Mohon tunggu...
Nurdin
Nurdin Mohon Tunggu... Guru - Guru Sejarah

sebagai guru sejarah dan sosiologi di SMA di kota Bandung tentu saja perlu berwawasan luas,karenanya saya selalu suka membaca dan menulis untuk memperluas wawasan yang masih sempit ini.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Strategi Nicolas Sarkozy, Ciptakan Krisis untuk Abaikan Krisis?

23 Desember 2011   15:52 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:50 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Presiden Perancis yang satu ini,Nikolas Sarkozy yang berkuasa sejak tahun 2007 dalam berbagai aspek kebijakannnya mirip dengan apa yang sering dilakukan  SBY di Indonesia.Kemungkinan jikapun ada sedikit perbedaaannya ,jika Nikolas Sarkazy dalam tindakannya lebih cepat dan tegas sementara SBY sangat lamban dan solusinya kurang tegas karena sebelum melaksanakannya terlebih dahulu  ia membentuk badan badan  atau  satgas -satgas tertentu yang sifatnya memang ad hoc  .Sehingga yang seharusnya bisa bertindak lebih cepat ,karena berbagai badan tersebut semua tindakannya justeru semakin lambat.

Beberapa hari yang lalu Perancis juga mengecam Inggris karena menaolak traktat Lissabon ,yang merupakan suatu pendisiplinan bagi pengawasan  keuangan negara-negara EU untuk mengatasi krisis zona Euro  . Hal ini ini menimbulkan ketegangan dengan Inggris,salah satu negara EU diluar zona Euro . Presiden Perancis ,  Fillon French saat kunjungannya di Brazil  mengatakan,bahwa hutang Inggris lebih besar dari Perancis dan memiliki defisit anggaran pemerintahnya lebih besar,tetapi luput dari pantauan lembaga pemeringkat .   Komentara Fillon French tersebut segera mendapat kecaman keras dari Inggris,sebagaimana dikemukan oleh Wakil PM Inggris,   Nick Clegg(Sabtu,17 Desember 2011)bahwa kritik Fillon French terhadap ekonomi Inggris itu tidak bisa di terima.

Meskipun akhirnya presiden Fillon French menelpon PM Inggris,David Cameron minta maaf karena komentarnya di Brazil disalah tafsirkan,namun krisis Perancis-Inggris tetap hangat dan terus salin kecam satu sma lainnya.Menkeu Perancis,Francois Barroin menyebutkan pula bahwa ekonomi Inggris sangat mengkhawatirkan ,dan anda merasa lebih baik menjadi orang Perancis ketimbanmg orang Inggris dalam terminologi ekonomi.Komentar yang juga disiarkan oleh Radio Europe 1 itu dikecam oleh berbagai mas media Inggris,dan menganggapnya Perancis itu terlalu cengeng dan kekanak-kanakan.Dan terjadilah perang media massa antara Inggris dan Perancis semakin sengit,yang kadangkala mengungkit kembali ketegangan masa lalu  mereka di era kolonialnya  dahulu.

Krisis politiknya dengan Inggris  belum mereda ,sekarang Nikolas Sarkozy   gulirkan lagi bola panas yang menimbukan krisis baru dengan Turki.Presiden Perancis,Nikolas Sarkazy  untuk mempertahankan kursinya dalam pemilu mendatang coba merangkul warganya yang keturunan Armenia dengan mensahkan UUD   Genosida mengenai pembunuhan etnis Armenia tahun 1915-1917 oleh pasukan kekaisaran Turki Ottoman teersebut.Memang Perancis secara resmi mengakui adanya pembunuhan terhadap etnis Armenia oleh Turki Ottoman seiring meletus perang dunia pertama sejak tahun 2001 ,akan tetapi UU yang diusulkan oleh Valeree Bayer salah seorang anggota Parlemen dari Partainya Sarkozy,UMP telah menimbulkan kemarahan Turki.

Turki segera menarik Duta Besarnya dari Paris,dan mengancam akan membekukan hubungan kerjasama miloiter,ekonomi dan perdagangannya dengan Perancis.Namun demikian  50 anggota Legislatif Perancis tetap melanjutkan pembahasan dan meratifikasi UU itu,serta menambahkannya dengan siapapun yang menyangkal adanya genosida terhadap etnis Armenia itu akan dikenai hukuman selama satu tahun dan membayar denda sebesar 45.000 Euro.

Dalamm konteks ini,PM Turki Thayyeb Erdogan segera memanggil pulang duta besarnya dari Perancis, meskipun  belum mengambil kebijakan apapun terhadap duta besar Perancis di Ankara. Presiden Turki,Abdullah Ghul menyebutkan pula bahwa pengesahjan UU itu hanya sebagai strategi upaya untuk mengalihkan perhatian warga Perancis dari krisis ekonomi domistiknya kepada krisis lainnya, serta juga lanjut Abduillah Ghul pula  untuk menutupi berbagai  kekejaman Perancis terhadap warga Aljazair pasca perang dunia kedua berakhir.Memang dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Aljazair  yang sangat heroik itu ,bagaimana srikandi Jamilah menggerakkan pasukannya melawan pasukan pendudukan Perancis  yang  mengekploitasi Alzajair dengan  sangat kejam,sebagaimana halnya ketika Belanda menjajah Indonesia.

Bagi Nikolas Sarkazy kelihatannya memang sengaja meracik masalah-masalah barunya dengan Inggris dan Turki,yang kebetulan kedua negara itu bukan zona Euro meskipun Inggris itu salah satu negara anggota EU sementara Turki memang bukan negara anggota EU.Namun kedua negara itu sekarang relatif lebih baik  ekonominya,serta kelihatannya  mampu meredam krisis zona Euro.Sedangkan Turki justereu lebih baik lagi perekonomiannya,karena memang bukan anggota EU sehingga banyak masyarakat Eropa sekarang mengadu nasib di Turki terutama  negara tetangganya,Yunani.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun