Beberapa orang terbiasa mendengarkan musik saat belajar atau aktivitas lainnya. Banyak yang meyakini bahwa mendengarkan musik sambil beraktivitas dapat meningkatkan fokus dan memberikan rasa tenang.
Berkenalan dengan Lo-Fi atau Low Fidelity merupakan salah satu genre musik yang direkam memakai peralatan sederhana dan musiknya belum sempurna atau masih “mentah” karena itulah menghasilkan suara berkualitas rendah. Disebut mentah karena istilah Lo-Fi mulanya hanya digunakan untuk menggambarkan proses dari pembuatan sebuah lagu atau album.
Meskipun mentah, tapi ketidaksempurnaan inilah yang pada akhirnya membuat genre musik Lo-Fi menjadi sangat unik.
Nah, yang lebih menarik dalam pembuatannya diselipkan efek suara seperti rintik hujan, kicauan burung, air mengalir, dan lain sebagainya sehingga memberikan efek menenangkan bagi yang mendengarnya.
Bagaimana Sejarah Lo-fi?
Sejarah Lo-Fi sebenarnya dimulai lebih dari 30 tahun yang lalu, meskipun tidak ada yang tahu pasti siapa penciptanya.
Namun, ada dua nama yang sering disebut dan dianggap sebagai "godfather" dari Lo-Fi Hip Hop, yaitu Nujabes dan J Dilla. Kedua produser ini berperan besar dalam membentuk ciri khas Lo-Fi Hip Hop yang kita kenal hingga saat ini.
Awal mula genre lofi bermula pada akhir 1980-an di Jepang dengan istilah "lofi hip-hop". Dipengaruhi oleh musik lounge jazz dan bossa nova, genre ini mulai menyebar dengan cepat di antara pecinta musik alternatif.
Pada era digital ini, platform streaming seperti YouTube dan SoundCloud membantu penyebaran lofi ke seluruh penjuru dunia.
Produsen musik independen dan pembuat konten menggunakan lofi sebagai latar belakang dalam video dan siaran langsung, menarik perhatian khalayak yang semakin luas.