Mohon tunggu...
Nurfaizah Kalsum
Nurfaizah Kalsum Mohon Tunggu... lainnya -

saya pengajar di suatu SMK swasta di Jakarta Saya senang bergaul dan main game...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Suaraku, Kekuatanku

29 Juli 2015   16:23 Diperbarui: 11 Agustus 2015   22:24 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Hari ini,hari ketiga MOS di SMK yang ku ajari. Hari pula ku dapat tugas untuk menjadi pembicara mengenai tugas ku di SMK yaitu sebagai staff Hubungan Industri (Hubin). Dari semalam,ku sudah persiapkan presentasi yang akan aku presentasikan.

Di pagi hari,setiba ku di sekolah, sekitar jam 7 kurang 20, sudah kumpul para siswa baru di lorong sekolah. Pukul 07.00 Wib bel berdentang, seluruh siswa baru berbaris di lapangan untuk pengarahan dari guru bidang kesiswaan. Setelah itu tugas kelompok yang kemarin disuruh oleh OSIS dikumpulkan yaitu pot berukuran sedang dengan tanaman. Lalu,bagi siswa/i muslim mengambil air wudhu untuk melakukan sholat dhuha. Sebelum siswa diperkenankan masuk kelas, ada pertunjukan dari kakak kelas mereka (terutama OSIS) untuk mengakrabkan mereka dengan para OSIS.

Tiba lah saat ku untuk presentasi. Jadwal ku, ada 3 ruang dengan sesi 60 menit. Sebenarnya dari semalam, ku mengalami sakit batuk, sampai di siang ini pun ku masih batuk. Sehingga setiap akan presentasi, ku katakan jika nanti sewaktu presentasi tiba-tiba batuk,mohon dimaklumi.

Alhamdulillah,sewaktu presentasi ku tak mengalami batuk-batuk. Namun ketika memasuki ruang ketiga,tiba-tiba suara ku menghilang. Gawat, suara ku adalah kekuatan ku untuk menjelaskan materi yang akan ingin dijelaskan. Akhirnya aku katakan kepada panitia MOS untuk digantikan pembicara hari ini dengan kawan guru lain yang materinya berlainan.

Uuhhfftt... akhirnya kawan ku bersedia bertukar, seharusnya esok ia yang memberi materi namun saat ini ia yang memberi materi. Memang menjadi guru,selain pena, suara adalah senjata untuk mengajar dan memotivasi para siswa. Sehingga jika kehilangan suara, bagi ku, kekuatan ku agak berkurang.

Pernah ku mengajar tanpa suara, beberapa siswa meledek ku ketika suara ku tak terdengar oleh mereka. Yach..akhirnya ku mengajar dengan menyuruh seorang siswa untuk menjadi penyambung suara ku agar terdengar oleh para siswa. Atau dengan trik lain, dengan memberikan latihan-latihan dari materi minggu lalu.
;)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun