Rumah Kertas merupakan novel karya Carlos Maria Dominguez, penulis Argentina. Novel ini memiliki tebal 76 halaman. Sebelum diterjemahkan novel ini diterbitkan pertama kali pada 2002 oleh Ediciones de la Banda Oriental dengan judul La casa de papel. Novel ini merupakan cetakan kelima pada Desember 2020 setelah sebelumnnya apada cetakan pertama pada September 2016.
Buku ini merupakan buku yang bercerita tentang sejarah buku, perpustakaan, penerbitan dan hal-hal yang berkaitan dengan dunia perbukuan. Rumah kertas ini bercerita tentang perjalanan sosok "Aku" yang mendapati sebuah buku aneh yang dikirim ke alamat rekannya, Bluma, seorang profesor sastra di Universitas Cambridge, Inggris, yang tewas ditabrak mobil saat sedang membaca buku. Sejak kematian Bluma, sosok "Aku" ini menggantikan Bluma di jurusan Sastra Amerika Latin, memakai kantornya, dan mengajarkan mata kuliahnya, sekali pun ia tidak terkesan oleh adu pendapat soal kematian Bluma. Pendapat ini bertentangan, ada yang berpendapat bahwa "Bluma membaktikan hidupnya pada sastra, tanpa pernah membayangkan bahwa sastralah yang akan merenggutnya dari dunia ini."
Buku ini dikatakan sangat menarik dan relate karena dengan kehidupan milenial mengenai kehidupan yang tidak selalu berjalan sesuai keinginan kita. Hal yang kami sorot dalam novel ini yaitu kisah Bluma yang bermula sebagai seorang pecinta buku, setiap sudut rumahnya dipenuhi dengan berbagai tumpukan buku. Hingga pada akhirnya kecintaannya terhadap buku bahkan memabawanya pada ujung kematian.
Di cerita Rumah Kertas, terdapat pembagian golongan untuk pecinta buku, diantaranya :
Orang-orang ini (bibliofil) ada dua golongan.. pertama, kolektor yang bertekad mengumpulkan edisi-edisi, langka edisi pertama buku-buku Borges sekalitus artikel-artikel di majalah-majalah; buku-buku yang dicetak oleh Colombo, disunting oleh Bonet, sekalipun mereka tak pernah membuka-bukanya selain untuk melihat-lihat halamannya, seperti orang-orang mengagumi sebuah objek indah.
Lainnya, ada para kutu buku, pelahap bacaan yang rakus, seperti Brauer itu, yang sepanjang umurnya membangun koleksi perpustakaan yang penting. Pecinta buku tulen, yang sanggup mengeluarkan uang yang tidak sedikit untuk buku yang akan menyita waktu mereka berjam-jam, tanpa kebutuhan lain kecuali untuk mempelajari dan memahaminya.
Kami cukup puas dan senang membaca novel ini. Selain karena kisahnya yang unik dan terjemahan Ronny Agustinus yang mengalir. Melalui novel ini, kami dapat merasakan atmosfer yang mungkin bisa dirasakan para bibliofil. Karena novel ini, mengisahkan bagaimana para biliofil seperti Brauer dan Delgado memperlakukan buku-buku melebihi apa pun. Mereka rela mengorbankan hal-hal yang berharga demi buku-bukunya. Selain itu,kami bisa menemukan kisah tentang kebiasaan-kebiasaan para bibliofil yang biasa dan tak bisa soal buku-buku. Kisah yang benar-benar unik dan menarik. Ya, meski sayang kisah yang memikat ini terlalu singkat untuk dinikmati.
Penyusun : Ismawati, Nurfadila Antika, Andi Rian, Fadhilah Nuruf Afni, Nurlis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H