Mohon tunggu...
Nurdin
Nurdin Mohon Tunggu... Guru - Guru Sejarah

sebagai guru sejarah dan sosiologi di SMA di kota Bandung tentu saja perlu berwawasan luas,karenanya saya selalu suka membaca dan menulis untuk memperluas wawasan yang masih sempit ini.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pasang Surut Hubungan Indonesia-Amerika Serikat

14 November 2010   16:31 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:37 749
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Menjelang kunjungan kenegaraan Presiden AS,Barrack H.Obama ke Indonesia sudah mulai timbul demontrasi yang dilakukan oleh sekelompok warga Indonesia sebagaimana juga dilakukan terhadap kunjungan  Presiden  George W. Bush sebelumnya.Namun para pengunjuk rasa kali ini tidak seramai saat kunjungan George  W.Bush dahulu,kemungkinan karena Obama pernah tinggal di Menteng  sehingga simpati rakyat Indonesia agak lebih baik kepada Presiden berkulit hitam pertama AS tersebut daripada George Bush .Padahal jika George Bush yang menyerbu berbagai negara  negara  mayoritas penduduknya muslim sebagaai dalih untuk membinasakan Osamah bin laden ,serta negara-negara yang melindungi warga Saudi Arabia jebolan kamp latihan bentukan  sekutu di  Afganistan ketika melawan Uni Sovyet  tersebut.Sementara Obama juga meneruskan kebijakan politik AS meskipun menarik sebagian pasukannya  dari Iraq dengan melipat gandakan pasukannya ke Afghanistan.Dan soal pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan oleh pasukan AS baik saat orang nomor satu AS masihBush maupun Obama tidak jauh bedanya,sebagaimana yang terungkap dalam ratusan ribu halaman dokumennya tentang kejahatan perang yang dilakukan pasukannya di Iraq dan Afghanista.Me  mang dalam politik  tidak ada teman atau kawan yang abadi yang ada hanya kepentingan yang abadi,ka renanya meskipun garis politik yang dilakukannya sama tetapi bisa saja tanggapannya berbeda,tergan tung  dari sisi  mana titik tumpu persepsi seseorang politikus berbanding lurus dengan posisi ia sekarang berada.                                                                               Jika kita coba menoleh kebelakang dalam perjalanan sejarah perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia dari NICA(Belanda)yang  hendak memulihkan kekuasaannya  kembali di negeri Indonesia sesuai persetujuan Sekutu  di San Franscisco dan Civil Affairs Agreement,maka peranan Gedung Putih    tidak bisa dipungkiri besarnya terhadap  proses  eksistensi Indonesia .Terutama ketika Belanda memper mainkan para diplomat Indonesia dalam berbagai perjanjian(linggarjati,Renville,Rum-Royen)melalui Komisi Tiga Negara yang selanjutnya berubah namanya menjadi UNCI(United Nations Comission for Indonesia)AS sangat besar perannya dalam menekan Belanda untuk mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia,yakni kemerdekaan sebagai bangsa dan negara .Salah seorang wakil Washington yang sangat lantang menyuarakan sikap politiknya yang pro Indonesia adalah Marlee Cohren sehingga proses konfe  rensi Meja Bundar yang amat alot itu justru berdampak positif bagi pengakuan kedaulatan Indonesia ,meskipun Belanda  masih coba menunda-nundanya termasuk masalah Irian Barat(Papua ).Memang sikap Gedung Putih tersebut tentu saja tidak gratis.Karena dalam menghadapi saingannya  Blok Timur pimpinan Uni Sovyet  dalam perang dinginnya,dengan terpaksa menyingkirkan mitra sekutunya Belanda  dan mendukung kemeedekaan Indonesia agar tidak jatuh kepelukan Moskow.Namun kemudian Washing ton balik menentang rejim Orde Lama yang gagal menjalankan garis politik sesuai dengan kepentingan  Barat ,terutama ketika Presiden Sukarno membawa Indonesia keporos Jakarta-Hanoi-Beijing-Pyongyang bersamaan menjalankan konsep demokrasi terpimpinya,serta membungkam hak suara masyarakat Indonesia.Pasca Dekrit Presiden 5 juli l959 dan membubarkan hasil Pemilu l955,serta semua kekuasaan berada  pada satu tangan,yaitu Presiden Sukarno sendiri.Politik luar negeri Indonesia yang bebas dan aktif berubah kepolitik anti Barat yang oleh Presiden Sukarno disebut Nekolim,bersamaan semakin kuat  nya pengauh Blok Timur berbanding lurus berkibarnya PKI dan pembubaran,pembredelan partai-partai politik dan mass media lainnya.Dalam konteks ini kemudian Washington mendukung perlawanan diberbagai wilayah untuk mendongkel Sukarno dari kursi kepresidenannya,yang ditanggapinya dengan keras pula oleh Sukarno.Indonesia bersama-sama negara Asia Afrika mengadakan urung rembuk di Bandung tahun l955 sebagai awal perlawanan terhadap Barat,yang dihadiri   oleh  para pemimpin  dari dua puluh sembilan negara Asia Afrika.Selanjutnya bersama Jamal Abdul Naseir(Presiden Mesir),Jawahar  lal Nehru(Perdana Menteri India),Yoseph Brous Tito(Presiden Yugoslavia),Kwame Dikrumah(Perdana Menteri Ghana)tahun  l961 dalam deklarasi Beograd lahirlah Gerakan Non Block,suatu organisasi pengimbang antara persaingan Blok Barat pimpinan AS dengan Blok Timur pimpinan Uni Sovyet.Namun sejak Sukarno kecewa terhadap kegagalannya dalam mewujudkan  konsep penyatuan Malaya,Philipina,In donesia (Maphilindo )yang dirancang bersama Teungku Abdurrahman dan Diacos Macapagal hingga   berdirinya negara federasi Malaysia dukungan Inggris dan sekutunya .Sikap Sukarno semakin keras terhadap Barat dan pro blok timur,sehingga berbagai perlengkapan militer Indonesia dipasok dariMoskow  dansekutunya.Indonesia keluar dari keanggotaannya di PBB,bahkan Presiden Sukarno menghendaki agar Markas PBB dipindahkan saja dari AS .Namun Washington tidak mengdaki Indonesia terus menerus pro blok Timur dan anti Blok Barat,karenanya Presiden AS JF.Kennedy berupaya membujuknya supaya secara bertahap melepaskan diri dari politik pro Beijing-Kremlin.Kartu  as Gedung Putih yang bisa dimainkannya untuk membujuk Jakarta adalah soal Irian Barat yang masih dipermainkan oleh Belanda.Sejak itu Presiden Sukarno sembari terus mengkampanyekan aksi militer terhadap Belanda di Irian Barat(Papua)namun secara  intensif pula beliau berjuang dijalur diplomasi yang tentu saja mendapat dukungan Gedung Putih.JF.Kennedy memfasilitasi perjanjian Indonesia-Belanda soal Irian Barat tersebut di New York yang di medisi oleh diplomat kawkan AS,Alsworth Bunker.Dari sinilah kemudian menelurkan pemebentukan badan PBB(UNTEA) yang bertugas untuk menyelesaikan konflik Indonesia-Belanda .UNTAC dipimpin oleh Jalal Abduh,diplomat asal Iran(Iran waktu  itu  sangat   baik hubungannya  dengan AS ,nyaris serupa hubungan AS -Israel sekarang)atas restu Washington.Konseku  wensinya,Irian Barat kembali kepangkuan ibu pertiwi  yang diakui setelah hasil referendum l969.Dan ne gara  pertama sekali yang mengakuinya  adalah AS  .Pada masa Orde Baru Presiden Suharto mengakhiri konfrontasinya dengan Malaysia dan Barat bersamaan mengharamkan atheisme di bumi Indonesia,serta Indonesia masuk kembali menjadi anggota PBB.Pada era orde baru coba mengakhiri konflik dengan berbagai negara tetangga dengan merintis pemebentukan ASEAN tahun l967 di Bangkok,serta terus memelihara hubungan mesranya dengan AS dan sekutu sehingga meskipun terjadi berbagai pelanggaran hak asasi manusia di Indonesia,negara-negara Barat menutup mata karena tidak mengancam kepentingan mereka di Indonesia.Bahkan kemudian Presiden AS,Nixon dan Menlunya Herry Kissinger merestui masuknya pasukan Indonesia ke Timor Timur tHUN 1976 kononnya supaya wilayah tersebut tidak dijadikan pangkalan komunis .Karena benteng terakhir dari  komunisme di Asia Tenggara pasca jatuh Vietnam selatan adalah Indonesia.Dan jika Timor Timur tidak dikuasai Indonesia ,serta menjadi wilayah Portugis yang sudah dikuasai Presiden Somoza yang sikap politiknya kekiri-kirian yang tentu saja akan mengkhawatirkan Blok Barat.Nixon merestui Tim Tim dikuasai dan menjadi propinsi ke 27 ,namun tetapi di majlis umum PBB  masalah tersebut tidak secara serius dibicarakan.Pada saat lengsernya Suharto  21 Mei l998 dari kekuasan,dan muncul Prof.DR.BJ.Habibie sebagai presiden  Indonesia yang ketiga desakan internasional untuk menyelesaikan masalah status propinsi ke 27 itu     semakin gencr dan sistematis di forum internasional.Menlu RI ,Ali Alatas tidak bisa mencari dua suara lagi di PBB untuk memenangkan voting jika dilakukan untuk menyelesaikan masalah status Tim Tim tersebut,selain membiarkan soal  tersebut mengambang sebagai peluang baik bagi Huse Ramos Forta diluar negeri untuk mengkampanyekan cita-cita kemerdekaan Timor Timur.Akhirnya Huse Ramos Forta semakin populer namanya dibelakang nama Timorleste,pasc a di berikan hadiah Nobel.Tekanan terhadap Indonesia yang belum siap menghadapinya itu semakin besar dari masyarakat internsional dibumbui dengan pelanggaran hak asasi manusia di Timor Timur-Aceh dll.Konsekuwensinya Indonesia terjebak dalam permainan Barat,sedangkan AS turut pula mendukung diadakannnya referendum di Timor Timur yang mengantarkan propinsi Indonesia  yang  ke 27 itu merdeka berdaulat lepas dari Indonesia.Menurut asumsi penulis sekiranya Menlu Indonesia waktu itu masih Prof.Dr.Muchtar Kusuma  atmaja akan berbeda hasilnya,karena beliau sudah berhasil mencari dukungan dari negara-negara anggo ta PBB sehingga tinggal dua suara saja perbedaan antara yang pro-contra Indonesia dalam masalah Timor Timur itu.Tetapi itulah politik,beliau digantikan oleh Ali Alatas.Dalam hal ini AS seakan menutup mata membiarkan indonesia"dikeroyok"oleh negara-negara pro kemerdekaan Timor Timur,padahal sebelumnya AS yang mendorong Indonesia masuk kesana dan mengakuinya.Hal ini persis perlakukan AS terhadap Iraq saat melawan Iran tahun l980-an.Bukankah Saddam Husein mendapat berbagai mesin perang dari Sekutu pimpinan AS untuk melawan Kumeini,lalu kemudian Saddam Husein diserbu juga oleh sekutu pimpinan AS.Dan dulu AS merupakan pendukung utama Muhammad Reza Pahlavi(Raja Iran)sehingga digabungkan kedalam pakta militer pimpinan AS(METO=middle east treaty organization) dan pro israel dalam masalah konflik Israel-Arab ,dan kini bersamaan perubahan kebijakannya Washington sangat anti Teheran.Kiranya hubungan Indonesia-AS perlu tetap dalam koridor sebagai negara yang berdaulat,sederajat,dan tidak satu pihakpun yangmerasa superior atau inlander,meskipun baik di AS dan Indonesia sekarang dikuasai oleh Partai Demokrat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun