Dalam pidatonya di dalam Sidang Umum PBB di New York,Presiden AS Barack Obama memulai pidatonya dengan penghormatan kepada  mendiang para diplomat dan AS Dubes J. Christopher Stevens yang tewas dalam kerusuhan aksi protes anti film Innocence of Muslims di Kota Benghazi,Libya Timur Selasa tanggal 11 September 2012 lalu.
Selanjutya ia mengatakan dalam podatonya itu,bahwa Paman sam akan memburu pihak-pihak yang terkait dengan kekersaan itu dan akan menyeretnya ke  pengadilan. Selain itu Presiden AS  Barck Husein. Obama yang pernah tinggal sebentar di Indonesia,serta bersekolah di sebuah SD Menteng Jakarta itu mengatakan pula bahwa AS tidak terkait sedikitpun dengan Film Innocence of Muslims yang menghina Islam tersebut.
Barack Obama melanjutkan penegasnnya pula,bahwa negaranya tidak terkait dengan vedeo itu,dan saya percaya katanya lagi dalam pidato itu bahwa pesan-pesan vedeo  itu akan di  tolak oleh semua pihak yang menghormati nilai-nilai kemanusiaan,ujarnya di Sidang PBB New York,Selasa 25 September 2012. Dalam pidatonya itu juga ia mengecam kekerasan sebagai aksi protes terhadap  film Innocence of Muslims yang menghina Islam dan Nabi  Muhammad. Kekerasan yang  timbul  setelah film itu beredar itu tidak bisa di benarkan, ujarnya lagi dengan rasa percaya diri yang tinggi selaku orang nomor 1 di negara adi daya tersebut.
"Hari ini ,kita harus menyatakan bahwa kekerasan dan  intoleransi itu tidak  mempunyai tempat di negara-negara anggota PBB"ujarnya dengan keras pula.Presiden Barack H.Obama juga menyatakan pula bahwa film Innocence of Muslims itu bukan hanya menghina komunitas muslim,tetapi juga menghina Amerika.
Kekerasan memang telah melanggar prinsip-prinsip Piagam PBB,namun bagaimana dengan penghinaan itu yang menjadi pemicunya semestinya juga termasuk dalam prinsip-prinsip tersebut. Karena berbagai aksi protes dunia muslim itu terjadi bukan hanaya secara kebetulan belaka,tetapi memang sebagai reaksi protes terhadap  penghinaan yang dilakukan  Nakoula Basseley Nakoula,warga AS penganut Kristen Koptik Mesir yang mengakui juga sebagai Israel.
Terkait masalah isu-isu nuklir Republik islam Iran,Barack Obama menyatakan bahwa untuk mengentaskan masalah tersebut AS masih mengutamakan jalur diplomatik dan sanksi ekonomi untuk menghentikan isu isu program nuklir Teheran. Namun  demikian  lanjutnya lagi, AS mempunyai kesabaran yang terbatas dalam masalah itu.Dalam kontesk ini kelihatannya,kebijakan Paman Sam  terhadap  isu-isu nuklir  Republik Islam Iran sampai sekarang  memang belum berubah dari  posisinya semula, meskipun selalu mendapat desakan dari Zionis Israel.
Karena itu pula,sehingga PM Israel Benyamin Netanyahu semakin gregetan terhadap kebijakan Barack Obama tersebut.Oleh sebab itu terkesan terjadi suatu perbedan strategi yang diterapkan AS dan Zionis Israel dalam  menanggapi isu nuklir itu, sehingga Presiden AS Barack  Obama enggan bertemu dengan PM. Benyamin Netanyahu saat menghadiri Sidang Umum PBB di New York itu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H