Obesitas merupakan kondisi medis di mana akumulasi lemak tubuh berlebihan yang dapat membahayakan kesehatan. Ini diukur dengan menggunakan Indeks Massa Tubuh (IMT) yang menunjukkan bahwa seseorang memiliki berat badan yang jauh melebihi batas normal.
Seseorang dengan IMT 25.1 - 27.0 dikategorikan ke dalam berat badan tingkat ringan. Sedangkan seseorang dengan IMT 27.0 dikategorikan ke dalam berat badan tingkat berat.
Obesitas dapat menyebabkan peningkatan risiko diabetes tipe 2 dan penyakit jantung, dapat memengaruhi kesehatan tulang dan reproduksi, serta meningkatkan risiko kanker tertentu. Obesitas memengaruhi kualitas hidup, seperti tidur atau bergerak.
Pada 1 Maret 2024, Indonesia berada di peringkat 168 dari 200 negara dalam daftar negara dengan tingkat obesitas laki-laki dewasa tertinggi. 6,53% orang dewasa laki-laki di Indonesia mengalami obesitas pada tanggal tersebut.
Obesitas adalah masalah global yang berdampak pada 2 miliar penduduk dan mengancam kesehatan masyarakat, termasuk Indonesia. Pada tahun 2030, diperkirakan 1 dari 5 wanita dan 1 dari 7 pria akan mengalami obesitas.
Obesitas dapat menyebabkan penyakit tidak menular seperti penyakit kardiovaskular, diabetes, dan beberapa jenis kanker.
Faktor-faktor yang menyebabkan masalah gizi di Indonesia
1. Kemiskinan: Â
  Kemiskinan dapat membatasi kemampuan individu untuk mengakses makanan sehat yang berkualitas. Keluarga dengan pendapatan rendah seringkali memilih makanan murah dan makanan siap saji yang tinggi kalori dan rendah nutrisi karena harganya yang lebih terjangkau. Akibatnya, pola makan mereka mungkin kaya akan lemak jenuh dan gula, yang dapat berkontribusi pada obesitas.
2. Kurangnya Edukasi Gizi: Â
  Minimnya pengetahuan tentang gizi sehat mempengaruhi pilihan makanan dan kebiasaan makan. Tanpa pemahaman yang cukup mengenai nilai gizi dan dampak dari konsumsi makanan tertentu, individu mungkin tidak menyadari pentingnya pola makan seimbang dan cenderung mengonsumsi makanan tinggi kalori dan rendah nutrisi.
3. Akses Terbatas ke Makanan Sehat: Â
  Di beberapa daerah, terutama di wilayah terpencil atau pedesaan, akses ke makanan sehat seperti buah, sayuran, dan protein berkualitas mungkin terbatas. Keterbatasan ini mendorong masyarakat untuk bergantung pada makanan olahan yang lebih mudah diakses namun kurang sehat, yang berkontribusi pada obesitas.
4. Pengaruh Budaya dan Pola Makan: Â
  Budaya dan kebiasaan makan lokal sering mempengaruhi pilihan makanan. Tradisi atau kebiasaan yang mengedepankan makanan berkalori tinggi, seperti makanan gorengan atau makanan manis, dapat meningkatkan risiko obesitas. Selain itu, kebiasaan makan berlebihan saat acara sosial atau perayaan juga dapat berkontribusi pada masalah ini.
Dampak Jangka Panjang Obesitas
-Penyakit kronis
Obesitas dapat meningkatkan risiko penyakit kronis seperti diabetes tipe 2, penyakit jantung, dan tekanan darah tinggi.
-Penyakit kardiovaskular
Diet tinggi lemak jenuh, lemak trans, dan kolesterol dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke.