Ilustrasi: Seorang Mahasiswa sedang menghabiskan waktunya dengan bermain game
Perlahan nampaknya dunia nyata akan tergantikan dengan dunia maya, bagaimana tidak, semakin mudah dan murah untuk mendapatkan layanan dan fasilitas teknologi, menjaikan orang saat ini larut dengan keasikan-keasikan tersendiri dengan dunia mayanya.
Contoh saja, Arifin, salahsatu mahasiswa STMIK Bidakara jakarta mengaku, setiap hari ia mampu menghabiskan waktunya untuk bermain di laptopnya lebih dari 9 jam, apalagi ia mengaku jika hari libur dan senggang bahkan ia mampu menghabiskan waktunya hingga 12 jam. Aktivitasnya pun beragam, mulai dari streeming video di youtube, bermain game online dan hanya sekedar download file atau chatting dengan kawan-kawan sesama dunia maya. Sosiolog, Rofiah Sidik., S.Sos., MS.i menuturkan gejala demam teknologi demikian saat ini memang marak terjadi, salah satu faktor yang mempengaruhinya adalah, mudah dan murahnya mendapatkan fasilitas teknologi, hingga siapapun saat ini bisa memilikinya. Demam teknologi paling besar, dialami kalangan usia kakak-kanak hingga Remaja, mengapa menggunakan gadget bisa menimbulkan effek ketagihan, Hal ini terjadi karena saat kita menggunakan dan menatap layar gadget,maka tubuh akan mengeluarkan hormon dopamine yang menimbulkan rasa nyaman dan ketagihan/kecanduan. Teori ini dikemukakan oleh Dr. Sigman dalam konferensi Royal College of Paediatrics and Child Health (RCPCH) di Glasgow, dengan melihat anak-anak usia 11 tahun yang menghabiskan 6 jam sehari berinteraksi dengan 5 layar gadget berbeda seperti TV,komputer, smartphone, tablet, maupun PSP. rofiah menuturkan, efek buruk dari terlalu berlebihannya menggunakan fasilitas teknologi seperti peralatan diatas, setidaknya antara lain:
- Kondisi fisik menurun, hal ini sering dialami karena meraka sering lupa menjaga kondisi tubuhnya saat sedang asyik memainkan game online, chatting, dll. Sebagian pecandu teknologi seperti gammer membiarkannya, kita lihat saja banyak gamer yang berjam-jam didepan komputer akhirnya ditemukan tewas karena kondidi fisik yang lemah (kecapekan).
- Orang yang berlebihan dengan fasilitas gadgetnya cenderung anti sosial, tidak memperhatikan kondisi disekitarnya. Mereka hanya sering terlihat berhadapan didepan komputer/laptop dibandingkan bergaul dengan sekitarnya.
- Menurunnya konsentrasi, sebagian penggila teknologi yang overdose akan terlihat tidak berkonsentrasi pada mata pelajaran tertentu di sekolah. Dalam ingatan mereka hanyalah game, chatting, download, streamming, dll.
- Cenderung autis dan tidak bisa jauh dari gadgetnya serta tidak mengenal tempatnya. Dimanapun mereka bisa memainkannya mereka akan bermain, itulah dampak yang dialami sebagian penggila teknologi yang overdose.
- Mereka akan menggunakan banyak biaya untyk hal itu. Alasannya mungkin bisa dilogika sendiri (biaya kuota modem, biaya untuk item spesial di games itu, dll).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H