"Aku belum dapat satupun Bima. Sepertinya kita terlambat datang ke sini "kataku dengan nada sedih "kita lanjut ke kebun rambutan saja ya" ajakku.
Kami pun berjalan sejauh 300 meter lagi untuk sampai ke kebun rambutan kami pun sampai di tepi sawah di samping sawah ada sungai kami pun merendahkan kaki sebentar di sana.
Kami pun lanjut menuju sawah- sawah yang di tepinya banyak batu-batuan yang membuat kami susah berjalan.
Setelah melewati sawah cukup lama kami pun sampai di depan kebun rambutan, tampak rambutan yang kemerahan.
Semakin mendekat, kami melihat betapa segarnya buah tersebut.
Mereka berdua berlari menuju pohon rambutan sambil melihat pemandangan indah dan terlihat buah yang segar-segar.
Lanang buahnya segar-segar, "Aku ingin mengambilnya!" Teriak Bima. Terlihat ia ingin memakan rambutan itu.Â
Hei kalian mencuri ya? Teriak seorang paman di sana. Kami sungguh ketakutan mendengar teriakan itu.
Ku lihat wajah lanang yang ketakutan dan tegang , ia pun menangis. Melihat dia menangis aku pun ikut menangis.
Paman itu membawa ku dengan lanang ke pondok kecil, tepatnya di tengah sawah itu.
Kami pun di hukumnya dengan mengurung kami di dalam pondok itu, " Kecil- kecil sudah mencuri" Saya akan kurung kalian berdua di sini sampai orang tua kalian datang, ucapnya.