Gambar:AP Sejak hari Rabu malam 3 Juli 2013 junta militer pimpinan Jenderal Abdel Fattah Al Sisi menggulingkan Pemerintah demokrasi Mesir pimpinan Presiden Muhammad Mursi ,lalu Junta militer mengangkat Adly Mansour sebagai pejabat sementara sampai terbentuknya  pemerintahan baru yang mendapat kecaman dari masyarakat internasional.Para pengikut Presiden terguling Muhammad Mursi melancarkan aksi penolakannya diseluruh negara Mesir,namun aparat keamanan yang terkesan memihak kelompok oposisi liberalis sekuler itu menembakinya dengan kejam. Sejauh ini sudah ribuan mengalami luka-luka,serta puluhan lainnya tewas oleh aksi penembakan oleh militer Mesir.Dalam konteks inilah Amnesty internasional mengutuk berbagai kekejaman di Mesir saat ini,sebagimana diselaporkan oleh pemantau HAM dari Mesir Rabu 10 Juli 2013.Menurut laporan Amnesty Internasional mempunyai bukti terkait kebiadaban angkatan darat Mesir terhadap para pengunjuk rasa yang tidak bersenjata.Angkatan bersenjata Mesir menggunakan kenderaan lapis baja,dan senjata berat kainnya hanaya untuk menembaki warga sipil . Menurut Hassiba Hadj Sahrouni,Direktur Regional Amnesty Internasional dalam bentrokan dua hari saja di depan barak militer pasukan elite Mesir sejauh ini sudah 52 orang tewas .Ia melancutkan laporannya, bahwa  meskipun pihak militer mengklaim pihak demontran yang lebih dahulu menyerangnya namun di lapangan terbukti sebaliknya.Paraa aktifis Amnesty Internasional sudah mengunjungi berbagai rumah sakit di Cairo,Iskandariyah serta menemui beberapa saksi mata. Para aktifis Amnesty Internasional juga melihat berbagai korban tewas itu kebanyakannya   tertembak dibagian kepala dengan peluru yang mematikan,sehingga membuktikan bahwa angkatan bersenjata Mesir itu memang sudah tidak mematuhi prosedur yang ada.Kekejaman semacam itu tidak bisa ditolerir,karena perlu diusut tuntas berbagai kejahatan terhadap kemanusiaan yang dilakukan Junta Militer  terhadap warga sipil tidak bersenjata tersebut.Dalam konteks ini Junta Militer harus mempertanggung jawabkan segala kebiadabannya itu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H