Mohon tunggu...
Nurdian
Nurdian Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis Bebas
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mohon maaf jika banyak kekurangan, Saya hanya seorang pemula. Semoga dimaklumi.

Selanjutnya

Tutup

Nature

Selasa, 6 Juni 2023, Kualitas Udara di Jakarta Terburuk Ketiga di Dunia

7 Juni 2023   19:48 Diperbarui: 7 Juni 2023   20:11 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada Selasa (6/6/2023) pukul 09.40 WIB, Jakarta harus menghadapi fakta yang mengkhawatirkan. Kualitas udara di ibu kota Indonesia tersebut tercatat sebagai yang terburuk ketiga di dunia. Menurut laporan yang dirilis oleh IQAir, peringkat ini ditempati setelah Johannesburg, Afrika Selatan, dan Doha, Qatar.

Indeks kualitas udara di Jakarta mencapai angka 152, dengan polutan utama yang dominan adalah PM 2,5. Konsentrasi PM 2,5 ini tercatat sebesar 57 g/m3 (mikrogram per meter kubik). Standar kualitas udara yang dianggap ideal oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) adalah memiliki konsentrasi PM 2,5 antara 0 hingga 5 mikrogram per meter kubik.

Data yang dikutip dari IQAir menunjukkan bahwa konsentrasi PM 2,5 di Jakarta saat ini mencapai 11,4 kali lipat dari nilai panduan kualitas udara tahunan WHO. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi udara di Jakarta sangat tidak sehat dan berpotensi membahayakan kesehatan penduduknya.

Dalam menghadapi situasi ini, IQAir memberikan beberapa saran kepada warga Jakarta. Pertama, saat beraktivitas di luar ruangan, disarankan untuk menggunakan masker sebagai langkah perlindungan diri. Masker dapat membantu mengurangi paparan polutan dan partikel berbahaya yang terdapat di udara.

Kedua, untuk aktivitas di dalam ruangan, sebaiknya menghidupkan alat penyaring udara (air purifier) dan menutup jendela. Air purifier dapat membantu membersihkan udara di dalam ruangan dari partikel-partikel berbahaya yang dapat masuk melalui sirkulasi udara.

Selain itu, kondisi cuaca di Jakarta saat ini juga perlu diperhatikan. Suhu udara mencapai 27 derajat Celsius dengan kondisi berkabut. Kelembapan udara mencapai 94 persen, sementara kecepatan angin mencapai 9,3 km/jam. Tekanan udara berada di angka 1.009 mbar (millibar).

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta, Asep Kuswanto, menjelaskan bahwa berdasarkan kajian yang dilakukan oleh Dinas Lingkungan Hidup dan Vital Strategies, sektor transportasi merupakan kontributor terbesar dalam penghasilan polutan PM 2,5. Sekitar 67 persen polutan PM 2,5 berasal dari sektor transportasi.

Hal ini menunjukkan perlunya langkah-langkah konkret untuk mengurangi polusi udara di Jakarta, terutama yang berasal dari sektor transportasi. Upaya peningkatan transportasi publik, promosi kendaraan ramah lingkungan, dan pengurangan emisi kendaraan bermotor menjadi beberapa langkah yang perlu diambil untuk menjaga kualitas udara yang lebih baik di ibu kota Indonesia.

Kualitas udara yang buruk dapat berdampak serius terhadap kesehatan masyarakat, terutama pada sistem pernapasan. Gangguan pernapasan, alergi, dan penyakit pernapasan kronis dapat meningkat akibat paparan polusi udara yang tinggi. Oleh karena itu, kesadaran dan tindakan bersama untuk menjaga dan memperbaiki kualitas udara menjadi sangat penting dalam menjaga kesehatan dan kualitas hidup penduduk Jakarta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun