Mohon tunggu...
Nurdiyanti Hasan
Nurdiyanti Hasan Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi Universitas Borneo Tarakan

Sekedar tulisan biasa

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Anxiety

11 September 2020   20:21 Diperbarui: 15 September 2020   09:49 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Anxiety atau biasa disebut rasa cemas merupakan respons terhadap rasa tertekan terhadap situasi yang dianggap mengancam. Anxiety dapat terjadi pada siapapun dan hal tersebut adalah hal yang wajar. Anxiety dapat dikatakan wajar jika efek yang ditimbulkan tidak mengganggu kegiatan sehari-hari. 

Namun, anxiety dapat dikatakan tidak wajar jika terjadi terus-menerus walaupun penyebabnya sudah tidak ada dan dapat berdampak negatif terhadap kegiatan sehari-hari. Anxiety tidak wajar inilah yang dinamakan Anxiety Disorder. Anxiety Disorder biasanya disebabkan oleh kejadian traumatic di masa lalu.

Gejala-gejala anxiety yang biasa terjadi yaitu pusing, mual, tremor, keringan dingin, lemas, perasaan mudah tersinggung dan marah, detak jantung tidak beraturan, napas tersengal-sengal, sulit fokus dan lain sebagainya. Gejala anxiety berbeda-beda tergantung dengan jenis anxiety yang terjadi.

Jika gejala anxiety memburuk dan mengganggu pola hidup maka harus segera periksa ke psikolog ataupun psikiater karena dapat sangat berbahaya hingga dapat menyebabkan rasa cemas berlebih menuju tindakan bunuh diri. Jenis-jenis anxiety disorder yang perlu diketahui antara lain gangguan kecemasan umum, fobia, ganguan kecemasan social, PTSD (post-traumatic stress disorder), gangguan panik tanpa alasan yang jelas, dan terakhir COD.

Penanganan anxiety dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain berulang kali menarik napas dalam-dalam dan mengeluarkannya dengan perlahan, melakukan meditasi seperti yoga, rutin melakukan olahraga, menikmati pemandangan segar, berpikir positif, menerapkan pola tidur dan makan yang sehat, melakukan terapi relaksasi, beribadah, dan dapat meminta pertolongan secara detail dari psikolog maupun psikiater jika dirasa perlu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun