangnya melalui hadiah seperti cokelat dan bunga. Tapi apa benar hari valentine merupakan hari kasih sayang. Dalam tulisan ini, akan dijelaskan sejarah perayaan hari valentine yang paling umum secara singkat bedasarkan kesimpulan penulis.

Sejarah

Bangsa Romawi meyakini bahwa Remus dan Romulus (pendiri kota Roma) menjadi anak yang disusui oleh seekor serigala betina, sehingga ia mendapat kekuatan fisik dan kecerdasan pikiran. Bangsa Romawi memperingati peristiwa ini setiap tanggal 13-15 Februari dengan peringatan yang megah, peringatan itu disebut “Festival Lupercalia”. Perayaan Lupercalia juga didedikasikan kepada dewa kesuburan Yunani yaitu Faunus.

Festival itu terdiri dari berbagai ritual. Para pendeta Luperci (pendeta laki-laki) akan memasuki gua dan menyembilih kambing dan anjing untuk dikuliti, kemudian kulit itu akan dimasukan ke gentong untuk dicelupkan ke darah. Kulit yang berlumuran darah tersebut diusap (ada yang menyebutkan dicambuk) kepada perempuan yang masih perawan, hal ini bertujuan agar mereka menjadi wanita yang subur dan mudah memiliki anak.

 Setelah itu nama mereka di taruh di dalam kotak untuk diundi. Pria lajang mengambil undian itu untuk dijadikan pasangan selama festival untuk bersenang-senang, jika cocok bisa menjadi suami istri. Namun pada abad kelima festival ini dilarang karena dinilai sangat amoral, kemudian diganti dengan perayaan Valentine (peringatan kematian St.Valentinus) di tanggal 14 Februari.

Siapa St. Valentinus ?

ilustrasi valentine di penjara/getty images via history.com
ilustrasi valentine di penjara/getty images via history.com
Valentinus hidup dimasa pemerintahan kaisar Romawi Klaudius II  pada tahun 268-270. Pemerintahan Klaudius II saat itu sedang mengalami banyak krisis (krisis abad ketiga), oleh karena itu Klaudius II membuat peraturan bahwa para pemuda kekaisaran Roma yang sedang wajib militer dilarang untuk menikah dengan tujuan menciptakan pasukan berkualitas yang siap perang untuk melawan musuh dan juga masyarakat yang memberontak. Hal itu membuat resah kalangan militer romawi saat itu. Kemudian secara diam-diamm mereka meminta tolong kepada pemuka agama untuk menikahkan mereka sesuai dengan kepercayaan mereka.

Perlawanan muncul dari rohanian kristen yang  bernama Valentinus. Saat itu kristen merupakan agama minoritas yang sering mendapatkan perlakuan buruk bahkan penganiayaan dari kekaisaran Romawi yang menganut Politeisme.

Kedua Valentinus itu menikahkan pasangan muda-mudi kristen secara sembunyi-sembunyi. Namun aksi-nya  ketahuan  dan ia dipenjara serta dijatuhkan hukuman mati.  Lalu pada tanggal 14 Februari 496 Paus Gelasius I menetapkan hari kematian St. Valentinus sebagai hari valentine.

Kisah romantisasi Valentine dimulai

Pada abad ke-14 sastrawan Inggris, Geoffrey Chaucer menulis “Parlement of Foules”, dalam karya itu ia menulis puisi yang berbunyi “karena ini terjadi pada hari peringatan valentine yang suci, saat seluruh burung datang kesitu dan memilih pasangannya”. Puisi itu ditulis untuk merayakan satu tahun pertunaangan raja Richard II dan ratu Anna. Penyair yang hidup selama abad pertengahan itu menciptakan tradisi lewat ritual mengungkapkan cinta dan kekaguman secara rahasia. Kebiasaan tersebut menyebar ke seluruh Eropa dan kemudian berkembang hingga abad ke-19.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun