Mohon tunggu...
Nurdin
Nurdin Mohon Tunggu... Guru - Guru Sejarah

sebagai guru sejarah dan sosiologi di SMA di kota Bandung tentu saja perlu berwawasan luas,karenanya saya selalu suka membaca dan menulis untuk memperluas wawasan yang masih sempit ini.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Ketika Gedung Putih Tidak Bisa Dipercaya, Waktunya Kremlin-Beijing Ambil Alih Penyelesaian Konflik Zionis Israel-Palestina

7 Maret 2024   07:45 Diperbarui: 7 Maret 2024   08:37 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

        Kalau terkait masalah konflik antara Zionis Israel dengan Palestina memang sudah bukan rahasi lagi,bahwa Amerika Serikat(AS) tidak bisa netral dan selalu membela Tel Aviv dengan berbagai cara di forum internasional.AS selalu menghambat resolusi PBB terkait gencatan senjata permanen di jalur Gaza dan tepi barat.AS membela Zionis Israel di ICJ dan ICC,walaupun  berbagai negara sekutunya mengecam keras sikap Gedung Putih tersebut.Jika ICJ memutuskan sesuatu terkait konflik Zionis Israel dan palestina,Gedung Putih mengharapkan supaya keputusan tersebut tidak mengharuskan penarikan pasukan penjajah Zionis Israel dari  wilayah pendudukannya di Palestina.

        Hal itu diucapkan saat menaggapi sidang dengar pendapat dari 53  utusan dari berbagai negara  didepan Sidang ICJ yang membahas dampak pendudukan Zionis Israel di Palestina  .Pendudukan  secara ilegal oleh Zionis Israel terhadap berbagai wilayah Palestina telah menimbulkan berbagai bencana kemanusiaan ,genosida di wilayah palestina terutama jalur Gaza dan tepi barat palestina.Selain itu dampak negatif pejajahan Tel Aviv  telah merusak berbagai aspek sosial kemasyakatan Palestina.Bahkan Zionis Israel berupaya  secara tertruktur sistematis  massiv(TSM)untuk menghapus bangsa palestina dari peta bumi,sebagaimana peta yang diperlihatkan Benyamin Netanyahu saat berpidato didepan sidang terbuka PBB.

        Keberpihakan AS kepada Zionis Israel menyebabkan semua upaya untuk mengakhiri genosida di jalur Gaza dan tepi barat Palestina selalu  menemui jalan buntu.Dalam konteks  ini utusan Tiongkok didepan sidang dengar pendapat ICJ bersuara keras mengecam sikap AS tersebut,dan Beijing mengatakan bahwa bangsa Palestina berhak mengangkat senjata melawan Zionis Israel yang sudah delapan dekade menjajah negerinya,karenanya bangsa palestina berjuang melawan Tel Aviv untuk merebuat kemerdekaannya supaya kedepan Palestina menjadi negara merdeka dan berdaulat.Hal serupa diungkapkan Kremlin dalam berbagai forum internasional,kini Vladimir Putin berinisiator untuk mengundang berbagai organisasi  Palesstina terutama Fatah dan Hamas untuk menyatukan sikap dalam menghadapi Zionis israel.

       Aliansi Beijing-Kremlin tidak menyebutkan Hamas sebagai organisasi teroris ,tetapi mengatakan  bahwa Hamas merupakan bagian dari pejuang melawan Tel Aviv untuk merebut kemerdekaan negara Palestina yang selama ini dibawah  jajahan Zionis israel.Terkait organisasi Hamas(Harakat al Muqawwama al Islamiyyah)kerajaan Norwegia mengaggap Hamas sebagai  oraganisasi perjuangan untuk merebut kemerdekaan Palestina darim penjajahan Zionis israel.Oleh sebab itu bagi Kerajaan Norwegia Hamas itu bukan organisasi teroris ,dan elite politik Norwegia hendak segera bertemu elite politik Hamas untuk mencari solusi yang segera bisa mengakhiri peperangan di jalur Gaza.

         AS dan sekutunya membekukan pasokan dananya ke UNRWA karena terpengaruh propaganda Zionis Israel yang mengatakan bahwa  12 staff UNRWA pro Hamas,sementara kerajaan Norwegia,Portugal,Spanyol,Irlandia,Turkiye Qatar dan  beberapa negara lainnya terus memasok daanya ke UNRWA.Ketidak percayaan  masyarakat internasional kepada AS dan sekutunya semakin besar   terkait penyelesaian masaalah konflik antara Zionis Israel dan Palestina,karena  AS selalu memblok resolusi yang diajukan oleh   beberapa negara (Mesir,Qatar,Turkiye,Aljazair dll)untuk menghentikan konflik Zionis Israel dan Palestina .Kini Kremlin -Beijing kelihatannya mulai mengambil alih peran yang sejak lama dipegang AS terkait konflik Zionis Israel dan palestina,dan Rusia bersama  Tiongkok berinisiator mengundang berbagai  faksi Palestina untuk menyatukan sikap politiknya dalam menanggulangi konflik antara Zionis israel dan palestina yang berlangsung delapan dekade itu.Aliansi  itu juga menyerukan pembentukan negara Palestina merdeka dan berdaulat sebagai satu-satunya solusi untuk menciptakan perdamaian dikawasan tersebut.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun