Mohon tunggu...
Nurdin
Nurdin Mohon Tunggu... Guru - Guru Sejarah

sebagai guru sejarah dan sosiologi di SMA di kota Bandung tentu saja perlu berwawasan luas,karenanya saya selalu suka membaca dan menulis untuk memperluas wawasan yang masih sempit ini.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Meski Palestina Sudah Merdeka, Israel Tetap Akan Serang Palestin

2 Desember 2012   00:30 Diperbarui: 24 Juni 2015   20:20 1124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rejim Zionis Israel mulai merealisasikan rencana panjangnya yang tertuang dalam konsep "The Protocols of Bassel"Swiss  dengan   membangun 3000  pemukiman baru Yahudi di  Yerusalem Timur,meskipun menuai kecaman  keras dari berbagai pihak.Bagi bangsa Yahudi kecaman seperti yang di lancarkan AS,Perancis, Inggris, Yordania dan juga  seluruh dunia  tidak akan menyurutkan niat dari ekstrimis  sayap kanan Yahudi ortodock tersebut untuk menganeksasikan Palestina.

Dalam kontesk ini PM Israel,Benyamin Netanyahu sejak dini  menegaskan bahwa Zionis Israel tidak akan mundur sedikitpun dari komitmennya semula bahwa Yerusalem  sebagai ibukota  abadi Israel.Khususnya  bagi kota Yerusalem tidak akan  dipisah-pisahkan dengan siapapun,sebagaimana juga di klaim oleh negara Palestina.Sekarang Zionis Israel  semakin tertekan oleh masyarakat internasional menyusul pengakuan PBB  atas  peningkatan status Palestina dari ensitas peninjau PLO  menjadi negara Palestina sebagai nonanggota   di PBB 29 November 2012.

Washington juga mengecam  Zionis Israel yang  hendak membanaghuana 3000 pemukiman orang-orang Yahudi di Yerusalem Timur dan Tepi Barat itu,sebagaimana  telah dilakuakan oleh Presiden Barack Obama sebelumnya.Namun demikian tetap akan mengalami hal serupa juga  seperti sebelumnya,karena AS tidak pernah  serius dan tegas  sekiranya merugikan Zionis Israel.Begitu pula Menlu Inggris ,William Hague dan Menlu Perancis Laurent Fabius mengecam  pembangunan 3000 pemukiman Yahudi di Yerusalem Timur dan tepi barat  itu.

Kecaman semacam itu bagi Zionis Israel sudah  merupakan hal biasa bagi mereka,bahkan seluruh duniapun mengecamnya mereka tidak akan bergeming sedikitpun.Bagaai Zionis Israel seluruh bangsa-bangsa lain dianggapnya sebagai bangsa Ghoyim(non Yahudi)yang tercipta hanya untuk melayani bangsa Yahudi sebagai bangsa pilihan.Dogma semacam itu sudah terpatri kokoh dalam dada  orang-orang Zionis politik Israel,meskipun  hal itu bukanlah isi dari kitab suci  melainkan hanya mitos-mitos yang mereka ciptakan sendiri sebelumnya.

Oleh karena itu, Zionis Israel tidak akan peduli kepada  berbagai protes  masyarakat internasional terhadap  kebiadabannya di Palestina  karena mereka yakin pada akhirnya AS  akan mendukungnya.Menlu Inggris,  William Hague mendesak Tel Aviv supaya membatalkan rencana pembanguanan  3000 pemukiman baru di Yerusalem timur dan Tepi barat untuk  menghidupkan kembali proses perdamaian dengan Palestina.Karena dengan peningkatan status Palestina itu,maka solusi dua negara  kelihatannya semakin tertutup apalagi jika Israel terus melakukan program pembangunannya di daerah pendudukan di Palestina.

Menlu Inggris ,William hague  mengharapkan supaya Zionis Israel tidak mengambil langkah-langkah  yang bisa menghalangi  dibukanya kembalai proses perdamaian yang tertutup  pasca Israel melanggarnya.Dan hal serupa diserukan oleh laurent Fabius,supaya Israel menahan diri supaya proses perdamaian yang tertutup itu bisa di buka kembali.Akan tetapi kelihatannya Zionis Israel yang semakin terpencil dari dunia internasional tentunya menginginkan perhatian lebih, diharapkan dengan pembangunan 3000 pemukiman Yahudi di kota Yerusalem Timur dan Tepi barat hal itu bisa  diperoleh Tel Aviv .

Program"Yahudinisasi"yang di lakukan Zionis Israel di Palestina terus di jalankannya dengan berbagai cara sebagaimana yang pernah dilakukan oleh kelompok teroris Haganah,Irgun dan organisasi teror alainnya untuk mengusir  bangsa Palestina dari negerinya.Hal itu akan terus berlangsung dan terus dilakukan secara sisitematis  sekiranya masyarakat internasional  membiarkannya.Sementara dengan status barunya negara Palestina bisa bergabung dengan berbagai organisasi internasional termasuk ICC,yang bisa menyeret Israel kemeja hijau di pengadilan  kejahatan internasional.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun