Mohon tunggu...
Nurdin
Nurdin Mohon Tunggu... Guru - Guru Sejarah

sebagai guru sejarah dan sosiologi di SMA di kota Bandung tentu saja perlu berwawasan luas,karenanya saya selalu suka membaca dan menulis untuk memperluas wawasan yang masih sempit ini.

Selanjutnya

Tutup

Hukum

Pejuang Kemerdekaan Palestina Hamas, Kami Terbuka untuk Setiap Inisiatif Tulus Serius

16 Desember 2024   07:58 Diperbarui: 16 Desember 2024   10:07 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hukum. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Salah seorang pemimpin gerakan perjuangan kemerdekaan Palestina Hamas(Al Harakat Al Muqawwamu al Islamiyyah)yang berkedudukan di Libanon,Bassam Khalaf mengatakan bahwa gerakan perjuangan kemerdekaan Palestina itu terbuka bagi setiap inisiatif yang tulus  serius untuk mengakhiri perang dan pembebasan sandera ,ujarnya kepada Al Mayahdeen Senin 9 Desember 2024.Pernyataan tersebut terkait dengan proposal gencatan senjata antara para pejuang kemerdekaan Palestina dengan Zionis israel yang diprakarsai Mesir dan Amerika serikat(AS)di Cairo.

Namun demikian sejauh ini belum ada tanggapan dari pihak Zionis Israel,bahkan rezim piaraan AS tersebut masih terus melancarkan genosidanya di jalur gaza,daerah pendudukan Tepi barat bahkan kini memperluas peperangannya dengan menduduki wilayah zona penyangga Suriah Gunug Hermont dengan alasan untuk melindungi wilayah perbatasan Zionis israel didaerah pendudukannya di dataran tinggi Golan menyusul tergulingnya rezim Basar Al Asad Ahad 8 Desember 2024.

Pemerintah Mesir menyatakan pula,bahwa pihak pejuang kemerdekaan Palestina membuka diri bagi setiap inisiatif yang tulus dan serius dan  berkomitmen untuk mengakhiri genosida di jalur gaza.Kepala intelejen Mesir,Mahmoud rasyad Senin 9 Desember 2024 mengatakan bahwa Sikap para pejuang kemerdekaan palestina kini lebih kooperatif dan bersedia membebaskan sandera yang masih ditahannya di jaur gaza kendatipun pasukan Zionis Israel untuk sementara masih menduduki wilayah Palestina.

Terkait  masalah tersebut,Perdana Menteri(PM)Libanon,Najib Makati mengatakan keoptimisannya terhadap rencana presiden terpilih AS Donald Trump yang berhasil dengan"Abraham Accord"saat pertama berkuasa dulu hingga berhasil menggiring Maroko,Bahrain dan UAE untuk berhubungan dengan Zionis israel.Dalam konteks ini Zionis israel telah memiliki hubungan diplomatik dengan negara-negara Arab seperti Mesir,Kerajaan Yordania,kerajaan Bahrain,Kerajaan UAE,Sudan dalam rangka untuk mencitakan keamanan yang stabil di regional Timur Tengah .

Akan tetapi jika dilihat dari anggota kabinet yang ditunjuk oleh Donald Trump yang terdiri dari  orang-orang yang menganut Islamophobia  pro Zionis israel dan  anti palestina ,maka hal itu sepertinya mustahil akan terwujud.Bahkan Donald trump ketika berkuasa pertama sekali di Gedung Putih justru memperlihatkan sikapnya yang lebih Zionis israel yang anti Palestina.Donald Trump memindahkan kedutaan besar AS dari Tel Aviv ke Yeruzalem,serta secara resmi mengakui Zionis israel secara sah menduduki wilayah Suriah di dataraan tinggi Golan.PM.Benyamin Netanyahu mengatakan bahwa dataran tinggi Golan merupakanmilik abad Zionis israel bersamaan menduduki zona penyangga di Gunung Hermon yang ditinggalkan  oleh pasukan rezim Basar Al Asad .

Oleh sebab itu niat baik  dari (Hamas)para pejuang kemerdekaan Palestina itu sepertinya suklit terwujud karena  lazim Zionis israel selalu tidak serius dalam mengupayakan perdamaian di jalur gaza.PM.Benyamin Netanyahu  berulangkali menggalkan upaya gencatan senjata tersebut,seperti halnya dengan proposal ajuan Joe Biden sebelumnya juga digagalkan oleh PM.Benyamin Netanyahu untuk menyelamatkan karir politiknya yang semakin tertekan oleh tekanan warga Zionis israel didalam negerinya sendiri maupun desakan  komunitas internasional untuk segera menghentikan genosidanya  terhadap  bangsa Arab palestina.Rezim Zionis israel memang tidak bisa dipercaya,sebagaimana halnya dengan rezim AS yang senantiasa memihak Zionis israel dengan selalu mengabaikan perjuangan kemerdekaan Palestina.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun