Mohon tunggu...
Nurendah Hafitriani
Nurendah Hafitriani Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Hobi menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Beragam Folklor yang Ada di Daerah Rangkasbitung

16 Juli 2022   09:31 Diperbarui: 16 Juli 2022   09:37 415
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setiap daerah pasti mempunyai folklor atau yang sering kita kenal dengan cerita rakyat, legende, dongeng, mitos, dan pepatah, semua itu termasuk ke dalam folklor lisan, folklor lisan ialah folklor yang terdiri dari unsur lisan. Selain folklor lisan, terdapat folklor setengah lisan dan folklor bukan lisan. Folklor setengah lisan adalah folklor yang terdiri dari campuran unsur lisan dan bukan Lisan seperti tarian rakyat, teater rakyat, adat istiadat, dan upacara adat. Sedangkan folklor bukan lisan adalah folklor yang bukan berupa lisan meskipun dalam pembuatannya diajarkan secara lisan. Contohnya seperti arsitektur rakyat, bangunan rumah asli daerah, atau kerajinan tangan rakyat seperti pakaian adat. folklor biasanya bersifat turun temurun dan disebarkan melalui mulut ke mulut. Maka dari itu folklor jarang kita ketahui siapa penciptanya. 

Rangkasbitung juga mempunyai tradisi folklor loh.. Apa saja sih folklor yang ada di daerah Rangkasbitung? 

1. Folklor lisan

Sebagian masyarakat Rangkasbitung mempercayai akan adanya mitos bahwa wanita hamil dilarang melilitkan handuk ke lehernya karena dipercaya jika melanggar larangan maka bayi yang di kandungnya akan terlilit ari-ari. Selain itu jika terjadi bulan purnama wanita hamil harus bersembunyi di bawah tempat tidur atau meja karena jika melanggar larangan di percaya bayi yang di kandungnya akan memiliki tanda lahir yang sangat besar.

2. Folklor sebagian lisan 

Di Rangkasbitung terdapat pula folklor yang berupa upacara adat seperti yang dilakukan masyarakat Baduy yang dikenal dengan sebutan seba Baduy. Seba Baduy ini dilaksanakan setiap satu tahun sekali dalam rangka menyampaikan rasa syukur atas hasil panen yang berlimpah.

3. Folklor bukan lisan

karena Rangkasbitung terkenal akan wisata Baduy, maka salah satu folklor bukan lisan terdapat di daerah Baduy sendiri yaitu pakaian yang biasa dipakai oleh warga Baduy dalam yang termasuk pakaian adat mereka.

Itulah beberapa contoh dari beragamnya tradisi folklor di daerah Rangkasbitung. Mungkin sebagian besar masyarakat sudah tidak percaya akan hal-hal bersifat takhayul, apalagi zaman semakin berubah. Namun, tidak ada salahnya kita sebagai masyarakat melestarikan budaya daerah masing-masing yang telah di wariskan oleh nenek moyang kita. Maka untuk itu marilah kita jaga tradisi folklor agar tidak hilang termakan oleh zaman dan digantikan budaya luar. 

Nurendah Hafitriani Mahasiswa Sastra Indonesia Universitas Pamulang

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun