Mohon tunggu...
Nurdin
Nurdin Mohon Tunggu... Guru - Guru Sejarah

sebagai guru sejarah dan sosiologi di SMA di kota Bandung tentu saja perlu berwawasan luas,karenanya saya selalu suka membaca dan menulis untuk memperluas wawasan yang masih sempit ini.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Turkiye Siap Melatih Aparat Kemanan Rezim Baru Suriah

19 Desember 2024   10:33 Diperbarui: 19 Desember 2024   10:33 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Rezim baru Suriah pimpinan Abu Mohammad Aljulani mulai berkuasa sejak minggu 8 Desember 2024 menyusul runtuhnya rezim Basar Al Asad bersama keluarganya melarikan diri ke Rusia,dan mantan Presiden Basar Al Asad mewariskan berbagai borok kejahatan dan  kebiadaban yang telah dilakukannya selama berkuasa setengah abad terhadap  rakyat Suriah.Kekejaman rezim Al Asad tersebut kemudian menimbulkan berbagai pemberontakan dari warga Suriah yang mendambakan keadilan dalam sistem demokrasi yang menghargai hak asasi manusia.Namun aksi terebut dibalas dengan berbagai kekejaman oleh rejim Basar Al Asad sehingga menimbulkan perang saudara sejak tahun 2011 hingga runtuhnya rezim Basar Al Asad Minggu,8 Desember 2024.

Pemimpin HTS(al hayat Tahrir As Sam)Abu Mohammad Aljulani yang sempat begabung dengan Al Qaeda sehingga oleh AS bersama sekutunya dianggapnya sebagai teroris menyebabkan tahun 2016 Abu Mohammad Aljulani ditanggap oleh AS namun kemudian setelah berhasil menyakinkan AS bahwa ia bukan teroris akhirnya ia  dibebaskan.Karena dukungan Turkiye HTS dan SNA(Suriah National Army) pimpinan Abu Mohammad Aljulani begitu besar,sehingga pasukannya dalam waktu tidak sampai sebulan dengan mengejutkan mampu menggulingkan rezim Basar Al Asad.

Pelarian mantan Presiden Basar Al Asad bersama keluarganya ke Moskow meninggalkan negara Arab Suriah dalam kondisional tidak menentu,namun Abu Mohammad Al Julani enggan menduduki berbagai instuitusi yang ditinggalkan rezim Basar Al Asad sampai mantan PM.Mohammad Ghazi Aljalali secara resmi menyerahkan kekuasaannya Senin 9 Desember 2024.Proses serah terima jabatan tersebut berlangsung secara damai dari mantan PM.Mohammad Ghazi Al Jalali kepada Mohammad Al Bashir kepala pemerintahan propinsi Idlib,salah seorang kepercayaan Abu Mohammad Aljulani.

Sebagai PM.sementara Mohamamad Al Bashir mulai menata adminisdtrasi pemerintah Suriah sebagai pemerintahan transisi sebelum menyerahkan kekuasaannya kepada pemerintahan definitif Suriah yang tentu saja dipilih melalui proses yang demokratis.Terkait masalah tersebut Turkiye yang sudah membuka kembali kedubesnya di Damascus mengharapkan komunitas internasional segera membantu rejim baru Suriah.Turkiye juga menghormati keutuhan wilayah Suriah,dan tidak menerima pasukan asing menduduki wilayah Suriah yang tentu saja ditujukan kepada Zionis israel yang sudah menduduki zona penyangga di gunung Hermon sejak ditinggalkanoleh pasukan rezim Basar Al Asad.

Turkiye mendukung rezim baru Suriah dengan tujuan untuk menghancurkan para pemberiontak kurdi PKK yang sering mengancam keamanan Turkiye,karenanya sekarang ribuan pasukan Ankara berada diwilayah perbatasan Turkiye-Suriah  sepanjang 900 km  tersebut.Dalam konteks ini berbagai negara mengkhawatirkan terhadaap keberadaan pasukan Turkiye tersebut karena dianggapnya sebagai persiapan invasi Turkiye ke Suriah.Anggapan tersebut tentu saja dibantah keras oleh Presiden RepublikTurkiye,Recep Thayyeb Erdogan.Ia mengatakan bahwa Turkiye tidak bermaksud menduduki Suriah,akan tetapi hanya berjaga-jaga agar para teroris tidak mengacauklan keamanan diperbatasananya menyusul terjadi kekosongan kekuasaan di Suriha,ujarnya kepada Anadolu Agency.

Turkiye mengharapkan negara-negara lain dan komunitas internasional mencabut semua sanksinya,karena HTS dan SNA sebagaimana diucapkan dalam pidatonya di Mesjid Damascus bahwa Abu Muhammad Aljulani yang sudah memisaahkan diri dari teroris Al Qaedah berjanji akan menghormati semua keyakinnan kelompok minoritas yang ada di Suriah.Ia akan menyerahkan semua kekuasaan yang tergantung  warga Suriah yang berhak menentukan nasibnya kedepan dalam negara Suriah secara utuh merdeka dan berdaulat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun