Mohon tunggu...
Nurdiansyah Rachman
Nurdiansyah Rachman Mohon Tunggu... -

Direktur Indonesian Crisis Center dan Ketua Kotanimura\r\n "Dijalan ini tiada tempat untuk berhenti.Sikap yang lamban berarti mati.Meereka yang bergerak merekalah yang di depan.Diam sejenakpun akan tergilas" \r\n\r\n"Sekali berarti,setelah itu mati"\r\n\r\n"Semurni-murni tauhid,setinggi-tinggi ilmu,sepandai-pandai siasah"\r\n\r\n"Buah esok hari ada dalam benih hari ini.Hasil esok hari ada dalam pikiran hari ini. Kita hari ini adalah kenyataan pikiran di masa lampau" \r\n\r\nRevolusi Harga Mati

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Surat Buat Presiden RI

5 September 2013   12:27 Diperbarui: 24 Juni 2015   08:19 327
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dengan segenap kerendahan hati dan belajar menaamkan nurani,saya Nurdiansyah Rchman salah satu rakyat jember Jawa Timur tentu saja masih dalam ruang lingkup Pemerintahan Republik Indonesia. Artinya saya di depan hukum memiliki hak yang sama sperti sekitar 250juta rakyat Indonesia lainnya. Saya juga meyakini bahwa dalam diri ini melekat hak bicara senyampang berssifat konstruktif,kreatif ,solutif  dan tidak menimbulkan fitnah. Apa yang akan saya sampaikan dalam surat ini pada dasarnya lahir dari sebuah kesadaran diri pribadi tanpa berpihak atau di pengaruhi oleh siapapun. Nurani saya terus memberontak dan gelisah,ketika mendengar bahwa Pemerintah telah menerbitkan ijin ekploitasi tambang pasir besi di Paseban,Kec.Kencong, Kab.Jember pada PT Agtika Dwi Sejatera. Isu soal tambang ini sudah saya dengar sejak th 2008 dan telah terjadi konflik sosial.Pada th 2013 saat ini isu kembali merebak serta merta saya ikuti perkembangan demi perrkembangan melalui media cetak dan elektronik. Dari media saya mendapatkan informasi bahwa terbitnya ijin tambang pasir besi di Jember menimbulkan sikap pro-kontra antara investor dengan rakyat. Aksi penolakan dari rakyat mengalir kuat sementara nafsu investor untuk segera bisa mejalankan tambang tersebut juga tidak kalah dahsyatnya. Mau tidak mau konflikpun tidak dapat di hindari arus penolakan merapatkan barisan. Pengamanan pihak investorpun membuat benteng-benteng tangguh. Presiden Republik Indonesia yang saya hormati,dalam kesempatan ini saya ingin menyampaikan aspirasi secara pribadi dan atas nama rakyat,bahwa jika tambang pasir besi di paseban terus di paksakan maka bukan tidak mungkin akan terjadi benturan antara investor beserta kekuatannya dengan rakyat hal ini jelas akan menimbulkan kerawanan sosial. Nurani saya pribadi tidak rela jika harus mengorbakan rakyat akibat sikap tidak bijak. Selain itu saya ingin menyampaikan betapa sudah banyak contoh dampak bencana alam akibat proses perrtambangan. Pada kesempatan ini saya juga memohon pada Presiden RI agar terbitnya surat ijin tambang di Paseban,Kec.Kencong,Kab.Jember untuk di cabut kembali,hal ini demi kenyamanan bersama.Demikian urat ini saya buat dengan sadar dan tidak ada pengaruh dari pihak manapun . Semoga bisa menjadikan pertimbangan.

Penulis:Nurdiansyah R

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun