Mohon tunggu...
NUR FADIYAH PUTRI
NUR FADIYAH PUTRI Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA

Saya seorang mahasiswa jurusan Kesehatan masyarakat di Universitas Islami Negeri Alauddin Makassar. Saya memiliki hobi membaca dan saat ini mencoba untuk belajar menulis. Saya lebih tertarik untuk membaca berita atau artikel mengenai lifestyle dan kesehatan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Diabetes Tak Pandang Usia: Ancaman Mengintai Semua Kalangan

20 Mei 2024   15:15 Diperbarui: 20 Mei 2024   15:50 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Diabetes Melitus menjadi salah satu penyakit tidak menular yang mematikan. World Health Organization (WHO) dalam merilis laporan world health statistict 2023 menyatakan bahwa terdapat 4 penyakit tidak meluar yang utama menyumbang kasus kematian yaitu penyakit kardiovaskular, kanker, penyakit pernafasan kronis dan diabetes. Diabetes melitus dulunya dikenal dengan penyakit degeneratif atau biasa disebut penyakit pada kalangan lansia. Kini semakin  banyak kasus diabetes menyasar pada tiap kalangan usia mulai kalangan anak-anak, remaja, dewasa muda, bahkan hingga usia lanjut. Ini menjadi peringatan bagi semua kalangan tentang pentingnya kesadaran akan risiko diabetes dan perlunya tindakan pencegahan.

Pada Januari 2023, IDI (Ikatan Dokter Indonesia) merilis data penelitian hingga bahwa prevalensi kasus diabetes pada anak meningkat sebanyak 70 kali lipat pada Januari 2023 dibanding pada tahun 2010. Kasus diabetes pada anak diperkiran mencapai  1.645 anak yang tersebar di 13 kota besar di Indonesia. kota-kota besar tersebut yakni Jakarta, Bandung, Surabaya, Malang, Semarang, Yogyakarta, Solo, Denpasar, Palembang, Padang, Medan, Makassar, dan Manado. Data Survei Kesehatan Indonesia tahun 2023 menampilkan bahwa penduduk indonesia  berumur >15 tahun yang teridiagnosis mengalami DM oleh dokter sebanyak 638.178 penduduk.

Berbagai faktor risiko dari penyakit ini menjadi kebiasaan atau lifestyle dari masyarakat kalangan muda saat ini. Dilihat dari pola makan yang tidak sehat, penggunaan gula pada makanan yang berlebihan, hingga aktivitas fisik yang kurang berdampak pada postur tubuh yang berlebihan bahkan hingga obesitas. Semua hal ini memperbesar risiko dari penyakit diabetes melitus.

Dampak yang dirasakan ketika mengalami penyakit ini tidak hanya 1-2 tahun saja namun orang yang terdiagnosis DM harus siap menjalani pengobatan sepanjang hidupnya. Beberapa dampak yang dirasakan penderita DM yaitu:

  • Kesehatan fisik menurun
  • konsekuensi ekonomi karena biaya perawatan kesehatan yang tinggi
  • Peluang menderita penyakit kronis lainnya lebih besar seperti penyakit kardiovaskular, neuropatin dan gangguan ginjal
  • Akibat komplikasi yang didapatkan pasien DM menjadi beban berat bagi individu, keluarga, dan sistem kesehatan.

Oleh karena itu, kunci utama dalam menghadapai DM adalah pencegahan. Sadar akan bahaya DM yang mengintai dan berani mengambil langkah preventif dalam keseharian demi membentengi diri dari risiko DM menjadi hal yang wajib dilakukan oleh setiap kalangan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun