Pukul 14.00 terlihat seorang pemuda berumur 16 tahun sedang duduk di taman sekolah. Pemuda itu duduk terdiam di bawah pohon yang rindang sambil mengingat-ingat kejadian ketika jam istirahat. Senyum manis muncul di bibirnya dan lalu tersipu malu mengingat kejadian tersebut. Tiba-tiba jantungnya pun berdegup kencang. Tangan kanannya mengepal. Siang ini pemuda itu memiliki misi khusus dan berharap misi itu berhasil seratus persen.
“Kamu kenapa senyum-senyum sendiri?” Seorang gadis membuyarkan lamunannya.
“Eh, Cindy. Ngagetin aja.” Jawab pemuda itu salah tingkah, “ngga ada apa-apa kok.”
Pemuda itu kembali terdiam terpaku beberapa detik melihat seorang gadis berdiri dihadapannya. Cantik, kulit putih, rambut panjang nan hitam, senyumnya menawan, dan yang bikin kecantikan itu semakin sempurna adalah lesung pipinya, manis sekali.
“Dit...Adit...” Gadis yang dipanggil Cindy itu melambai-lambaikan tangannya di depan wajah pemuda itu, “Hallooooo...”
Pemuda yang dipanggil Adit pun tersadar dan kembali salah tingkah.
“Ada apa nih minta ketemuan di sini pas pulang sekolah?” Jam istirahat tadi Adit mendatangi kelas Cindy dan mengajak Cindy untuk istirahat bareng di Kantin. Setelah selesai makan di Kantin, Adit pun meminta Cindy untuk bertemu lagi di taman sekolah ketika pulang sekolah nanti.
“Oh itu...Mmmmm...coba kamu duduk dulu deh di sini, biar ngga berdiri terus.” Cindy pun duduk di samping Adit yang lalu memalingkan wajahnya menghadap wajah Adit. Adit tersentak, jantungnya berdegup semakin kencang, kedua telapak tangannya mengepal karena basah, namun Ia berusaha menguasai diri dan melanjutkan kalimatnya.
“Aku ngga bisa basa-basi. Aku bilang kaya gini karena aku merasa kita udah lama deket dan aku pun merasa nyaman kalau deket sama kamu. Jadi, kamu mau ngga jadi pacar aku?” Adit mengakhiri kalimatnya sambil menolehkan wajahnya ke wajah Cindy. Kini mereka pun saling berhadapan dan saling memandang. Perasaan Adit sedikit lega karena misi untuk mengatakan cinta kepada Cindy terlaksana juga, sekarang tinggal menunggu jawaban dari Cindy.
Keadaan pun berbalik. Sekarang Cindy memalingkan wajahnya dan tunduk terdiam. Dalam benaknya Cindy mengingat-ingat hal-hal apa saja yang terjadi bersama Adit. Mereka sering jalan bareng, makan bareng di Kantin, Adit juga selalu membantunya ketika dia dalam keadaan susah, Adit selalu menghibur dirinya ketika lagi sedih, Adit juga sering melakukan hal-hal yang membuatnya kesal tetapi dibalik kekesalnya bukan membuat Cindy membencinya tetapi justru membuat dia semakin rindu padanya. Sekarang Adit mengatakan perasaa cintanya. Cindy pun memilah-milah perasaan apa yang dia rasakan kepada Adit.
“Cin...Cindy...” Adit melambai-lambaikan tangannya di depan wajah Cindy yang melamun, “kok malah ngelamun? Jadi gimana?”