Dalam kunjungannya ke negara bagian Rakhine ,Valerie Amos Pejabat Kemanusiaan PBB sangat terkejut ketika melihat kondisional Muslim Rohingya di Rokhine,Myanmar barat.Dalam kunjungannya bersama wartawan BBC London,Jonah Fisher melihat betap tidak manusiawinya rejim junta militer Myanmar dalam memeperlakukan pengungsi Muslim Rohingya tersebut.
Sekitar 135.000 pengungsi Muslim Rohingya hanya tinggal di berbagai tenda-tenda dekat pembuangan yang berlumpur ,serta di larang keluar oleh pihak kemanan Miyanmar.Pihaak keamanan Myanmar menurut Valerie Amos menghadang setiap bantuan kepada Muslim Rohingya,ujarnya kepada BBC London,Rabu 5 Desember 2012.
Sementara tidak jauh dari tenda-tenda kumuh para pengungsi Muslim Rohingya terdapat kampa-kamp untuk para pengungsi Budha yang kelihatannya sangat rapi dan bersih,serta pasok  bantuan mengalir teratur,ujarnya pula.Kedua kamp pengungsi tersebut terletak di semenanjung Myebon,tetapi keadaannya berbeda jauh satu dengan yang lainnya.
Terkait dengan masalah diskriminasi dalam berbagai aspek sosial yang dilakukan rejim Budhis Myanmar terhadap Muslim Rohingya itu memang sudah diketahui sejak lama,karena memang Muslim Rohingya tdak diakui sebagai warga negara Myanmar oleh junta militer Thein Sein tersebut.
Perbedaaan kondisional kedua kamp pengungsi tersebut sangat mengejutkan Valerie Amos,yang menurut petugas kemanusian PBB bahwa kamp-kamp pengungsi Muslim Rohingya itu merupakan kamp pengungsi yang terburuk di Asia.Pemerintah Myanmar terlibat langsung dalam kekerasan terhadap Muslim Rohingya , sebagaimana dilaporkan oleh Komisi HAM PBB,Novi Pilley beberapa waktu lalu.
namun demikian rejim junta militer Jenderal Thein Sein tidak pernah menghiraukan kecaman masyarakat internasional,serta ketika OKI hendak membangun kantor perwakilannya di Rokhine Jenderal Thedin Sein melarangnya.Karenanya jika merujuk kepada laporan Valerie Amos dan wartawan BBC London ,Jonash Fisher itu terkait perbedaan kondisional pengungsi Muslim dengan Budha begitu mencolok,maka sudah jelas jika ada bantuan masyarakat internasional rejim Thein Sein tidaka akan menyaalurkan kepada Muslim Rohingya.
Perlakuan seperti itu semestinya segera dihentikan,dan para aktifis kemanusiaan perlu mengawasi setiap bantuan ke wilayah konflik  Rokhine supaya bisa memastikannya bantuan tersebut sampai kepada yang berhak menerimanya,baik kepada Muslim Rohingya maupun warga Budha itu.Karena kedua kelompok masyarakat itu merupakan korban konflik ,sehingga bantuana masyarakat internasionalpun perlu secara adil didistribusikan kepada mereka.Bukan hanya untuk komunitas Budhanya saja,sebagai agama mayoritas bangsa Myanmar tersebut.
PBB perlu segera menghentikan perlakuan biadab seperti itu ,sehingga rejim Thein Sein menyadari kesalahanya selama ini yang berlawanan dnegan HAM internasional.kalau juga masih melanggarnya,maka masyarakat interenasional perlu memberi sanksinya yang berat karena junta militer Thein Sein telah melakauakan kejahatan terhadap kemanusiaan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H