Kulirik Syahquitta tengah asyik dengan mainannya
Pagi ini aku lebih banyak mengerjakan pekerjaan sekolah di tempat tidur. Alhamdulillah tubuh sudah mulai pulih. Seminggu lebih bedrest tidaklah terlalu membosankan, karena aktivitas masih dapat dilakukan secara daring. Ditambah kini ditemani cucu pertamaku.
Kulirik Syahquitta tengah asyik dengan mainannya. Momen aktifitas dia sengaja kudokumentasikan.
Kuceritakan dongeng Sakadang Kuya Jeung Sakadang Monyet, dongeng fabel versi Sunda yang sudah sejak aku kecil didongengkan oleh nenek, kakek, serta kedua orangtuaku. Ekspresi wajahnya tampak menggemaskan ketika mendengar suaraku yang berubah sesuai karakter sang tokoh.
"Sehah, lata-lata, sehah, lata-lata ..." Suaraku berubah nada, mengisahkan sakadang monyet yang kepedasan karena makan cabe.
Mata Syahquitta mengikuti setiap gerakan bibirku dan kemudian mulutnya mengeluarkan ucapan yang tidak beraturan.
Aku tertawa mendengar suaranya, dia pun ikut tertawa senang dan menendang-nendangkan kakinya yang mungil.
Kemudian kunyanyikan lagu Ayun Ambing, sambil kuusap-usap kepalanya perlahan. Tidak lama dia mulai menguap dan mengeluarkan suara mengikuti nada lagu yang kunyanyikan kemudian tertidur. Tampak damai, kutatap wajah mungil cucuku dengan penuh kasih sayang.
Kembali teringat perjalanan hidup ketiga anakku yang kini sudah dewasa. Rasa syukur kupanjatkan kepada Allah subhanahu wata'ala yang telah memberikan nikmat dan kekuatan kepadaku membesarkan mereka tanpa ayah.
اَلحَمْدُ ِللهِ رَبِّ اْلعَالَمِيْنَ حَمْدًا يُوَافِى نِعَمَهُ وَيُكَافِئ ُمَزِيْدَهُ
Alhamdulillahi rabbil 'alamin khamdan katsira yuwafi ni'amahu wa yukafiu mazidahu.
"Segala puji Allah Tuhan semesta alam, pujian yang sebanding dengan nikmat-nikmat-Nya dan menjamin tambahannya."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H