Mohon tunggu...
Nurdin Abd Rivai
Nurdin Abd Rivai Mohon Tunggu... -

Pensiunan PNS

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Keep your Steps

27 Oktober 2013   08:48 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:59 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13828384371506513250

Hari 27 Oktober 2013, tepat sembilan belas tahun yang lalu engkau dilahirkan. Betapa beratnya perjuangan ibumu sebelum engkau lahir, dua hari dua malam menunggu proses persalinan Ayah pada saat itu turut menyaksikan,  dan memberikan dorongan moral kepada ibumu. Dokter pertama yang membantu proses persalinan di rumah bersalinnya tampaknya sudah menyerah. Kakak ipar ku sempat berkata kalau aku tidak cepat  mengambil keputusan bersiaplah menjadi seorang duda. Perkataan kakak iparku ku respon dengan cepat dan istriku harus diselamatkan dan aku tidak mau cepat-cepat menyandang status dua. Aku segera memacu kendaraan menuju rumah sakit terdekat dan menghubungi  bagian administrasi rumah sakit untuk memastikan tersedianya kamar perawatan. Bagian rumah sakit lalu menghubungi dokter kandungan atas informasi ku, karena  dokter kandungan ini  tempat istriku memeriksa kandungannya  selama proses kehamilan. Proses operasi persalinan hanya memakan waktu kurang lebih satu jam dan bayi ku lahir dengan selamat, Aku mengucapkan puji syukur kepada Tuhan, istri dan anak ku selamat. Sekarang engkau sudah memasuki usia dewasa, hati-hati dalam melangkah karena perjalananmu masih panjang. Masa kanak-kanak mu sudah berlalu dan kini engkau bisa memilih jalan yang terbaik sebagaimana perjalanan panjang yang pernah ayah dan ibu lalui. Beberapa bulan yang lalu ayah tahu engkau sudah mulai merokok, oke itu mungkin karena lingkungan pergaulan mu  agar identitas mu diakui di kelompokmu. Tadinya ayah keberatan, namun disisi lain ayahmu juga sampai saat ini masih merokok. Sebenarnya ayahmu sudah lama ingin berhenti namun selalu gagal. Kamu ayah izinkan merokok dengan syarat jangan merokok di depan ayah, boleh merokok tapi dengan jumlah terbatas. Jangan pernah mau diajak untuk mencoba narkoba, apapun jenisnya, sekali mencoba bersiaplah untuk berurusan dengan pihak penegak hukum bahkan maut taruhannya. Coba renungkan dalam-dalam para pecandu narkoba itu hidupnya dalam ketakutan, selalu berkhayal dan menghilangkan kerumitan hidup melalui jalan pintas.  Patuhi aturan dan nasehat yang pernah ibu dan ayah pernah ajarkan semasa kecil, hidup harus berdisiplin, mengetahui dalam satu hari itu ada 24 jam, yang terbagi untuk waktu sekolah dan belajar, bermain dan beristirahat.Kamu anak lelaki dan kelak pasti akan mencari pasangan hidup, artinya bakal menjadi kepala rumah tangga yang akan menafkahi istri dan anak-anak mu dikemudian hari. Tingkat persaingan dalam memasuki dunia kerja makin ketat dan akan memilih orang-orang yang terbaik. Untuk itu persiapkan dirimu baik-baik, songsong masa depanmu dengan penuh gairah, siap menjadi manusia yang terbaik bagi ibu dan ayah, keluarga, dan bangsa. Melangkahlah.... melangkahlah....melangkahlah, semoga Tuhan mengabulkan doa Ibu dan Ayah. Samarinda, 27 Oktober 2013 Tulisan ini merupakan hadiah sekalugus doa buat anak lelaki saya yang tepat pada hari ini berulang tahun ke 19. dari Mamah,papah dan ade Orang-orang yang selalu mencintai dan menyayangimu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun