ARTIKEL AKSI NYATA MODUL 1.4 PENERAPAN BUDAYA POSITIF
Nur Eka Sari, S.Pd., M.Pd.
Calon Guru Penggerak Angkatan 4, SMAS Islam Taalamul Huda Bumiayu, Kabupaten Brebes
Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pasal 3 disebutkan tentang tujuan pendidikan yakni mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri serta menjadi warga negara yang demokratis juga bertanggung jawab. Pendidikan merupakan salah satu pondasi dalam kemajuan bangsa, semakin baik kualitas pendidikan yang diselenggarakan oleh suatu bangsa, maka akan diikuti dengan semakin baiknya kualitas bangsa tersebut. Indonesia adalah bangsa yang sangat mengutamakan pendidikan, karena pendidikan memiliki peranan yang sangat penting terhadap terwujudnya peradaban bangsa yang bermartabat dan berkarakter. Filosofi pendidikan menurut Ki Hadjar Dewantara mengenai tujuan pendidikan adalah menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Dalam proses “menuntun” anak, pendidik sebagai pamong/pendamping diberi kebebasan, dalam memberi tuntunan dan arahan agar anak tidak kehilangan arah dan membahayakan dirinya. Seorang pendidik dapat memberikan “tuntunan” agar anak dapat menemukan kemerdekaannya dalam belajar dan mencapai tujuan belajar. Ki Hajar menjelaskan bahwa dasar pendidikan anak berhubungan dengan kodrat alam dan kodrat zaman. Kodrat alam berkaitan dengan “sifat” dan “bentuk” lingkungan dimana anak berada, sedangkan kodrat zaman berkaitan dengan “isi” dan “irama”.
Pedidik merupakan aset penting dalam mencapai tujuan pendidikan yang telah disampaikan. Sosok yang menuntun dalam mendorong tercapainya ekosisitem pendidikan yang aman, nyaman, dan memotivasi sehingga membuat murid tumbuh dan berkembang sesuai dengan kodrat alam dan zaman.
Penanaman karakter dan pembiasaan yang kuat melalui penanaman budaya positif di sekolah menjadi sangat krusial. Walaupun pada dasarnya secara umum semua warga sekolah sudah memiliki nilai-nilai positif sebagai warisan dari nilai-nilai yang sudah mendarah daging. Dimana keluarga sebagai pendidikan utama dalam pembentukan budi pekerti dan karakter. Namun, kita perlu menerapkan pembiasaan-pembiasaan baik tersebut di lingkungan sekolah sebagai langkah nyata membentuk budaya yang positif sebagai penguat pondasi karakter dari pendampingan orang tua di rumah. Menilik lebih khusus ke kegiatan pembelajaran di sekolah. Pembelajaran merupakan inti sari dari proses mendidik di mana mereka akan diajak belajar bersama, baik dalam segi ilmu, sosial, maupun sikap. Pembelajaran dijadikan ruang untuk bertumbuh, belajar, dan mengeksplor kemampuan dan minat murid melalui bimbingan dan tuntunan.
Kegiatan pembelajaran merupakan kegiatan yang kompleks, mulai dari belajar secara umum (kognitif), afektif, psikomotor, dan sosial. Untuk mengembangkan dan melatih aspek-aspek tersebut, kita sebgai guru perlu mendesain pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pendidikan Indonesia. Salah satu hal yang dapat kita lakukan yakni membentuk kesepakatan kelas. Kesepakatan kelas merupakan suatu hal yang disepakati bersama baik guru dengan siswa, maupun antarteman dalam lingkungan tempat belajar. Kesepakatan kelas ini merupakan salah satu alat pengontrol diri supaya mampu bersikap sesuai dengan apa yag telah disepakati bersama.
Kesepakatan kelas yang telah dibentuk akan diyakini menjadi keyakinan kelas. Keyakinan kelas menjadi dasar dan alur bertindak dalam proses belajar. Persetujuan dan keyakinan kelas akan dapat mewujudkan suasana belajar yang nyaman, aman, dan memotivasi.
Tujuan Aksi Nyata "Kesepakatan dan Keyakinan Kelas dalam Penanaman Budaya Bositif di SMAS Islam Taalamul Huda Bumiayu "
Penerapan budaya positif seperti religius, disiplin dan toleransi antar sesama dikaitkan dengan nilai-nilai pofil pelajar Pancasila yaitu: Beriman dan bertakwa pada Tuhan YME, kemandirian, bernalar kritis, kreatif, bersifat kebhinekaan dan bergotong royong. Dimana nilai-nilai itu akan menjadi dasar pembiasaan positif. Maka dalam pembelajaran perlu adanya kesepakatan kelas, dimana akan membentuk keyakinan kelas yang mempunyai beberapa tujuan diantaranya sebagai berikut:
Menanamkan budaya positif yang akan menjadi modal awal murid untuk merasakan selamat dan bahagia dalam mengikuti pembelajaran.