Mohon tunggu...
Nur FaiqotulHimmah
Nur FaiqotulHimmah Mohon Tunggu... Asisten Rumah Tangga - Mahasiswa

Tadris Matematika IAIN jember

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pesantren sebagai Sub-Culture Islam Nusantara

14 Mei 2020   05:04 Diperbarui: 14 Mei 2020   05:21 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth


Pesantren sebagai Sub Culture Islam Nusantara


1. pengertian dari kepesantrenan
Ketika kita membahas kata pesantren tentulah tidaklah asing bagi kita karena di setiap daerah kita pastinya ada pesantren pesantren yang didirikan oleh para Kiai ataupun guru besar yang ada dilingkungan sekitar dan pastinya dalam pikiran kita pesantren disebut sebuah asrama pendidikan tradisional. Selain itu pesantren juga disebut juga  tempat belajar di bawah naungan guru-guru besar atau yang sering disebut dengan Kyai. Terbentuknya kata pesantren yaitu yang pertama  berawal dari kata "santri" yang ditambahi imbuhan dan memiliki akhiran kata an.

2. Asal-usul kepesantrenan
Menurut ppeneliti yang berasal dari Belanda telah mengatakan bahwasanya asal-usul berdirinya pesantren ini bermula karena dipengaruhi oleh lembaga Hindu yang pada waktu itu berasal dari India. Selain itu ada peneliti lain yang mengatakan sebenarnya pesantren itu sudah ada sebelum masuk ke wilayah Nusantara. Kemudian pendapatnya tersebut dibuktikan ternyata negara-negara Islam lainnya tidak ditemukan lembaga pendidikan seperti pesantren yang ada di Nusantara. Dan ada lagi menurut survei peneliti juga mengatakan bahwasannya belum ada lembaga pendidikan pesantren yang ada di jawa hanya saja ditemukannya lembaga-lembaga Islam yang mirip dengan pesantren.

3. Sejarah kepesantrenan
Pada umumnya sejarah pesantren ini berasal dari Kyai yang datang di suatu tempat sehingga ada beberapa santri atau beberapa santri yang ingin belajar Ilmu Islam kepada guru tersebut. Seiring berjalannya waktu  banyaknya santri semakin banyak yang datang ingin belajar tentang ilmu islam maka sang Kyai akhirnya pun memutuskan untuk mendirikan sebuah asrama  atau pondok yang jaraknya tidak jauh dari tempat tinggal Kyai tersebut. DIkarenakan semakin hari  semakin banyak yang ingin mondok maka pondok tersebut atau asrama tersebut dapat dikenal oleh kalangan masyarakat sehingga banyak orang yang mengetahui keberadaan pondok atau asrama tersebut.  

4. Hakikat kepesantrenan
Pada hakikatnya pesantren adalah tempat untuk menuntut ilmu yang berbeda dari lembaga-lembaga pendidikan yang lainnya, yang biasanya di lembaga lainnya itu hanya memberikan akal kecerdasan atau akademisi saja namun di pesantren ini lebih dari itu, dari penjelasan tersebut nilah yang membedakan bahwasanya pesantren itu berbeda dari lembaga-lembaga pendidikan yang lainnya selain ilmu Umum, di pesantren juga diajarkan tentang Ilmu Hadis, Ilmu Fiqh, Ilmu Alquran, dan juga Ilmu Islam yang lainnya. Tujuan diberikannya ilmu kehidupan agar nantinya santri dapat mengimplementasikan ilmu tersebut ke dalam kehidupan sehari-harinya atau terjen ke masyarakat dengan mempertimbangkan ajaran islam.

5. Tujuan kepesantrenan
Sebenarnya tujuan dari pesantren terdapat dua jalur yaitu yang pertama tujuan secara umum dan yang kedua tujuan secara khusus. Tujuan dari pesantren dilihat dari tujuan umumnya yaitu untuk menjadikan para santri yang berkepribadian yang sesuai dengan ajaran-ajaran Islam atau sejalur dengan ajaran-ajaran islam. Kemudian tujuan dari pesantren dilihat dari tujuan khususnya, yaitu yang pertama mendidik para santri agar menjadi seseorang yang bertakwa kepada Tuhannya, yang kedua mendidik siswa agar berkepribadian bagus berakhlak mulia dan memiliki jiwa ikhlas dalam menjalankan syariat syariat agama Islam .

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun