Mohon tunggu...
Nurendah Hafitriani
Nurendah Hafitriani Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Hobi menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisis Nilai Moral Dalam Cerpen Renjana Karya Risda Nur Widia

13 Juli 2022   21:52 Diperbarui: 13 Juli 2022   21:56 963
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Nilai moral adalah nilai-nilai yang terkait dengan tindakan baik dan buruk yang memandu kehidupan manusia secara umum. Pendapat lain menyebutkan pentingnya nilai moral sebagai nilai yang dapat mendorong orang untuk bertindak dan sebagai sumber motivasi. Oleh karena itu, nilai-nilai moral cenderung mengatur dan membatasi tindakan kita dalam kehidupan sehari-hari.

Moral adalah suatu pedoman dalam perilaku yang diterapkan kepada setiap individu untuk bersosialisasi dengan individu lainnya, sehingga terjalin rasa saling menghormati dan menhargai sesama manusia.

Pendapat lain mengatakan moral bermakna sesuatu yang bertautan dengan kaidah- kaidah tingkah laku; akhlak; budi pekerti, yang kemudian membentuk karakter dalam diri seseorang sehingga dapat menilai dengan benar sesuatu yang baik dan buruk di dalam kehidupan.

Pada tugas telaah novel kali ini saya ditugaskan untuk menganalisis nilai moral dalam cerpen Renjana karya Risda Nur Widia. Berikut hasil penelitian saya.

1. Hubungan dengan sesama

hubungan antara anak dengan ibu

Dalam cerpen Renjana karya Risda Nur Widia ini terdapat kutipan yang memperlihatkan ada hubungan yang sangat erat antara anak dengan ibunya.

Data 1

"Bila ada seorang yang terus memikirkanmu, maka di sanalah tempatmu untuk pulang?" (Renjana. Hlm 1)

Data 2

"Itu adalah kata Ibu beberapa tahun lalu. Sebelum aku pergi meninggalkan rumah. Memang, setelah lulus kuliah dan mendapatkan pekerjaan sebagai koresponden salah satu perusahaan media di Berlin, aku pergi meninggalkan rumah dan Ibu. Aku hidup sebagai pengelana di negeri orang. Hari-hariku tidak lagi dipadati dengan percakapan hangat dengan Ibu, tetapi diganti laporan kerja, rutinitas berangkat kantor, dan kesepian-kesepian yang aku lalui seorang diri di Eropa. Apalagi selama meninggalkan rumah, dua tahun---dan sepanjang waktu itu juga belum pernah pulang---aku merasa ada yang hilang dalam hidup. Aku merasa ada yang membuatku makin asing di tengah perantauan." (Renjana. Hlm 1)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun