Mohon tunggu...
Mohamad Nurfahmi Budiarto
Mohamad Nurfahmi Budiarto Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Think...than write...

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Preview Semifinal Piala Dunia 2014 Belanda vs Argentina: Pembuktian Sebuah Tradisi

8 Juli 2014   22:09 Diperbarui: 18 Juni 2015   06:58 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

PANGGUNG semifinal putaran final Piala Dunia 2014 penuh warna tradisi klasik. Empat tim yang lolos tak hanya merepresentasikan persaingan dua benua yang mengklaim sebagai yang paling unggul dalam sepak bola. Lebih dari itu, tradisi mereka juga diwarnai bumbu penuh intrik masa lalu.
Seperti yang terjadi saat Belanda bersua Argentina, pada fase empat besar Brasil 2014, di Arena de Sao Paulo, Sao Paulo, Kamis (10/7) dini hari. Di level sejagad, dua negara ini mewakili banyak ragam, mulai dari kreasi taktik, terobosan warna pola di lapangan hijau sampai sederet manusia seni di industri si kulit bundar.
"Jika bertemu Argentina, sudah pasti adrenalin kami akan selalu meningkat. Kami jelas bersaing di level klub, terutama antarpemain yang sudah saling kenal. Begitu berkostum timnas, semuanya melangkah bersama. Artinya aroma ambisi untuk mengalahkan dalam 90 menit sangat besar. Saya yakin, partai ini akan menyajikan satu yang terbaik sepanjang perhelatan turnamen," tulis Johan Cruyff, dalam kolom di De Telegraaf, kemarin.
Ucapan legenda Belanda tersebut sejalan dengan apa yang dilontarkan Marcelo Gallardo. Mantan gelandang AS Monaco dan sempat disebut sebagai The Next Maradona ini menjamin, pertemuan negaranya dengan Belanda kali ini berada dalam suasana berbeda.
"Ini pertemuan klasik, pertandingan yang menunjukkan sisi kekuatan sebuah tradisi. Bolehs aja Belanda bisa berjaya ketika menghadapi kami, tapi itu bukan di benua Amerika. Sekarang, kami akan berlaga di ranah sendiri, dan sudah pasti banyak benefit mengarah pada Argentina," tuturnya, di Buenos Aires Daily.
Komentar dua legenda dunia tersebut berlatar fakta. Dari empat pertemuan sebelumnya, Belanda lebih unggul dengan dua kemenangan, dan satu hasil imbang. Sementara Argentina hanya meraih satu kemenangan dan satu imbang. Kedua tim juga pernah bertemu di babak final Piala Dunia 1978. Saat itu Argentina menang dengan skor 3-1 lewat perpanjangan waktu.
Pada perjumpaan terakhir di fase Grup C putaran final Piala Dunia 2006, mereka berbagi angka tanpa gol, saat partai dihelat di Commerzbank-Arena, Frankfurt, pada 21 Juni 2006. Di turnamen itu pula, Belanda harus tersingkir di fase 16 besar setelah takluk kontra Portugal via gol tunggal gelandang Maniche pada menit ke-23. Sedangkan Tim Tango tersungkur melalui adu penalti kala bersua Jerman dengan skor 4-2, setelah dalam 120 menit laga berakhir imbang 1-1.
Pelatih Argentina, Alejandro Sabella sendiri mengakui kalau faktor tradisi membuat timnya melupakan sisi teknik. Pasalnya, secara skil individu, hampir dipastikan kedua tim cenderung seimbang. Di sana ada sosok Lionel Messi dan Arjen Robben, yang jago gocek bola. Lalu sifat opportunis ada dalam diri Robin van Persie (Belanda) dan Gonzalo Higuain (Argentina. Belum lagi dalam urusan set up permainan, Wesley Sneijder dimiliki kubu tim Oranye, sementara si Biru-Putih berharap pada Fernando Gago ataupun Javier Mascherano.
Melihat komposisi semifinalis terkini, peta statistik kekuatan paling besar dimiliki dua negara yang sama-sama berada di Amerika Selatan, yaitu Brasil dan Argentina. Ditambah lagi terdapat juga fakta yang menyebutkan belum pernah ada satupun negara Eropa yang mampu menjadi juara Piala Dunia ketika kejuaraan empat tahunan itu diselenggarakan di Benua Amerika.
Seperti diketahui, Brasil menjadi tuan rumah Piala Dunia untuk yang ketiga kalinya, sedangkan Argentina dan Uruguay sudah pernah merasakannya hal yang sama sebanyak dua kali. Hal itu pula yang membuat Belanda harus berpikir keras guna mendobrak tradisi negatif tersebut.
"Tim-tim Amerika Selatan memang memiliki keuntungan pada laga semifinal karena mereka bermain di kandang. Hal ini tidak bisa dipungkiri lagi. Mereka tahu sedang kami kepung dan pastinya mereka akan memanfaatkan keuntungan ini," ujar Patrick Kluivert, Asisten Pelatih Belanda.
Sebagai langganan semifinal Piala Dunia, Belanda adalah tim yang belum pernah memenangkan Piala Dunia sekalipun. Bahkan saat mereka mencapai final. Satu di antara adalah ketika mereka menghadapi Argentina pada 1978. Saat itu, kalau saja sundulan pemain Belanda Rob Resenbrink tidak mengenai tiang gawang yang masih menggunakan kayu, bukan tidak mustahil Belanda akan mencicipi juara Piala Dunia.
"Argentina sudah mencapai tujuan pertama, yakni berada di babak semifinal. Sekarang kami ingin lebih. Kami menikmati apa yang sudah diraih. Tapi mari kita berpikir tentang apa yang akan terjadi selanjutnya. Kami sudah siap," ujar Messi.
Di sisi strategi, Belanda sepertinya tetap akan mengarahkan pada apa yang disebut Louis Van Gaal sebagai 'rencana B', yakni adu penalti lagi. Hal itu diungkapkan kiper yang menjadi pahlawan di fase perempatfinal, Tim Krusl.
Ia mengaku timnya menyiapkan strategi khusus jika pertandingan menghadapi Argentina pada babak semifinal, berakhir dengan adu penalti. "Kami menganalisis setiap tendangan penalti Argentina. Kami duduk bersama dan menyusun sebuah rencana," kata Krul, dikutip dari AP.
Dalam ajang Piala Dunia kali ini, Argentina belum pernah terlibat adu penalti. Namun, sejumlah pemerhati sepak bola menduga Lionel Messi akan menjadi satu di antara eksekutor. Guna menyiasatinya, Krul meyakini pelatih timnas Belanda Louis van Gaal menyimpan strategi brilian lainnya. "Pelatih tahu apa yang akan dilakukan, kami memiliki beberapa opsi untuk menahan Messi, termasuk jika pertandingan harus dilalui dengan adu penalti," tegas Krul.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun