Mohon tunggu...
Nur Fadliyah
Nur Fadliyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Budaya Konsumerisme di Indonesia: Produl Lokal atau Produk Impor yang Lebih Dominan Diminati?

23 Oktober 2024   22:39 Diperbarui: 23 Oktober 2024   23:29 295
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di Indonesia, konsumsi juga memiliki peran yang sangat dominan dalam perekonomian dimana kontribusi konsumsi terhadap perekonomian Indonesia sangat besar dan dominan yaitu antara 57,7% sampai dengan 73,9% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Fluktuasi besaran konsumsi terjadi selama kurun waktu 1999-2008. Pada tahun 2001 kontribusi konsumsi mengalami penurunan cukup signifikan yaitu sebesar 16,2% dari PDB, tetapi pada tahun berikutnya terus mengalami kecenderungan peningkatan seiring dengan peningkatan jumlah penduduk Indonesia dimana kebutuhan masyarakat atas barang dan jasa juga menunjukkan peningkatan (Persaulian : 2013)

Samuelson (1999) menyatakan bahwa faktor-faktor utama yang mempengaruhi dan menentukan jumlah pengeluaran untuk konsumsi adalah pendapatan disposibel sebagai faktor utama, pendapatan permanen dan pendapatan menurut daur hidup, kekayaan serta faktor permanen lainnya seperti faktor sosial dan harapan tentang kondisi ekonomi dimasa datang. Pendapatan disposibel merupakan faktor yang sangat signifikan dalam pengeluaran konsumsi, karena merupakan jumlah pendapatan yang tersedia setelah pajak dan pengeluaran wajib lainnya. Pendapatan permanen dan menurut daur hidup juga memainkan peran penting dalam keputusan konsumsi seseorang. Faktor kekayaan juga mempengaruhi pengeluaran konsumsi, dengan individu atau rumah tangga yang memiliki kekayaan lebih besar cenderung memiliki lebih banyak kebebasan dalam mengeluarkan uang. Faktor-faktor lain seperti faktor sosial dan harapan tentang pertumbuhan ekonomi juga dapat memengaruhi keputusan konsumsi seseorang.

Mankiw (2003:429), ketika individu memutuskan seberapa banyak mengkonsumsi dan seberapa banyak menabung, maka mereka mempertimbangkan masa kini dan masa depan. Semakin besar konsumsi yang mereka nikmati hari ini maka semakin sedikit konsumsi yang dapat mereka nikmati pada hari esok. Sebagai contoh kasusnya seorang Mahasiswa menerima uang saku bulanan Rp1.000.000 dari orang tuanya. Dia habiskan Rp800.000 dalam dua minggu pertama untuk barang-barang dan hiburan. Di minggu ketiga, ia menyadari tinggal Rp200.000. Ia harus mengurangi pengeluaran untuk makanan dan transportasi. Meskipun menikmati gaya hidup mewah awal bulan, ia harus menghadapi konsekuensi di akhir bulan dengan mengurangi konsumsi. Keputusan konsumsi hari ini bisa membatasi kemampuan untuk menikmati konsumsi di masa depan.

2. Faktot -- Faktor yang Mempengaruhi Preferensi Masyarakat terhadap Produk Lokal dan Impor

Menurut (Wardaya : 2021) Preferensi Masyarakat terhadap produk lokal dan impor dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling terkait

a. Faktor yang pertama adalah segi kualitas. Seperti yang sudah dipaparkan  sebelumnya, konsumen mempertimbangkan faktor kualitas. Para peneliti juga mengindikasi perilaku konsumen yang lebih memilih produk asing karena dianggap memiliki kualitas yang lebih baik dan memiliki image yang bergengsi.

b. Yang kedua adalah dari segi harga. Para peneliti mengemukakan bahwa ketika konsumen melihat perbedaan harga antara produk asing dan produk lokal, hal tersebut langsung mempengaruhi preferensi mereka terhadap produk lokal (Ismail et al., 2012).

c. Faktor yang ketiga adalah dari segi status sosial. Hal tersebut dikarenakan produk asing lebih bergengsi dan lebih canggih dibandingkan produk lokal, dimana hal itu dipengaruhi juga karena faktor harga produk asing yang lebih mahal seperti yang sudah dipaparkan sebelumnya

d. Selanjutnya adalah faktor lingkungan. Lingkungan disini dapat diartikan sebagai orang-orang yang ada di sekitar kita seperti kerabat dan keluarga. Lingkungan tersebut dapat mempengaruhi karena mereka memiliki hubungan satu sama lain. Misalnya saja seseorang akan membeli sebuah produk A. Lalu orang tersebut bertanya kepada salah satu temannya tentang produk tersebut. Jika temannya membagikan pengalaman yang menyenangkan dengan produk tersebut, maka ia cenderung akan membelinya. Namun jika temannya memberikan kesan yang kurang menyenangkan, maka ia akan berpikir dua kali untuk membeli produk tersebut. Faktor ini juga menjadi salah satu teknik marketing yang kita kenal sebagai word of mouth.

Preferensi masyarakat terhadap produk lokal dan impor merupakan fenomena yang kompleks dan dipengaruhi oleh berbagai faktor sosial, ekonomi, dan budaya. Di satu sisi, produk lokal sering kali dipandang sebagai representasi dari identitas budaya dan tradisi masyarakat. Banyak konsumen yang merasa bangga menggunakan produk yang dihasilkan oleh produsen dalam negeri, karena hal ini dianggap sebagai bentuk dukungan terhadap ekonomi lokal. Kesadaran akan pentingnya mendukung industri dalam negeri semakin meningkat, terutama di kalangan generasi muda yang lebih peduli terhadap dampak sosial dan ekonomi dari pilihan konsumsi mereka.

Namun, di sisi lain, produk impor sering kali memiliki daya tarik tersendiri. Banyak konsumen yang menganggap produk luar negeri menawarkan kualitas yang lebih baik, inovasi yang lebih tinggi, dan desain yang lebih menarik. Citra merek yang kuat dari produk impor juga dapat mempengaruhi preferensi, di mana produk tersebut sering kali diasosiasikan dengan status dan prestise. Hal ini menciptakan tantangan bagi produk lokal untuk bersaing, terutama jika mereka tidak dapat memenuhi ekspektasi konsumen dalam hal kualitas dan inovasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun