Mohon tunggu...
Nurdin J
Nurdin J Mohon Tunggu... -

Tindakan adalah juga buah tindakan!..

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Filosofi Judi

13 Maret 2015   02:15 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:44 542
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Mencoba merenungi kutipan dari artikel ini bahwa "Hidup itu seperti sebuah permainan judi, maju kemungkinkanan dapat atau tidak dapat, tapi jika diam saja sudah dipastikan tidak dapat apa-apa".

Mengapa kita di Indonesia dilarang berjudi? Karena mungkin kita berpikir bahwa berjudi lebih kepada mengandalkan faktor keberuntungan saja. Klo dalam agama islam adalah, Haram. Kita disini lupakan sejenak pandangan dari sudut agama, tapi mari kita lihat dari filsafatnya.

Judi adalah kegiatan mempertaruhkan sesuatu barang atau uang dalam sebuah permainan dengan aturan-aturan yang telah disepakati bersama. Bagi sebagian permainan judi dijadikan sebagai hiburan seperti masih dari kutipan artikel ini bahwa, "Tapi bagi kita yang hobi, ini seperti membeli sebuah keseruan. Menang dan menghasilkan rupiah adalah bonusnya".

Dari filosofi judi inilah saya pernah tertarik untuk taruhan bola lewat internet. Kita bermain berpikir untuk keseruan saja, lebih seru kalau pakai uang sungguhan. Kita membeli keseruan, Jadi tidak ada kerugiannya. Yang rugi itu yang menjadikan permainan judi untuk menjadi kaya. Ada masuk akalnya kata bang haji Rhoma Irama yang mengatakan.

"Bohong,, kalaupun kau menang,, Itu awal dari kekalahan... Bohong,, kalaupun kau kaya, Itu awal dari kemiskinan..."

Itu betul, artinya judi bukanlah tempat mencari uang, kalau mau kaya dari bisnis judi, yah jadi bandar, atau agen-nya.


Tapi ingat! Judi adalah kegiatan yang dipandang tidak baik di masyarakat. Dan telah dilarang dalam undang-undang dasar..

Percayalah, lebih baik sukses jadi agen atau bandar beras, ketimbang dari bandar judi, klo di mayoritas agama dan keyakinan terlarang, kaya juga ga tenang!

sumber kutipan artikel : saya.my.id

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun