Kota Bogor memiliki posisi geografis yang sangat strategis dan potensi pariwisata yang sangat prospektif. Dengan kemudahan akses pencapaian dari Ibukota Jakarta dan Ibukota propinsi (Bandung), Kota Bogor sangat potensial sebagai “counter magnet” atau magnetpemecah bagi kunjungan wisatawan ke Ibukota Jakarta dan bahkan bagi kunjungan wisatawan ke Bandung.
Suasana Kota Bogor, perpaduan pedesaan dan kota, kontras terlihat
Keberadaan Istana Presiden dan Kebun Raya yang memiliki ribuan koleksi tanaman tropis serta peninggalan situs peninggalan budaya sunda, serta potensi wisata alam dan olahraga membawa Kota Bogor ke depan sangat potensial dikembangkan sebagai pusat industri pariwisata di Jabodetabek. Potensi wisata yang bertebaran dengan minimnya fasilitas di Kabupaten Bogor membawa keuntungan tersendiri bagi Kota Bogor sebagai Kota Penginapan dan pusat pelayanan wisatawan yang datang ke wilayah Bogor dan sekitarnya. Dukungan pemerintah pusat dengan mendorong pertumbuhan infrastruktur transportasi jalan toll yang sangat gencar, jalur kereta api rel listrik double track dari Jakarta ke Bogor, serta rencana pembangunan mass rapid transit (MRT) Jakarta-Bogor niscaya akan membawa energi yang sangat positif untuk pertumbuhan ekonomi, khususnya bagi sektor pariwisata di Kota Bogor. Potensi ekonomi sektor pariwisata menjadi lebih dahsyat jika rencana percepatan pembangunan toll Bocimi (Bogor-Ciawi-Sukabumi) yang menghubungkan Bogor-Ciawi-Sukabumi terealisasi dalam waktu dekat. Beroperasinya toll Bocimi secara otomatis akan memperkuat peran Kota Bogor sebagai titik keluar masuk (inlet-outlet) bagi barang dan jasa dari Jabar ke Ibukota Jakarta, dan sekaligus menjadikan Kota Bogor sebagai pusat kegiatan dari wilayah-wilayah di sekitarnya. Potensi Pariwisata Kota Bogor [caption id="" align="aligncenter" width="396" caption="Puncak, Destinasi Wisata Bogor yang tiada duanya"]
Geliat industri pariwisata di Kota Bogor juga potensial membangkitkan Usaha kecil menengah (UKM) dan berpotensi menyerap ribuan tenaga kerja. Potensi wisatawan yang telah datang ke kota Bogor mendatangkan peluang bagi industri kuliner/makanan kecil khas Bogor dan membangkitkan industri souvenirs atau kerajinan lokal. Sebagai bahan perbandingan, ada baiknya Kota Bogor perlu belajar dari Kota Yogya yang memiliki kue khas Yogya yaitu Bakpia pathok atau Semarang yang memiliki kue khas Wingko babat, dimana mampu menyerap ribuan tenaga kerja. Sebagai contoh lain, Kota Bogor juga mungkin perlu menyerap pengalaman Bali dan Yogyakarta untuk melihat bagaimana industri souvenirs/kerajinan lokal dapat menyerap ribuan tenaga kerja. Untuk membangkitkan UKM di Kota Bogor tentu saja bukan persoalan mudah, namun dengan potensi jumlah wisatawan yang telah datang di Kota Bogor peluang tumbuhnya UKM yang bergerak di industri kuliner dan industri kerajinan terbuka sangat lebar. Untuk mendukung kemungkinan berkembangnya industri kuliner dan kerajinan lokal, perlu dijajaki studi tentang langkah-langkah penting yang dilakukan Pemda untuk mendukung tumbuhnya kedua industri tersebut. Secara kasat mata, problem mendasar yang diperlukan UKM pada umumya adalah masalah permodalan dan pemasaran. Untuk itu perlu dijajaki berbagai kemungkinan Pemda untuk mencarikan alternatif solusi permodalan dan pemasaran bagi UKM. Jika Anggaran Pendapatan dan belanja Daerah (APBD) kota Bogor tidak mungkin dibebani, opsi-opsi pembiayaan lain bagi UKM perlu dikembangkan, misalkan melakukan kerjasama dengan bank pemerintah, BUMN, swasta atau lembaga lainnya dengan dasar kerjasama saling menguntungkan. Dari sisi pemasaran, langkah jangka pendek yang dapat dijajaki antara lain mengeluarkan peraturan daerah agar pengusaha besar yang bergerak di sektor pariwisata, misalkan hotel, restoran, factory outlet dll menyediakan “ruang yang cukup” bagi pemasaran produk kuliner dan kerajinan yang dihasilkan UKM. Dalam jangka menengah dan panjang, bisa dikembangkan pilihan untuk mendirikan Museum budaya, Pasar Seni dan Pasar Kuliner bagi UKM. Sebagai tambahan, jika museum budaya dan pasar seni dapat terealisasi, niscaya juga akan menyerap lapangan kerja bagi para seniman dan budayawan di Kota Bogor. Sebagai penutup, dari narasi di atas dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan jumlah wisatawan yang datang ke Bogor cukup besar dan ke depan berpotensi terus meningkat, membawa perkembangan pada sektor pariwisata serta potensial menyerap tenaga kerja dan mendongkrak pertumbuhan ekonomi. Untuk memelihara potensi dan manfaat ekonomi, seluruh pihak yang terkait didalam pembangunan sektor pariwisata perlu bekerjasama untuk meningkatkan kinerja sektor ini. Dengan menimbang potensi ekonomi di sektor pariwisata ini, perlu disiapkan langkah-langkah strategis untuk membangun ekonomi Kota Bogor dengan Sektor Pariwisata sebagai sektor basis. Harapan akhir yang ingin dicapai dari pembangunan sektor pariwisata ini adalah kemakmuran dan tingkat kesejahteraan masyarakat Kota Bogor yang meningkat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H