Mohon tunggu...
Nurdin
Nurdin Mohon Tunggu... Guru - Guru Sejarah

sebagai guru sejarah dan sosiologi di SMA di kota Bandung tentu saja perlu berwawasan luas,karenanya saya selalu suka membaca dan menulis untuk memperluas wawasan yang masih sempit ini.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Krisis Politik Mesir:Gedung Putih Desak Junta Militer Bebaskan Mursi

14 Juli 2013   08:15 Diperbarui: 24 Juni 2015   10:35 850
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13737604041144464434

Gambar:Voa. Meskipun  Gedung Putih  sedang mencari data-data sebagai pertimbangan sikapnya terhadap  junta militer Mesir ,namun  mendesak supaya segera Presiden  terguling Muhammad Mursi di bebaskan.Pembebasan Muhammad Mursi dan  elite Ikhwanul Muslimin lainnya merupakan bagian dari demokrasi,ujar Juru  bicara Kementerian Luar Negeri AS  Jean Psaki kepada Vo Sabtu 13  Juli 2013.Menurut  JUbir Kemenlu Jean Psaki AS  menghendaki  semua proses demokrasi di Mesir  harus diawali dengan pembebasan Muhammad Mursi tegasnya pula kepada  Reuters. Presiden AS Barack Obama sedang mempertimbangkan apakah  perebutan kekuasaan yang dilakukan junta militer  pimpinan jenderal Abdel Fattah El Sisi terhadap  Presiden Muhamamad Mursi Rabu 3 Juli 2013 termasuk dalam kategori  kudeta ,tetapi  terus mendesak  Mesir untuk membebaskan Mursi.Jubir kemenlu AS,Jen Psaki di Washington DC kepada pers menegaskan lagi,bahwa proses demokrasi yang inklusif dan  berkelanjutan hanaya  akan terjadi sekiranya elemen Ikhwanul Muslimin diiukut sertakan dalam politik Mesir. Sikap AS yang sangat keras itu baru pertama sekali dikemukan sehingga junta militer  sekarang semakin terpojok,karenanya  pemerintahan sementara pimpinan  presiden sementara Adly Mansour terus berupaya merangkul  Ikhwanul Muslimin untuk membentuk pemerintahan .Sejauh ini Ikhwanul Muslimin masih tetap menolaknya,sertas  menuntut supaya segera Muhamam Mursi dipulihkan kekuasaannya.Desakan AS dan jerman serta beberapa negara lainnya semakin  menghimpit junta militer,serta sebagai dukungan moral bagi Ikhwanul Muslimin. Junta Militer  dengan rejim bonekanya pimpinan Presiden sementara Adly Mansour yang didampingi oleh Perdana Menteri sementara Hazem El Bablawi berupaya dalam waktu relatif singkat bisa  menyelengarakan pemilu Parlemen dan pemilu Presiden agar Ikhwanul Muslimin tidak sempat menyiapkan dirinya sehingga bisa kalah dalam pemilu,dan  oposisi yang memang anti Mursi bisa meraih kemenangan.Namun demikian  strategi itu kelihatannya sulit  terwujud karena sampai sekarangpun Ikhwanul Muslimin masih sangat kompak kokoh dalam sikapnya terhadap  junta dan menganggap rejim  transisi  sekarang ilegal. Dalam konteks ini  rejim sementara bentukan junta Militer Mesir kelihatannya semakin habis  waktunya karena desakan AS dan masyarakat internasional dan tekanan Ikhwanul Muslimin semakin  menghimpitnya dan sekiranya  proses demokrasi berlangsung  mulus diperkirakan Ikhwanul Muslimin  akan mengulang kembali kemenangannya sebagaimana  pada pemilu tahun 2011 lalu.Dan jika ini terjadi,bagaimana nasib junta militer  itu nantinya  ?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun