Mohon tunggu...
Nurdin Karawang
Nurdin Karawang Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Public Health

|| Dunia ini hanya tiga hari: Kemarin yang telah berlalu dan tak akan kembali, hari ini yang sedang kau jalani, dan esok yang belum tentu kau temui.|| Hasan Al-Basri

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Bahaya Cahaya Biru dari Ponsel: ko Bisa?

3 Desember 2024   11:12 Diperbarui: 3 Desember 2024   11:16 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber : Arsip Pribadi

Bahaya Cahaya Biru dari Ponsel terhadap Kualitas Tidur dan Kesehatan Retina: Tinjauan Mendalam

Ponsel pintar telah menjadi perangkat esensial dalam kehidupan sehari-hari, menawarkan berbagai manfaat seperti komunikasi yang mudah, akses informasi, hiburan, dan media sosial. Namun, penggunaan ponsel yang berlebihan membawa dampak negatif yang tidak bisa diabaikan, salah satunya adalah paparan cahaya biru yang dipancarkan oleh layar. Cahaya biru ini memiliki panjang gelombang yang sangat pendek dan dapat menembus lapisan-lapisan dalam mata, yang berpotensi mengganggu kualitas tidur dan kesehatan retina. Dampak buruk dari paparan cahaya biru, terutama yang berasal dari ponsel pintar, kini semakin menjadi perhatian, karena dapat mengubah siklus tidur alami tubuh dan menyebabkan kerusakan jangka panjang pada mata. Artikel ini akan membahas fenomena saat ini terkait penggunaan ponsel, dampak negatifnya terhadap kualitas tidur dan kesehatan retina, serta berbagai langkah yang dapat diambil untuk mengurangi risiko paparan cahaya biru.

Fenomena Penggunaan Ponsel dan Paparan Cahaya Biru

Penggunaan ponsel pintar semakin meluas, terutama di kalangan remaja dan dewasa muda yang menghabiskan waktu berjam-jam setiap hari di depan layar. Menurut penelitian, perangkat digital seperti ponsel, tablet, dan komputer adalah sumber utama paparan cahaya biru, yang intensitasnya sering kali tinggi, terutama ketika perangkat digunakan dalam waktu lama. Salah satu kebiasaan yang memicu peningkatan paparan cahaya biru adalah penggunaan ponsel pada malam hari, tepat sebelum tidur, yang mengganggu proses tidur alami tubuh. Secara alami, tubuh kita mulai memproduksi melatonin setelah matahari terbenam untuk mempersiapkan tidur. Namun, paparan cahaya biru dari perangkat digital menghambat produksi melatonin tersebut, yang mengarah pada gangguan tidur.

Kaur (2022) menemukan bahwa penggunaan ponsel cerdas pasca-sunset (setelah matahari terbenam) berhubungan erat dengan kualitas tidur yang buruk. Ponsel yang digunakan untuk berbagai aktivitas seperti media sosial, menonton video, atau bermain game, dapat menunda waktu tidur dan mengurangi durasi tidur yang nyenyak, yang mengarah pada penurunan kualitas hidup dan kesehatan mental. Gangguan tidur ini semakin diperburuk dengan meningkatnya frekuensi dan durasi penggunaan ponsel.

Bahaya Cahaya Biru terhadap Kualitas Tidur dan Kesehatan Retina

Paparan cahaya biru memiliki dua dampak utama pada tubuh: gangguan terhadap ritme sirkadian dan potensi kerusakan retina. Melatonin adalah hormon yang mengatur siklus tidur-bangun tubuh, dan cahaya biru dapat menurunkan produksinya. Penurunan melatonin menyebabkan gangguan tidur, seperti insomnia dan tidur yang tidak nyenyak (Alam et al., 2024). Hal ini menyebabkan penurunan kualitas tidur, yang pada gilirannya dapat memengaruhi fungsi kognitif, suasana hati, dan kesehatan mental seseorang. Randjelovi et al. (2023) menyatakan bahwa penggunaan filter cahaya biru pada perangkat pintar dapat meningkatkan kualitas tidur subjektif dan memperbaiki fungsi siang hari dengan mengurangi skor pada Indeks Kualitas Tidur Pittsburgh (PSQI), yang mengindikasikan adanya perbaikan dalam kualitas tidur.

Selain itu, paparan cahaya biru yang berlebihan dapat menimbulkan risiko serius bagi kesehatan mata. Penelitian klinis yang dilakukan oleh Li et al. (2021) menunjukkan bahwa paparan cahaya biru dalam jangka panjang dapat merusak retina, khususnya sel-sel fotoreseptor yang sensitif terhadap cahaya. Kerusakan pada retina ini berpotensi menyebabkan gangguan penglihatan yang bersifat kronis, seperti degenerasi makula terkait usia (AMD) dan retinopati diabetik. Hal ini memperburuk kualitas penglihatan seseorang seiring waktu dan berisiko menurunkan kualitas hidup.

Selain masalah fisik pada mata, paparan cahaya biru juga dapat mengarah pada penurunan kewaspadaan dan peningkatan kelelahan di siang hari. Ini bukan hanya berdampak pada kualitas tidur, tetapi juga pada kinerja dan produktivitas seseorang. Seiring waktu, gangguan tidur yang berulang dapat memicu masalah kesehatan mental seperti kecemasan dan depresi.

Solusi Mengurangi Paparan Cahaya Biru

Meskipun paparan cahaya biru dapat menimbulkan dampak negatif yang signifikan, ada beberapa strategi yang dapat diterapkan untuk mengurangi risikonya. Salah satu cara yang paling umum dan mudah adalah dengan menggunakan filter cahaya biru pada perangkat digital. Filter ini dapat mengurangi intensitas cahaya biru yang dipancarkan oleh layar ponsel atau komputer, sehingga mencegah gangguan tidur yang lebih lanjut. Penelitian oleh Randjelovi et al. (2023) menunjukkan bahwa penggunaan filter cahaya biru secara signifikan dapat memperbaiki kualitas tidur dan mengurangi gejala gangguan tidur pada siswa.

Namun, penggunaan filter cahaya biru hanyalah salah satu cara untuk mengurangi paparan. Beberapa langkah lain yang dapat diambil antara lain:

  • Pengaturan Waktu Penggunaan Perangkat: Salah satu solusi yang paling efektif adalah mengatur waktu penggunaan perangkat, terutama pada malam hari. Disarankan untuk menghindari penggunaan ponsel atau perangkat lain setidaknya satu jam sebelum tidur, guna memberi tubuh waktu untuk mempersiapkan tidur alami.
  • Mengaktifkan Mode Malam pada Perangkat: Banyak perangkat kini dilengkapi dengan fitur mode malam atau "Night Shift" yang mengurangi intensitas cahaya biru. Dengan mengaktifkan fitur ini pada malam hari, kita dapat meminimalkan gangguan terhadap produksi melatonin.
  • Mengatur Pencahayaan Lingkungan: Menggunakan pencahayaan dengan warna yang lebih hangat pada malam hari juga dapat membantu mengurangi dampak negatif dari cahaya biru. Lampu berwarna kuning atau oranye lebih aman bagi mata dan membantu tubuh memasuki fase tidur dengan lebih alami.
  • Pemeriksaan Mata dan Perawatan Rutin: Untuk individu yang mengalami gejala gangguan tidur atau masalah penglihatan akibat paparan cahaya biru, konsultasi dengan dokter spesialis mata dan melaksanakan pemeriksaan rutin sangat penting. Menggunakan kacamata dengan filter cahaya biru juga bisa menjadi langkah pencegahan yang baik.

Kesimpulan

Paparan cahaya biru dari ponsel pintar dan perangkat digital lainnya memberikan dampak buruk yang signifikan terhadap kualitas tidur dan kesehatan retina. Gangguan terhadap produksi melatonin mengarah pada gangguan tidur, yang pada gilirannya memengaruhi kualitas hidup. Selain itu, paparan cahaya biru yang berkepanjangan dapat menyebabkan kerusakan retina yang bersifat kronis. Namun, langkah-langkah pencegahan yang sederhana, seperti penggunaan filter cahaya biru, pengaturan waktu penggunaan perangkat, dan pengaturan pencahayaan yang lebih ramah tidur, dapat membantu mengurangi dampak negatif dari paparan cahaya biru. Dengan kesadaran yang lebih besar dan tindakan preventif yang tepat, individu dapat melindungi kesehatan tidur dan penglihatan mereka di era digital yang terus berkembang ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun