Mohon tunggu...
Mohamad Nurfahmi Budiarto
Mohamad Nurfahmi Budiarto Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Think...than write...

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Artikel Utama

Final Piala Dunia 2014 Jerman vs Argentina: Alur Sempurna Juara Sang Messiah

12 Juli 2014   16:12 Diperbarui: 18 Juni 2015   06:34 2571
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Trofi Piala Dunia FIFA diperlihatkan kepada wartawan di Hotel Mulia, Jakarta, Senin (25/1/2010).

Live On ANTV / TV ONE / K-Vision Senin, 14 Juli 2014 Pukul 02.00 WIB AKHIR yang sempurna. Itulah frasa kata yang layak diucapkan seluruh penggemar sepak bola dunia pada perhelatan putaran final Piala Dunia 2014. Dimulai kala seluruh juara grup saling beradu kekuatan di fase perempatfinal, sampai pada laga puncak yang akan berlangsung Senin (14/7) dini hari. Pelakon utama yang menjadi klimaks adalah dua tim yang tampil memukau sepanjang turnamen, Jerman kontra Argentina. Kehadiran mereka di laga final Piala Dunia 2014 merepresentasikan banyak hal, tak hanya 'perang antarbenua' semata. Perseteruan dan adu kualitas antar-pemain juga menjadi sajian nikmat yang tak boleh dilewatkan begitu saja. Setidaknya, inilah partai final yang dianggap bakal berlangsung paling seru dalam rentang dua dekade terakhir. "Partai ini akan mengaduk-aduk emosi. Di sana ada pertarungan budaya bermain, gengsi antarbenua, sampai tekanan di luar arena seperti ketidaksukaan masyarakat Brasil jika Argentina menjadi juara, meski di sisi lain, mereka juga tak ingin trofi juara dunia malah dimiliki tim asal Eropa saat tuan rumah ada di ranah Amerika Selatan," terang Lilian Thuram, legenda Prancis, di France Football, kemarin. Legenda Inggris, Alan Shearer, yang menjadi komentator selama perhelatan Piala Dunia 2014, menilai pertarungan keduanya bakal menjadi klimaks dari seni sepak bola menyerang. "Mereka punya gaya masing-masing yang saling kontradiktif. Argentina cenderung mengandalkan individu, sementara Jerman tetap dengan ciri khasnya, kolektif untuk tak membiarkan lawan berkembang. Sungguh, ini pertemuan yang sangat ditunggu-tunggu," tuturnya. Menurut mantan bomber Newcastle United ini, banyak persona yang menjadi magnet. Satu di antara yang dianggap paling mencolok adalah sang kapten Argentina, Lionel Messi. Ia menjadi perhatian karena dianggap memiliki kans besar untuk melengkapi status legenda sepak bola dunia, yakni dengan menggengam trofi juara dunia. Sang Messiah memiliki plot yang sempurna untuk membawa Argentina berpesta di Maracana. Ia memiliki peluang besar untuk mengulang apa yang pernah dicapai legenda Argentina, Diego Maradona. Seolah takdir memang mengarahkan Messi untuk menjadi titisan Diego Maradona. Si Gol Tangan Tuhan 24 tahun lalu mengantarkan Argentina menembus babak semifinal dan kemudian final Piala Dunia 1990. Apa yang dilakukan Messi pada tahun ini membuat penyerang Barcelona itu semakin identik dengan Maradona. Garis sejalan itu semakin kuat karena Argentina berhadapan dengan Jerman, musuh klasik mereka di ajang Piala Dunia. Ketika Maradona mengantarkan tim Tango menjuarai Piala Dunia 1986, Jerman (ketika itu masih Jerman Barat - red) menjadi lawannya pada babak final. Sedangkan ketika Maradona dan Argentina menjadi runner up Piala Dunia 1990, Jerman Barat adalah lawan mereka. Ada pola menarik yang menghubungkan Messi, Maradona, dan Jerman. Pada Piala Dunia 2010, Messi ikut bermain ketika Jerman membantai Albiceleste pada babak perempat final dengan skor 4-0. Jika pola terkait Jerman yang dijalani berbalik dengan Maradona, Messi akan menghadirkan trofi Piala Dunia ketiga untuk Argentina. Pola yang mirip lain antara Messi dan Maradona juga bisa terlihat melalui perolehan gol mereka. Pada Piala Dunia 2010 Messi tidak mencetak gol sama sekali, seperti apa yang dialami Maradona pada 1990. Pada Piala Dunia edisi tahun ini, Messi telah mencetak empat gol hingga babak semifinal. Maradona mebukukan lima gol ketika meraih gelar juara pada 1986. "Semoga Jerman beruntung, namun saya ingin kedua teman saya, Lionel Messi dan Javier Mascherano menjadi juara. Messi pantas menjuarai Piala Dunia ini karena dia telah melakukan banyak hal untuk sepak bola. Saya akan mendukung dia sebagai seorang teman dan seorang kolega," tutur bintang Brasil, Neymar, dilansir Daily Mail, kemarin. Sepanjang sejarah, Argentina dan Jerman telah 20 kali bertemu pada berbagai ajang. Secara keseluruhan Argentina lebih unggul daripada Jerman, termasuk Jerman Barat. Argentina mengumpulkan sembilan kemenangan, sedangkan Jerman tujuh kali menang. Sisanya, empat pertandingan kedua tim berakhir imbang. Namun jika pertandingan kedua tim digelar di pentas Piala Dunia, Jerman lebih unggul daripada Argentina. Sepanjang sejarah Piala Dunia, kedua tim telah lima kali bertemu. Hasilnya, Jerman tiga kali meraih kemenangan dan sekali kalah. Satu-satunya hasil imbang terjadi pada Piala Dunia 1966. Ketika kedua tim bertemu pada babak perempat final Piala Dunia 2006, skor imbang 1-1 bertahan hingga extra time. Jerman kemudian menang melalui adu tendangan penalti dengan skor 4-2. Ada fakta kuat untuk menjagokan Lionel Messi akan mengangkat trofi di Maracana. Sepanjang sejarah, belum pernah ada tim Eropa yang mampu menjuarai Piala Dunia yang digelar di benua Amerika. Dari tujuh Piala Dunia di Amerika sebelumnya (1930, 1950, 1962, 1970, 1978, 1986, dan 1994), tim-tim yang keluar sebagai juara selalu tim dari benua Amerika. Brasil tiga kali, disusul Uruguay dan Argentina yang sama-sama dua kali. Kubu Jerman optimistis bisa menggagalkan plot Messi. Kapten Jerman, Philipp Lahm, mengatakan rekan-rekan setimnya tidak hanya memiliki pengalaman bermain di Piala Dunia, tapi juga partai-partai final seperti Liga Champions, Piala Jerman, dan final kejuaraan di Inggris. "Pengalaman yang kami miliki merupakan keuntungan bagi kami. Banyak pemain kami memiliki pengalaman bermain di pertandingan-pertandingan final dengan klub mereka dan tidak masalah jika mereka menang atau kalah. Saya rasa pengalaman seperti itu pada tim kami sangat krusial pada turnamen seperti ini," ujar bek Bayern Muenchen tersebut, dilansir Reuters. Penyerang Der Panzer, Thomas Mueller, mengatakan generasi emas Jerman begitu tinggi untuk meraih gelar juara di Brasil. Ia sesumbar telah meminta rekan-rekannya di tanah air untuk berpesta merayakan kesuksesan Jerman. "Saya tidak mengira kami akan unggul 5-0 pada babak pertama saat melawan Brasil, meski itu akan menyenangkan. Laga melawan Argentina akan berjalan ketat seperti waktu melawan Aljazair dan Prancis. Tapi itu tidak masalah. Kami tahu apa yang harus kami lakukan," ujar Mueller, yang telah mencetak enam gol selama Piala Dunia 2014. Penyerang Argentina, Sergio Aguero,memandang timnya hanya sebatas underdog daripada Jerman. Aguero menyebut Jerman merupakan favorit juara selain Brasil. Namun Aguero mengatakan posisi underdog justru akan membuat permainan Argentina lebih menggila. Menurut mantan menantu Maradona itu, timnya harus mempertahankan ciri permainan mereka jika ingin mengalahkan Jerman. Aguero mengatakan cara bermain timnya selama ini cocok untuk menghadapi Jerman, terutama karena tim Panser memiliki tekanan untuk menjadi juara. "Kami berada di babak final dan kami harus memenangkannya dengan cara apapun. Kami ingin menguasai bola, namun kami tahu Jerman merupakan tim hebat yang para pemainnya sudah saling mengenal karena bermain bersama sejak lama. Argentina selalu meraih kemenangan, namun terkadang selama pertandingan anda harus waspada," tutur pemain Manchester City tersebut. Argentina mendapat suntikan tenaga berarti untuk menghadapi Jerman. Winger berteknik tinggi, Angel Di Maria, sudah berlatih bersama tim. Di Maria absen ketika menghadapi Belanda akibat cedera otot paha. "Di Maria telah berlatih sebanyak 60 dan 80 persen di atas lapangan. Perkembangannya sangat jelas. Dia akan diobservasi dalam beberapa hari ke depan untuk melihat kebugarannya," ujar juru bicara tim Argentina, Andres Ventura, dilansir FIFA.com. Dari kubu Jerman, bek Mats Hummels, juga bisa kembali berlatih dengan tim. Pemain Borussia Dortmund tersebut absen pada babak kedua babak saat melawan Brasil akibat mengalami cedera lutut.  (do/bu)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun