Sebagian besar anggota Parlemen Belanda menentang penjualan tank jenis Leopard kepada pemerintah negara kesatuan Republik Indonesia,namun pemerintah kedua negara masih tetap berupaya untuk meluluskannya terkait masalah-masalah kepentingan ekonomi dan politik.
Bagi pemerintah Belanda, penjualan 100 unit tank jenis Leopard tersebut sangat penting untuk memangkas penggunaan dana pemeliharaan mesin perang NATO yang semakin mahal ditengah terpaan krisis zona Euro.Sementara bagi pemerintah Indonesia pembelian 100 unit tank leopard dengan harga miring sangat penting juga dalam rangka memenuhi kebutuhan alusista angkatan bersenjata Indonesia,meskipun banyak  pihak yang memprotes langkah langkah kebijakan pemerintah itu.
Fraksi Groenlink,kiri hijau dengan tegas menentang rencana penjualan 100 unit tank kepada Indonesia,karena masih dianggap pemerintah Indonesia belum sepenuhnya melakukan langkah-langkah penghargaannya terhadap hak asasi manusia.Masih banyak pelanggaran hak asasi manusia yang di lakukan pemerintah Indonesia belum di tuntaskan,seperti di Aceh,Talang Sari,Tanjung Priuk,Maluku ,Papua dan sebagainya.
Sedangkan partai anti Islam ,PVV pimpinan Geert Wilders menentang penjualan 100 unit tank jenis Leopard tersebut kepada Indonesia karena mayoritas penduduknuya muslim.Karenanya menurut salah seorang anggota Paerlemen Belanda(de Teweede Kamer)dari faraksi kiri hijau,Arjan El Fassad bahwa perdebatan sengit akan berlangsung di Parlemen negara kincir angin tersebut.Kedua pemerintah tetap bersikukuh untuk merealisasikan langkahnya masing-masing,meskipun mendapat perlawanan dari parlemen negaranya masing-masing.
Menjelang perdebatan sengit di de Teweede kamer Belanda,untuk membicarakan rencana penjualan 100 tank bekas jenis Leopard itu kepada Indonesia,justreru beberapa pakar militer utusan pemerintah Indonesia sudah tiba di Belanda.Kelihatannya pemerintah Indonesia serupa halnya dengan pemerintah Belanda yang tetap akan mewujudkan rencananya itu,meskipun mendapat kritikan pedas dari kalangan DPR komisi satu .Para anggota DPR komisi 1  menganggapnya,bahwa tank  jenis Leopard tidak sesuai dengan medan Indonesia yang gembur berlumpur,berawa-rawa yang hanya cocok bagi tank dari jenis  ringannya saja.
Selain itu kelompok yang menentang penjualan tank leopard ke Indonesia juga mengajukan alasannya,bahwa pemerintah Belanda perlu meninjau dengan cermat keadaan konstalasi politik Indonesia.Apakah Indonesia termasuk kawasan yang bisa di kategorikan sebagai daerah komflik ,yang melakukan berbagai pelanggaran hak asasi manusia.Soalnya mesin perang tidak boleh di jual kepada negara -negara semacam itu,sebagaimana aturan yang digariskan NATO.Namun kelihatannya pemerintah Belanda maupun pemerintah Indonesia masih tetap kokoh pendiriannya dan  besar kemungkinannya akan tetap merealisasikannya,karena berdasarkan berbagai pertimbangan ekonomi dan politis kedua negara,Indonesia dan Belanda.                                                                                                                                                                                                                                Dalam kontesk ini,maka diharapkan melalui dilpomasi "Leopard"akan lebih menghangatkan kembali hubungan kedua negara yang sekarang mendingin.SBY secara mendadak menunda kunjungannya ke Belanda,sebagai protesnya terhadap pemerintah Belanda yang sering mencampuri urusan domistik Indonesia.Bahkan saat itu ketua PVV ,Geert Wilders telah mengadukan SBY kepangadillan negeri Belanda karena dianggap mereka telah melakukan pelanggaran HAM di Maluku,Papua.Selain itu kasus Munir sampai sekarang belum juga tuntas ,tokoh intelektualnya masih bebas .Nah,kemungkinan saja melaui diplomasi"Leopard"tersebut hubungan kedua negara akan semakin baik kembali.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H